Budidaya Tanaman Buah Jeruk

Budidaya Tanaman Buah Jeruk - Hallo sahabat elpasodemisdias, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Budidaya Tanaman Buah Jeruk, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Budidaya Tanaman Buah-Buahan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Budidaya Tanaman Buah Jeruk
link : Budidaya Tanaman Buah Jeruk

Baca juga


Budidaya Tanaman Buah Jeruk

Jeruk
( Citrus sp. )

I. UMUM
1.1. Sejarah Singkat
Tanaman jeruk ialah tumbuhan buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia ialah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk bagus dan keprok dari Amerika dan Itali.

1.2. Sentra Penanaman
Sentra jeruk di Indonesia tersebar meliputi: Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu (Jawa Timur), Tejakula (Bali), Selayar (Sulawesi Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat) dan Medan (Sumatera Utara). Karena adanya serangan virus CVPD (Citrus Vein Phloen Degeneration), beberapa pusat penanaman mengalami penurunan produksi yang diperparah lagi oleh sistem monopoli tata niaga jeruk yang ketika ini tidak berlaku lagi.

1.3. Jenis Tanaman
Klasifikasi botani tumbuhan jeruk ialah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp.

Jenis jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia ialah jeruk Keprok (Citrus reticulata/nobilis L.), jeruk Siem (C. microcarpa L. dan C.sinensis. L) yang terdiri atas Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, jeruk bagus (C. auranticum L. dan C.sinensis L.), jeruk sitrun/lemon (C. medica), jeruk besar (C.maxima Herr.) yang terdiri atas jeruk Nambangan-Madium dan Bali. Jeruk untuk bumbu kuliner yang terdiri atas jeruk nipis (C. aurantifolia), jeruk Purut (C. hystrix) dan jeruk sambal (C. hystix ABC).
Jeruk varietas introduksi yang banyak ditanam ialah varitas Lemon dan Grapefruit. Sedangkan varitas lokal ialah jeruk siem, jeruk baby, keprok medan, bali, nipis dan purut.

1.4. Manfaat Tanaman
a. Manfaat tumbuhan jeruk sebagai kuliner buah segar atau kuliner olahan, dimana kandungan vitamin C yang tinggi.
b. Di Beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk digunakan untuk menciptakan minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk adonan kue.
c. Beberapa jenis jeruk menyerupai jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas, pereda nyeri susukan napas belahan atas dan penyembuh radang mata.

II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
a. Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah. Untuk tempat yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tumbuhan penahan angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.
b. Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan berair (musim hujan). Bulan berair ini diharapkan untuk perkembangan bunga dan buah supaya tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tumbuhan ini sangat memerlukan air yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus.
c. Temperatur optimal antara 25-30 derajat C namun ada yang masih sanggup tumbuh normal pada 38 derajat C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20 derajat C.
d. Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari.
e. Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tumbuhan ini sekitar 70-80%.

2.2. Media Tanam
a. Tanah yang baik ialah lempung hingga lempung berpasir dengan fraksi liat 7-27%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.
b. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk.
c. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk ialah 5,5-6,5 dengan pH optimum 6.
d. Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150-200 cm di bawah permukaan tanah. Pada demam isu kemarau 150 cm dan pada demam isu hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%. e. Tanaman jeruk sanggup tumbuh dengan baik di tempat yang mempunyai kemiringan sekitar 300.

2.3. Ketinggian
Tempat Tinggi tempat dimana jeruk sanggup dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah hingga tinggi tergantung pada spesies:
1. Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1-900 m dpl.
2. Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl.
3. Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300-800 m dpl.
4. Jenis Siem: 1-700 m dpl.
5. Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1-700 m dpl.
6. Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl.
7. Jenis Purut: 1-400 m dpl.

 III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Persyaratan Bibit
Bibit jeruk yang biasa ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif berupa penyambungan tunas pucuk. Bibit yang baik ialah yang bebas penyakit, menyerupai dengan induknya (true to type), subur, berdiameter batang 2-3 cm, permukaan batang halus, akar serabut banyak, akar tunggang berukuran sedang dan mempunyai sertifikasi penangkaran bibit.

3.1.2. Penyiapan Bibit
Bibit yang biasa digunakan untuk budidaya jeruk didapatkan dengan cara generatif dan vegetatif.

 3.1.3. Teknik Penyemaian Bibit
 a. Cara generatif
Biji diambil dari buah dengan cara memeras buah yang telah dipotong. Biji dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya hilang. Areal persemaian mempunyai tanah yang subur. Tanah diolah sedalam 30-4- cm dan dibentuk petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk sangkar 1 kg/m2. Biji ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan pribadi disiram. Setelah tanam, persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm sesudah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag ialah adonan pupuk sangkar dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1:1:1). 

b. Cara Vegetatif
Metode yang lazim dilakukan ialah penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel. Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah (onderstam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran berpengaruh dan luas, daya pembiasaan lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, amis akar dan nematoda. Varietas batang bawah yang biasa digunakan oleh penangkar ialah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange.

 3.2. Pengolahan Media Tanam
Tanaman jeruk ditanam di tegalan tanah sawah/di lahan berlereng. Jika ditanam di suatu bukit perlu dibentuk sengkedan/teras. Lahan yang akan ditamani dibersihkan dari tumbuhan lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam bervariasi untuk setiap jenis jeruk sanggup dilihat pada data berikut ini:
a) Keprok dan Siem : jarak tanam 5 x 5 m
b) Manis : jarak tanam 7 x 7 m
c) Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m
d) Nipis : jarak tanam 4 x 4 m
e) Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m
f) Besar : jarak tanam (10-12) x (10-12) m
Lubang tanam hanya dibentuk pada tanah yang belum diolah dan dibentuk 2 ahad sebelum tanah. Tanah belahan dalam dipisahkan dengan tanah dari lapisan atas tanah (25 cm). Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 20 kg pupuk kandang. Setelah penanaman tanah dikembalikan lagi ke tempat asalnya. Bedengan (guludan) berukuran 1 x 1 x 1 m hanya dibentuk jikalau jeruk ditanam di tanah sawah.

3.3. Teknik Penanaman
Bibit jeruk sanggup ditanam pada demam isu hujan atau demam isu kemarau jikalau tersedia air untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal demam isu hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan:
a) Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan.
b) Pengurangan akar.
c) Pengaturan posisi akar supaya jangan ada yang terlipat.
Setelah bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa supaya tidak menyentuh batang untuk menghindari kebusukan batang. Sebelum tumbuhan berproduksi dan tajuknya saling menaungi, sanggup ditanam tumbuhan sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tumbuhan sela diganti oleh rumput/tanaman legum epilog tanah yang sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tumbuhan jeruk.

3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman
Dilakukan pada tumbuhan yang tidak tumbuh.

3.4.2. Penyiangan
Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada ketika pemupukan juga dilakukan penyiangan.

3.4.3. Pembubunan
Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar perakaran yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jikalau pangkal akar sudah mulai terlihat.

3.4.4. Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yang sakit, kering dan tidak produktif/tidak diinginkan. Dari tunas-tunas awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang mempunyai 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting yang sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.

3.4.5. Pemupukan
Pemberian jenis pupuk dan takaran (gram/tanaman) sesudah penanaman ialah sebagai berikut:
a) 1 bulan: Urea=100; ZA=200; TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; P.kandang=20 kg/tan.
b) 2 bulan: Urea=200; ZA=400; TSP=50; ZK=200; Dolomit=40; P.kandang=40 kg/tan.
c) 3 bulan: Urea=300; ZA=600; TSP=75; ZK=300; Dolomit=60; P.kandang=60 kg/tan.
d) 4 bulan: Urea=400; ZA=800; TSP=100; ZK=400; Dolomit=80; P.kandang=80 kg/tan.
e) 5 bulan: Urea=500; ZA=1000; TSP=125; ZK=500; Dolomit=100; P.kandang=100 kg/tan.
f) 6 bulan: Urea=600; ZA=1200; TSP=150; ZK=600; Dolomit=120; P.kandang=120 kg/tan.
g) 7 bulan: Urea=700; ZA=1400; TSP=175; ZK=700; Dolomit=140; P.kandang=140 kg/tan.;
h) 8 bulan: Urea=800; ZA=1600; TSP=200; ZK=800; Dolomit=160; P.kandang=160 kg/tan.
i) >8 bulan: Urea >1000; ZA=2000; TSP=200; ZK=800; Dolomit=200; P.kandang=200 kg/tan.

3.4.6. Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman jangan menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada demam isu kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tumbuhan digemburkan dan ditutup mulsa.

3.4.7. Penjarangan Buah
Pada tahun di mana pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya pohon bisa mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas buah terjaga. Buah yang dibuang mencakup buah yang sakit, yang tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama terdapat dan sisakan hanya 2-3 buah.

3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
a. Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Bagian yang diserang ialah tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala: tunas keriting, tumbuhan mati. Pengendalian: menggunakan insektisida materi aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan menjelang dan ketika bertunas, Selain itu buang belahan yang terserang.

b. Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian yang diserang ialah tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan membekas hingga daun dewasa. Pengendalian: menggunakan insektisida dengan materi aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion 50 EC).

c. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
Bagian yang diserang ialah daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan insektisida dengan materi aktif Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP)< Diazinon (Basazinon 45/30 EC). Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.

d. Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Bagian yang diserang ialah tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperak-perakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Pengendalian: semprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran), Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP).

e. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Bagian yang diserang ialah buah. Gejala: lubang yang mengeluarkan getah. Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida Methomyl (Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) yang disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.

f. Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Bagian yang diserang Helopeltis antonii. Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terperinci pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis. Pengendalian: semprotkan insektisida Fenitrotionmothion (Sumicidine 50 EC), Fenithion (Lebaycid), Metamidofos (Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP).

g. Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.)
Bagian yang diserang ialah kuncup bunga jeruk bagus atau jeruk bes. Gejala: bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga gampang rontok, buah muda gugur sebelum tua. Pengendalian: gunakan insektisida dengan materi aktif Methomyl (Lannate 25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian buang belahan yang diserang.

h. Thrips (Scirtotfrips citri.)
Bagian yang diserang ialah tangkai dan daun muda. Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan adakala disertai nekrotis. Pengendalian: menjaga supaya tajuk tumbuhan tidak terlalu rapat dan sinar matahari measuk ke belahan tajuk, hindari menggunakan mulsa jerami. Kemudian gunakan insektisida berbahan aktif Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite (Omite) pada masa bertunas.

i. Kutu dompolon (Planococcus citri.)
Bagian yang diserang ialah tangkai buah. Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur. Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos (Fostathion 40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian cegah datangnya semut yang sanggup memindahkan kutu.

j. Lalat buah (Dacus sp.)
Bagian yang diserang ialah buah yang hampir masak. Gejala: lubang kecil di belahan tengah, buah gugur, belatung kecil di belahan dalam buah. Pengendalian: gunakan insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC) dicampur dengan Feromon Methyl-Eugenol atau protein Hydrolisate.

k. Kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.)
Bagian yang diserang daun, buah dan tangkai. Gejala: daun berwarna kuning, bercak khlorotis dan gugur daun. Pada tanda-tanda serangan berat terlihat ranting dan cabang kering dan kulit retak buah gugur. Pengendalian: gunakan pestisida Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon 45/30 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Dichlorophos (Nogos 50 EC), Methidhation (Supracide 40 EC).

l. Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes.)
Bagian yang diserang ialah daun bau tanah pada ranting atau dahan belahan bawah. Gejala: daun gugur, ranting muda adakala mati. Pengendalian: perbaiki sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian gunakan insektisida Carbaryl (Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).

3.5.2. Penyakit
a. CVPD
Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye. Pengendalian: gunakan tumbuhan sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terjangkit CVPD. Gunakan insektisida untuk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yang baik.

b. Tristeza
Penyebab: virus Citrus tristeza dengan vektor Toxoptera. Bagian yang diserang jeruk manis, nipis, besar dan batang bawah jeruk Japanese citroen. Gejala: lekuk batang , daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat. Pengendalian: perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tumbuhan yang terserang, kemudian kendalikan vektor dengan insektisida Supracide atau Cascade.

c. Woody gall (Vein Enation)
Penyebab: virus Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii. Bagian yang diserang: Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon dan Sour Orange. Gejala: Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di permukaan daun. Pengendalian: gunaan mata tempel bebas virus dan perhatikan sanitasi lingkungan.

d. Blendok
Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian yang diserang ialah batang atau cabang. Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas. Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun.

e. Embun tepung
Penyebab: jamur Odidium tingitanium. Bagian yang diserang ialah daun dan tangkai muda. Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda. Pengendalian: gunakan fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot 25 EC).

f. Kudis
Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian yang diserang ialah daun, tangkai atau buah. Gejala: bercak kecil jernih yang berkembang menjadi gabus berwarna kuning atau oranye. Pengendalian: pemangkasan teratur. Kemudian gunakan Fungisida Dithiocarbamate /Benomyl (Benlate).

g. Busuk buah
Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian yang diserang ialah buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah dan pemangkasan belahan bawah pohon.

h. Busuk akar dan pangkal batang
Penyebab: jamur Phyrophthoranicotianae. Bagian yang diserang ialah akar dan pangkal batang serta daun di belahan ujung dahan berwarna kuning. Gejala: tunas tidak segar, tumbuhan kering. Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah.

i. Buah gugur prematur
Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang diserang: buah dan bunga Gejala: dua-empat ahad sebelum panen buah gugur. Pengendalian: Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol.

j. Jamur upas
Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian yang diserang ialah batang. Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas. Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida carbolineum. Kemudian potong cabang yang terinfeksi.

k. Kanker
Penyebab: basil Xanthomonas campestris Cv. Citri. Bagian yang diserang ialah daun, tangkai, buah. Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka membesar dan tampak menyerupai gabus pecah dengan diameter 3-5 mm. Pengendalian: Fungisida Cu menyerupai Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain itu untuk mencegah serangan ulat peliang daun ialah dengan mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam.

3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen
Buah jeruk dipanen pada ketika masak optimal, biasanya berumur antara 28-36 minggu, tergantung jenis/varietasnya.

3.6.2. Cara Panen
Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas.

3.6.3. Perkiraan Produksi
Rata-rata tiap pohon sanggup menghasilkan 300-400 buah per tahun, adakala hingga 500 buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1 ton/ha masih di bawah produksi di negara subtropis yang sanggup mencapai 40 ton/ha.

3.7. Pascapanen
3.7.1. Pengumpulan
Di kebun, buah dikumpulkan di tempat yang teduh dan bersih. Pisahkan buah yang mutunya rendah, memar dan buang buah yang rusak. Sortasi dilakukan menurut diameter dan berat buah yang biasanya terdiri atas 4 kelas. Kelas A ialah buah dengan diameter dan berat terbesar sedangkan kelas D mempunyai diameter dan berat terkecil.

3.7.2. Penyortiran dan Penggolongan
Setelah buah dipetik dan dikumpulkan, selanjutnya buah disortasi/dipisahkan dari buah yang busuk. Kemudian buah jeruk digolongkan sesuai dengan ukuran dan jenisnya.

3.7.3. Penyimpanan
Untuk menyimpan buah jeruk, gunakan tempat yang sehat dan higienis dengan temperatur ruangan 8-10 derajat C.

3.7.4. Pengemasan
Sebelum pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang bambu/kayu tebal yang tidak terlalu berat untuk kebutuhan lokal dan kardus untuk ekspor. Pengepakan jangan terlalu padat supaya buah tidak rusak. Buah disusun sedemikian rupa sehingga di antara buah jeruk ada ruang udara bebas tetapi buah tidak sanggup bergerak. Wadah untuk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg.

IV. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
4.1. Analisis Usaha Budidaya
Analisis budidaya jeruk bagus (Jaffa) skala 1 hektar selama masa tanam 6 tahun di tempat Batu (Malang) tahun 1999.

  1. Biaya produksi
    1. Sewa lahan 15 tahun @ Rp. 1.000.000,-
    2. Bibit 400 tumbuhan @ Rp. 2.500,-
    3. Pupuk kandang
      - Tahun ke-1, 67 m3 @ Rp. 15.000,-
      - Tahun ke-2, 83 m3 @ Rp. 15.000,-
      - Tahun ke-3, 100 m3 @ Rp. 15.000,-
      - Tahun ke-4, 125 m3 @ Rp. 15.000,-
      - Tahun ke-5, 150 m3 @ Rp. 15.000,-
      - Tahun ke-6, 175 m3 @ Rp. 15.000,-
    4. Pupuk Urea
      - Tahun ke-1, 80 kg @ Rp. 1.410,-
      - Tahun ke-2, 100 kg @ Rp. 1.410,-
      - Tahun ke-3, 145 kg @ Rp. 1.410,-
      - Tahun ke-4, 152 kg @ Rp. 1.410,-
      - Tahun ke-5, 222 kg @ Rp. 1.410,-
      - Tahun ke-6, 333 kg @ Rp. 1.410,-
    5. Pupuk SP 36
      - Tahun ke-1, 65 kg @ Rp. 2.055,-
      - Tahun ke-2, 85 kg @ Rp. 2.055,-
      - Tahun ke-3, 100 kg @ Rp. 2.055,-
      - Tahun ke-4, 100 kg @ Rp. 2.055,-
      - Tahun ke-5, 111 kg @ Rp. 2.055,-
      - Tahun ke-6, 166 kg @ Rp. 2.055,-
    6. Pupuk ZK
      - Tahun ke-1, 26 kg @ Rp. 2.550,-
      - Tahun ke-2, 50 kg @ Rp. 2.550,-
      - Tahun ke-3, 73 kg @ Rp. 2.550,-
      - Tahun ke-4, 152 kg @ Rp. 2.550,-
      - Tahun ke-5, 333 kg @ Rp. 2.550,-
      - Tahun ke-6, 500 kg @ Rp. 2.550,-
    7. Pupuk Daun
      - Tahun ke-1, 3 liter @ Rp. 54.000,-
      - Tahun ke-2, 6 liter @ Rp. 54.000,-
      - Tahun ke-3, 8 liter @ Rp. 54.000,-
      - Tahun ke-4, 10 liter @ Rp. 54.000,-
      - Tahun ke-5, 10 liter @ Rp. 54.000,-
      - Tahun ke-6, 10 liter @ Rp. 54.000,-
    8. Obat dan Pestisida (Antracol, Karathane,Nimrod, Dimecron, dll)
      - Tahun ke-1
      - Tahun ke-2
      - Tahun ke-3
      - Tahun ke-4
      - Tahun ke-5
      - Tahun ke-6
    9. Peralatan
      - Cangkul 20 buah @ Rp. 15.000,-
      - Sprayer 3 buah @ Rp. 300.000,-
      - Guntingb Pangkas 5 buah @ Rp. 50.000,-
    10. Tenaga kerja :
      - Tenaga tetap 1 orang Rp. 960.000,-/tahun
      - Pengolahan lahan
         Tahun ke-1 15 Hok @ Rp. 5.000,-
         Tahun ke-2 s/d ke-6, 40 HOK @ Rp. 200.000/tahun
      - Buat lubang tanam 70 HOK @ Rp. 5.000,-
      - Penanaman 30 HOK @ Rp. 5.000,-
      - Penyiangan 20 HOK/thn @ Rp. 100.000/tahun
      - Pemupukan
         Tahun ke-1 dan ke-2, 30 HOK @ Rp. 150.000,-/thn
         Tahun ke-3 40 HOK @ Rp. 5.000,-
         Tahun ke-4, 50 HOK @ Rp. 5.000,-
         Tahun ke 5, 65 HOK @ Rp. 5.000,-
         Tahun ke-6, 75 HOK @ Rp. 5.000,-
      - Pengendalaian HPT
         Tahun ke-1, 24 HOK @ Rp. 5.000,-
         Tahun ke-2, 36 HOK @ Rp. 5.000,-
         Tahun ke-3, 48 HOK @ Rp. 5.000,-
      - Penyemprotan Hama
         Tahun Ke-1, 50 Hok @ Rp. 5.000,-
         Tahun ke-2, 65 HOK @ Rp. 5.000,-
         Tahun ke-3, 60 HOK @ Rp. 5.000,-
      - Penyemprotan penyakit
         Tahun ke-1, 20 HOK @ Rp. 5.000,-
         Tahun ke-2, 30 HOK @ Rp. 5.000,-
         Tahun ke-3, 30 HOK @ Rp. 5.000,-
      - Penyabutan batang
         Tahun ke-2, 16 HOK @ Rp. 5.000,-
         Tahun ke-3, 20 HOK @ Rp. 5.000,-
         Tahun ke-4, 30 HOK @ Rp. 5.000,-
         Tahun ke-5, 50 HOK @ Rp. 5.000,-
         Tahun ke-6, 50 HOK @ Rp. 5.000,-
      - Pengairan
         Tahun ke-1, 2, 3, 30 HOK/tahun @ Rp. 150.000,-/thn
         Tahun ke-4, 5, 6, 40 HOK @ Rp. 200.000,-/tahun
      - Pemangkasan
         Tahun ke-2, 22 HOK @ Rp. 5.000,-
         Tahun ke-3, 30 HOK @ Rp. 5.000,-
         Tahun ke-4, 50 HOK @ Rp. 5.000,-
         Tahun ke-5, 60 HOK @ Rp. 5.000,-
         Tahun ke-6, 60 HOK @ Rp. 5.000,-
      Jumlah biaya produksi selama 6 tahun
  2. Pendapatan (mulai produksi tahun ke-3)
    1. Tahun ke-3, 1.665 kg @ Rp. 5.000,-/kg
    2. Tahun ke-4, 4.995kg @ Rp. 5.000,-/kg
    3. Tahun ke-5, 9.990 kg @ Rp. 5.000,-/kg
    4. Tahun ke-6, 19.960 kg @ Rp. 5.000,-/kg
      Jumlah pendapatan
  3. Keuntungan dalam 6 tahun
    Keuntungan rata-rata per tahun
  4. Parameter kelayakan perjuangan
    1. B/C ratio

Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.

Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.

15.000.000,-
100.000,-

1.005.000,-
1.245.000,-
1.500.000,-
1.875.000,-
2.250.000,-
2.625.000,-

112.800,-
141.000,-
204.450,-
214.320,-
313.020,-
469.530,-

133.575,-
174.675,-
205.500,-
205.500,-
228.105,-
341.130,-

66.300,-
127.500,-
186.150,-
387.600,-
849.150,-
1.275.000,-

162.000,-
324.000,-
432.000,-
540.000,-
540.000,-
540.000,-

3.000.000,-
4.400.000,-
4.840.000,-
5.668.000,-
8.400.000,-
11.104.000,-

300.000,-
900.000,-
250.000,-

5.760.000,-

75.000,-
1.000.000,-
350.000,-
150.000,-
600.000,-

300.000,-
200.000,-
250.000,-
325.000,-
375.000,-

120.000,-
180.000,-
240.000,-

250.000,-
325.000,-
300.000,-

100.000,-
150.000,-
150.000,-

80.000,-
100.000,-
150.000,-
250.000,-
250.000,-

450.000,-
600.000,-

110.000,-
150.000,-
250.000,-
300.000,-
300.000,-
86.825.305,-

8.325.000,-
24.975.000,-
49.950.000,-
99.800.000,-
183.050.000,-
96.224.695,-
16.037449,17,-

= 2,1
Catatan: Dalam budidaya jeruk bagus (Jaffa), tumbuhan mulai berproduksi pada tahun ke 3 dan laba mulai didapat mulai tahun ke-4.

4.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Di luar negeri jeruk merupakan komoditi buah-buahan yang sangat penting dengan nilai ekonomi tinggi. Tendensi ajakan buah-buah internasional termasuk jeruk akan meningkat, selain itu diperkiraan ajakan pasar dalam negeri akan meningkat sebesar 10 % per tahun.

Konsumsi jeruk di Indonesia hanya 2,7 kg/orang/tahun, masih jauh dari konsumsi ideal sebesar 6,4 kg/orang/tahun. Dengan konsumsi ideal, diharapkan 1,3 juta ton jeruk/tahun, padahal produksi jeruk di tahun 1996 hanya 793.810 ton/tahun yang ketika ini tidak bergerak banyak. Untuk itu masih diharapkan penambahan 50.129 ha kebun jeruk.

Prospek agribisnis jeruk di Indonesia semakin baik alasannya ialah lahan pertanian untuk buah-buahan mencakup areal jutaan hektar dan potensi peningkatan produksi jeruk juga tinggi alasannya ialah selama ini kebun jeruk umumnya diusahakan secara tradisional. Selain itu, jeruk merupakan komoditas buah-buahan yang harganya relatif stabil.

V. STANDAR PRODUKSI
5.1. Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan teladan dan cara pengemasan.

5.2. Diskripsi
Jeruk keprok ialah buah dari tumbuhan jeruk keprok (Citrus reticulata LOUR) yang berkulit gampang dikupas, dalam keadaan cukup tua, utuh segar dan bersih.

5.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Jeruk keprok digolongkan dalam 4 (empat) ukuran yaitu kelas A, B, C dan D, menurut berat tiap buah, yang masing-masing digolongkan dalam 2 (dua) jenis mutu, yaitu Mutu I dan Mutu II.
Kelas A: diameter = 7,1 cm atau = 151 gram/buah.
Kelas B: diameter 6,1-7,0 cm atau 101-150 gram/buah
Kelas C: diameter 5,1-6,0 cm atau 51-100 gram/buah
Kelas D: diameter 4,0-5,0 cm atau = 50 gram/buah

Adapun syarat mutu buah jeruk keprok ialah sebagai berikut :
a) Keasamaan sifat varietas: Seragam, cara uji organoleptik
b) Tingkat ketuaan: Tua, tidak terlalu matang, cara uji organoleptik
c) Kekerasan: Cukup keras, cara uji organoleptik
d) Ukuran: Kurang seragam, cara uji SP-SMP-309-1981
e) Kerusakan, % (jml/jml): maks 5-10, cara uji SP-SMP-310-1981
f) Kotoran: bebas, bebas, cara uji organoleptik
g) Busuk % (jml/jml): maks.1-2, cara uji SP-SMP-311-1981

5.4. Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan menyerupai terlihat di bawah ini. Dari setiap kemasan diambil teladan sebanyak 20 buah dari belahan atas, tengah dan bawah. Contoh tersebut diacak bertingkat (startified random sampling) hingga diperoleh minimum 20 buah untuk dianalisis.
a. Jumlah kemasan dalam partai (lot) hingga dengan 100, teladan yang diambil 5.
b. Jumlah kemasan dalam partai (lot)101 hingga dengan 300, teladan yang diambil 7.
c. Jumlah kemasan dalam partai (lot) 301-500, teladan yang diambil 9.
d. Jumlah kemasan dalam partai (lot) 501-1000, teladan yang diambil 10.
e. Jumlah kemasan dalam partai (lot) lebih dari 1000, teladan yang diambil 15 (minimum).

Petugas pengambil teladan harus memenuhi syarat yaitu orang yang berpengalaman atau dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan tubuh hukum.

5.5. Pengemasan
Buah jeruk dikemas dengan peti kayu/bahan lain yang sesuai dengan berat higienis maksimum 30 kg. Dibagian luar kemasan diberi label yang bertuliskan antara lain: nama barang, golongan ukuran, jenis mutu, nama/kode perusahaan, berat bersih, negara/tempat tujuan, hasil Indonesia, tempat asal.

VI. REFERENSI
6.1. Daftar Pustaka
a) AAK. 1992. Bertanam Pohon Buah-buahan 2. Penerbit Kanisisus. Yogyakarta.
b) Rahardi, Yovita H. Indriani & Haryono. 1999. Agribisnis Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.
c) Trubus no 340. 1998. Masih Diperlukan Penambahan 50.129 ha Kebun Jeruk.
d) R. Bambang Soelarso, Ir. 1996. Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Penerbit Kanisisus. Yogyakarta.
e) Bonus Trubus No. 345. 1998. Celah-celah Usaha Terpilih.


Sumber dari warintek


Demikianlah Artikel Budidaya Tanaman Buah Jeruk

Sekianlah artikel Budidaya Tanaman Buah Jeruk kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Budidaya Tanaman Buah Jeruk dengan alamat link http://elpasodemisdias.blogspot.com/2000/07/budidaya-tanaman-buah-jeruk.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel