Budidaya Tanaman Hias Mawar

Budidaya Tanaman Hias Mawar - Hallo sahabat elpasodemisdias, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Budidaya Tanaman Hias Mawar, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Budidaya Tanaman Hias, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Budidaya Tanaman Hias Mawar
link : Budidaya Tanaman Hias Mawar

Baca juga


Budidaya Tanaman Hias Mawar

Mawar
( Rosa damascena Mill. )

I. UMUM
1.1. Sejarah Singkat
Mawar merupakan tumbuhan bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau "Ratu Bunga" merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim masbodoh (sub-tropis) dan panas (tropis).

1.2. Sentra Penanaman
Daerah pusat tumbuhan mawar terkonsentrasi di tempat Alaska atau Siberia, India, Afrika Utara dan Indonesia. Sentra penanaman bunga potong, tabur dan tumbuhan pot di Indonesia dihasilkan dari daerah Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jakarta.

1.3. Jenis Tanaman
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), mawar diklasifasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa damascena Mill., R. multiflora Thunb., R. hybrida Hort., dan lain-lain.

Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar bibit unggul yang berasal dari Holand (Belanda). Mawar yang banyak peminatnya ialah tipe Hybrid Tea dan Medium, mempunyai variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih hingga merah padam dan tingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m2 /tahun.
Varietas-varietas mawar bibit unggul (Hybrid Tea) yang telah ditanam di Indonesia oleh PT. Perkebunan Mangkurajo adalah: Coctail, Diplomat, Idole, Jacaranda, Laminuette, Osiana, Pareo, Samorai, Sonate de Meilland, Sonia, Sweet Sonia, Tineke, Vivaldi, White Success dan Yonina. Sedangkan mawar tipe Medium antara lain ialah Golden Times, Jaguar, Sissel, Laser, dan Kiss. Kelebihan varietas mawar bibit unggul ialah tahan usang dan warna-warninya menarik. Mawar tipe Hybrid Tea bertangkai bunga 80-120 cm, tipe Medium 40-60 cm.
Beberapa varietas mawar introduksi yang dianjurkan didataran rendah: Cemelot, Frad Winds, Mr. Lincoln, dan Golden Lustee sebagai mawar bunga potong. Sedangkan varietas Folk Song, Khatherina Zeimet, Woborn Abbey dan Cimacan Salem untuk tumbuhan taman.

1.4. Manfaat Tanaman
1. Tanaman hias di taman/halaman terbuka (out doors).
2. Tanaman hias dalam pot pengindah dan penyemarak ruang tamu ataupun koridor.
3. Dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi ritual.
4. Diekstraksi minyaknya sebagai materi parfum atau obat-obatan (pada skala penelitian di Puslitbangtri).

II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
a. Angin tidak menghipnotis dalam pertumbuhan bunga mawar.
b. Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik ialah 1500-3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menjadikan pengeringan tanaman.
c. Tanaman mawar mempunyai daya penyesuaian sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, sanggup ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %.

2.2. Media Tanam
a. Penanaman dilakukan secara eksklusif pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30 %), subur, gembur, banyak materi organik, aerasi dan drainase baik.
b. Pada tanah latosol, andosol yang mempunyai sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik.
c. Derajat keasaman tanah yang ideal ialah PH=5,5-7,0. Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro takaran 4-5 ton/hektar. Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsur-unsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar.

2.3. Ketinggian Tempat
Mawar tumbuh baik pada:
a) Ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16-18 derajat C dan maksimum 28-30 derajat C.
b) Ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum 14-16 derajat C, maksimum 24-27 derajat C.
c) Ketinggian 1400 m dpl, suhu udara minimum 13,7-15,6 derajat C dan maksimum 19,5-22,6 derajat C.
Di daerah tropis ibarat Indonesia, tumbuhan mawar sanggup tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah hingga tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m dpl.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Persyaratan Benih
Supaya biji tumbuh dengan baik, pilih biji yang sehat dengan memasukan ke dalam air (yang baik akan tenggelam, yang mengapung dibuang).

3.1.2. Penyiapan Benih
Tahap-tahap penyiapan benih tumbuhan dari biji:
a. Pemilihan buah
1. Pilih buah mawar dari tumbuhan induk yang sudah produktif berbunga dan jenis unggul sesuai keinginan.
2. Petik buah mawar terpilih yang sudah matang (masak) di pohon.
b. Perlakuan After Ripening
1. Siapkan media semai berupa tanah berhumus dan berpasir (1:1).
2. Masukkan (isikan) media tadi ke dalam kolam persemaian atau wadah yang mudah dan layak digunakan untuk tempat semai.
3. Siram media semai dengan air higienis hingga cukup lembap (lembab).
4. Tanamkan buah mawar satu persatu kedalam media semai hingga cukup terkubur sedalam 0,5-1,0 cm.
5. Biarkan buah mawar hingga kulit luarnya membusuk pada kondisi media yang lembab, beraerasi baik, dan suhu udaranya sekitar 5 derajat C. Waktu yang diharapkan pada perlakuan After Ripening berkisar antara 50-270 hari (tergantung jenis mawar).

3.1.3. Teknik Penyemaian Benih
a) Ambil (angkat) biji-biji mawar dari buah yang telah membusuk dalam media semai.
b) Pilih biji-biji mawar yang baik, yaitu bernas yang karam kalau dimasukkan ke dalam air
c) Cuci biji mawar dengan air bersih.
d) Tiriskan biji-biji mawar terpilih ditempat teduh untuk segera disemaikan pada kolam persemaian.
e) Semaikan biji mawar secara merata berdasarkan barisan pada jarak antar-baris 5-10 cm. Biji akan berkecambah pada umur empat ahad sehabis semai.

3.1.4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
a) Siram media persemaian mawar secara kontinu 1-2 kali sehari.
b) Sapih (perjarang) bibit mawar yang sudah cukup besar ke dalam polybag kecil yang sudah diisi media adonan tanah, pasir dan pupuk organik (1:1:1).

3.1.5. Pemindahan Bibit
Pindahkan tanam bibit mawar yang sudah berumur 22 bulan ke kebun/tempat penanaman yang tetap (permanen)

3.2. Pengolahan Media Tanam
Tempat penanaman mawar sanggup dilakukan di lahan kebun, taman dan dalam pot. Tata cara penyiapan lahan untuk kebun mawar agak berbeda dengan dalam pot/polybag.

3.2.1. Persiapan
a. Penyiapan lahan kebun/taman
1. Lahan untuk kebun/taman mawar dipilih tanah gembur, subur dan menerima sinar matahari eksklusif (terbuka).
2. Bersihkan lokasi kebun dari rumput-rumput liar/batu kerikil.
b. Penyiapan media dalam pot
1. Siapakan media tanam berupa tanah subur, pupuk organik (pupuk kandang, kompos, Super TW Plus) dan pasir. Komposisi media adonan tanah, pupuk kandang, kompos dan pasir, 1:1:1. Campuran tanah dengan Super TW Plus perbandingan 6:1.
2. Sediakan pot yang ukurannya diubahsuaikan dengan besar kecilnya tumbuhan mawar. Pot yang paling baik ialah pot yang terbuat dari materi tanah dan tidak dicat.
3. Siapkan bahan-bahan penunjang lainnya ibarat pecahan bata merah atau genteng atau arang. Bahan tersebut sanggup berfungsi sebagai pengisap kelebihan air (drainase) dan memudahkan sewaktu pemindahan tumbuhan ke pot atau tempat tanam yang baru.
c. Pengisian media tanam ke dalam pot
1. Dasar pot dilubangi untuk kelebihan air.
2. Basahi pot dengan air hingga cukup basah.
3. Isikan pecahan bata merah/genting/arang pada dasar pot setebal ±1 cm hingga sepertiga cuilan pot, lubang pembuangan air di dasar pot jangan tersumbat.
4. Isikan serasah (humus) secara merata setebal ± 1cm di atas lapisan bata merah/genting.
5. Isikan media tanam adonan tanah, pasir dan pupuk kandang/ kompos (1:1:1) atau adonan tanah dengan pupuk organik Super TW Plus (6:1) ditambah sedikit debu dapur. Pengisian media hingga 90 % penuh atau 0,5-1,0 cm di bawah batas permukaan pot sebelah atas. Pot siap ditanami bibit (tanaman) mawar.

3.2.2. Pembukaan Lahan
a) Tanah dicangkul/dibajak sedalam ± 30 cm hingga gembur.
b) Biarkan tanah dikeringanginkan selama 15-30 hari biar matang dan bebas dari gas-gas beracun.

3.2.3. Pembentukan Bedengan
Buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 30-40 cm, dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Bila akan dirancang taman mawar yang asimetris, maka penyiapan lahannya dibentuk bentuk-bentuk yang diinginkan, contohnya lingkaran (bulat) atau guludan-guludan yang harmonis dengan lingkungan sekitarnya.

3.2.4. Pemupukan
Pupuk organik (pupuk kandang/kompos) 20-30 ton/hektar atau Super TW Plus 4-5 ton/hektar diberikan secara disebar dan dicampur merata bersama tanah sambil merapikan lahan (bedengan). Pemberian pupuk organik dengan dimasukkan (diisikan) ke dalam lubang tanam rata-rata 1-2 kg/tanaman.

3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Penentuan Pola Tanaman
Buat lubang tanam pada jarak 60´60 cm atau 70´70 cm, tergantung jenis mawar dan kesuburan tanahnya.

3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam
Untuk menciptakan lubang diharapkan sekop melengkung supaya diperoleh lubang berbentuk silindris. Ukuran lubang 45´45´45 cm. Kedalaman yang baik yaitu kalau tumbuhan diletakkan dalam lubang, kedudukan cuilan percabangan utama (bud union) letaknya sejajar dengan permukaan tanah. Akar mawar tidak sanggup menembus tanah terlalu dalam, maka tidak perlu mencangkul tanah terlalu dalam, cukup 45-55 cm.
Pada ketika menciptakan lubang, tanah di permukaan (top soil), sub-soil dikumpulkan terpisah, alasannya akan digunakan untuk menutup lubang kembali. Bila daerah itu tertutup rumput, harus diambil dalam bentuk lempengan-lempengan dan diletakkan di tempat teduh, untuk digunakan sebagai pupuk, dengan memasukkannya ke dalam lubang. Lempengan rumput diletakkan terbalik. Top soil dicampur dengan materi organik (seperti kompos, pupuk hijau, pupuk sangkar dan sebagainya) perbandingan 4 cuilan tanah dan 1 cuilan materi organik. Lubang ditimbuni sub-soil dicampur dengan materi organik (dalam jumlah lebih banyak dari pada adonan untuk top soil) dan super fosfat (dapat juga digunakan tepung tulang) 20%. Jumlah super fosfat 1,5-2 kg per 10 m2 tanah, tepung tulang 1,5-3 kg per 10 m2. Lubang diisi top soil dan materi organik hingga membentuk gundukan.

3.3.3. Cara Penanaman
Waktu tanam mawar ialah pada awal ekspresi dominan hujan (bila keadaan airnya memadai sanggup dilakukan sepanjang musim/tahun. Tanaman mawar yang ditanam berupa bibit cabutan (tanpa tanah), dan bibit yang berasal dari polybag.
Cara penanaman bibit mawar cabutan :
a. Bongkar bibit tumbuhan mawar dari kebun pembibitan secara cabutan.
b. Potong sebagian batang dan cabang-cabangnya, sisakan 20-25 cm biar habitus tumbuhan menjadi perdu (pendek).
c. Potong sebagian akar-akarnya dengan gunting pangkas tajam dan steril.
d. Rendam bibit mawar dalam air atu larutan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) ibarat Dekamon 1-2 cc/liter selama 15-30 menit.
e. Tanam bibit mawar di tengah-tengah lubang tanam dan akarnya diatur menyebar ke semua arah. Timbun (urug) dengan tanah hingga batas pangkal leher batang.
f. Padatkan tanah di sekeliling batang tumbuhan mawar pelan-pelan biar akar-akarnya sanggup kontak eksklusif dengan air tanah.
g. Siram tanah di sekeliling perakaran tumbuhan hingga basah.
h. Pasang naungan sementara dari anyaman bambu/bahan lain untuk melindugi tumbuhan mawar dari teriknya sinar matahari sore hari.
Penanaman bibit mawar dari polybag berbeda dengan penanaman bibit mawar cabutan. Bibit mawar dari polybag dipindahtanamkan secara lengkap bersama tanah dan akar-akarnya. Tata cara penanaman bibit mawar dari polybag ialah sebagai berikut:
a. Siram media dalam polybag yang berisi bibit mawar hingga cukup basah.
b. Angkat polybag kemudian balikkan posisinya sambil ditekuk-tekuk cuilan dasarnya biar bibit mawar bersama tanah dan akar-akarnya terlepas (keluar) dari polybag. Bila polybag berukuran besar, maka pengeluaran bibit mawar sanggup dengan cara menyobek atau menyayat polybag tersebut.
c. Tanamkan bibit mawar ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan jauh hari sebelumnya. Letak bibit mawar tepat di tengah-tengah lubang tanam, kemudian urug dengan tanah hingga penuh sambil dipadatkan pelan-pelan
d. Siram tanah di sekeliling perakaran tumbuhan mawar hingga cukup basah. Bibit mawar akan eksklusif segar dan tumbuh tanpa melalui pelayuan atau istirahat dulu.

3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyiangan
Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan pemupukan biar sanggup menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang tumbuh pada selokan/parit antar bedengan dibersihkan biar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Penyiangan sebulan sekali (tergantung pertumbuhan gulma), dengan mencabut rumput-rumput liar (gulma) secara hati-hati biar tidak merusak akar tumbuhan atau membersihkan dengan alat bantu kored/cangkul.

3.4.2. Pemupukan
Jenis dan takaran (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tumbuhan mawar ialah pupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5 gr per tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, kalau tangkainya lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5.
Jenis dan takaran pupuk lain ialah adonan pupuk yang terdiri atas: 90-135 kg N ditambah 400 kg P2O5 ditambah 120 kg K2O/hektar/tahun atau setara dengan 200-300 kg Urea ditambah 840 kg TSP ditambah 250 kg KCL/hektar/tahun. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Hortikultura (Balitro), tumbuhan mawar perlu dipupuk pupuk NPK 5 gram per pohon pada ketika tanam atau 7-15 hari sehabis tanam. Pemupukan berikutnya secara kontinu tiap 3-4 bulan sekali, tergantung keadaan pertumbuhan tanaman. Dosis dan jenis pupuk yang dianjurkan ialah adonan pupuk Nitrogen 600 kg N ditambah Fosfat 1000 kg P2O5 ditambah Kalium 400 kg K2O/hektar/tahun atau setara dengan urea ± 1350 kg ditambah TSP 2100 kg ditambah KCL 800 kg/hektar/tahun. Tiap kali pemupukan diberikan 1/4-1/3 takaran pupuk 337,5-450 kg Urea ditambah 525-700 kg TSP ditambah 100-133 kg KCl per hektar.
Pemberian pupuk sebaiknya pada ketika sebelum berbunga, sedang berbunga, dan sehabis kuntum bunga layu. Cara derma pupuk dengan ditabur dalam parit-parit kecil dan dangkal diantara barisan tumbuhan atau di sekeliling tajuk tanaman, kemudian ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah.

3.4.3. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dan penyiraman dilakukan:
a. Pada fase awal pertumbuhan (sekitar umur 1-2 bulan sehabis tanam), dilakukan secara kontinu tiap hari 1-2 kali. Pengairan berikutnya berangsur-angsur dikurangi atau tergantung keadaan cuaca dan jenis tanah (media).
b. Waktu derma air yang baik pada pagi dan sore hari, ketika suhu udara dan penguapan air dari tanah tidak terlalu tinggi.
c. Cara pengairan ialah dengan disiram secara merata memakai alat bantu emrat (gembor).

3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
a. Kutu daun (Macrosiphum rosae Linn., Aphids)
Kutu daun, kecil, panjang ±0,6 mm, berwarna hijau, adakala tidak bersayap. Menyerang pucuk, sering melekat pada ranting dan kuncup bunga. Gejala: mengisap cairan (sel) tanaman, sehingga menjadikan tanda-tanda abnormal, pada daun atau pucuk jadi keriting/mengkerut. Dapat berperan sebagai vektor virus dan sering meninggalkan cairan madu elok yang melekat pada permukaan daun, sehingga menjadi penyebab penyakit embun jelaga (Capnodium sp.). Pengendalian: menjaga kebersihan (sanitasi) kebun dan disemprot insektisida Decis 2,5 EC atau Buldok 25 EC, Confidor 200 LC, Curacron 500 EC, Fastac 15 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
b. Kumbang
Tiga jenis kumbang penyerang tumbuhan mawar: kumbang Chafer (Macrodactylis subspinosus), Fuller (Autoserica castanca) dan Curculio (Rhyncite bicolor). Kumbang Chafer warna coklat kekuning-kuningan panjang badan sekitar 12 mm, kumbang Fuller warna coklat keabu-abuan, panjang 10 mm. Kumbang Curculio berwarna merah bergaris hitam ± 5 mm. Gejala: memakan daun, tangkai dan kuntum bunga, sehingga bolong-bolong/rusak pada cuilan yang diserang. Larva sering memakan perakaran tanaman. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan hama tersebut dan cara kimia disemprot dengan insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Ambush 2 EC, Elsan 60 EC, dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
c. Siput berbulu
Tubuh berwarna putih kehijau-hijauan, panjang ± 12 mm, ditutupi bulu-bulu kasar. Gejala: pada stadium larva, menyerang tumbuhan dengan cara memakan daun sebelah bawah yang menjadikan daun berlubang tinggal tulang daun. Pengendalian: merontokkan kepompong yang melekat pada tanaman, dan disemprot dengan insektisida Brestan 60 (Moluskasida) pada konsentrasi yang dianjurkan.
d. Tungau (Tetranychus telarius)
Tungau ibarat laba-laba, sangat kecil ± 0,3 mm, berwarna merah/hijau/kuning. Berkembangbiak dengan cepat kalau cuaca lembab dan panas, serta sirkulasi udara kurang baik. Gejala: menyerang tumbuhan dengan cara mengisap cairan sel tanaman, pada cuilan daun/pucuk, sehingga menjadikan titik-titik merah berwarna kuning/abu-abu kecoklat-coklatan. Pengendalian: disemprot insektisida-akarisida ibarat Omite 570 EC atau Kelthane 200 EC atau Mitac 200 EC Meothrin 50 EC, Nissuron 50 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
e. Thrips
Hama ini berukuran sangat kecil ± 1 mm, berwarna kuning-oranye/kuning kecoklat-coklatan. Gejala: merusak/mengisap cairan sel tanaman, terutama bunga, daun, dan cabang. Menyenangi mawar bunga berwarna kuning/terang lainnya. Pengendalian: pemangkasan cuilan tumbuhan yang terjangkit berat dan disemprot dengan insektisida Mesurol 50 WP, Tokuthion 500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
f. Nematoda akar (Meloidgyne sp.)
Nematoda akar ukurannya sangat kecil (hanya sanggup dilihat dengan mikroskop). Gejala: menyerang akar tumbuhan mawar, sanggup menembus ke cuilan batang sehingga menjadikan tanda-tanda pertumbuhan kerdil, kadang layu (kehilangan kekuatan tumbuh) dan terdapat bintil-bintil pada akar. Pengendalian: pergiliran tanaman, sterilisasi media tanam, dan memakai materi kimiawi (nematisida) : Furadan 3 G, Rugby 10 G atau Indofuran pendidikan G pada ketika tanam.
g. Hama-hama lain:
1. Ulat daun (Udea rubigalis), menyerang daun dan kuncup bunga sehingga menjadi rusak/bolong-bolong. Pengendalian: disemprot insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Dekasulfan 350 EC, Nomolt 50 EC atau Confidor 70 WS pada konsentrasi yang dianjurkan.
2. Serangga malam (Night feeding insect), menyerang daun dan bunga. Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun.
3. Serangga pengisap sel tumbuhan (Leaf hoppers), menyerang daun hingga bintik-bintik putih membentuk lingkaran. Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun.
4. Lalat (Dasyncura rhodophaga), ukuran badan kecil 1,2 mm, warna coklat kemerah-merahan/kekuning-kuningan. Telur diletakkan pada tunas baru, sehabis menjadi larva akan merusak/memakan tunas. Larva menjatuhkan diri ke tanah, kemudian dalam waktu satu ahad menjelma lalat. Pengendalian: memusnahkan tumbuhan yang terjangkit berat dengan dibakar, menjaga kebersihan kebun, dan penyemprotan insektisida Agrohion 50 EC, Meothrin 50 EC atau Ofunack 40 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
5. Kutu batang (Aulacaspis rosae) dari famili Coccidae, berukuran kecil 3 mm, Gejala: mengisap cairan sel tanaman, cuilan daun dan batang. Bagian yang terjangkit akan layu, lambat laun mengering (mati). Pengendalian: memangkas cuilan tumbuhan yang terjangkit untuk dimusnahkan/dibakar dan disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC, Mitac 200 EC, Monitor 200 LC atau Orthene 75 SP pada konsentrasi yang dianjurkan.
6. Kumbang kecil (Small carpenter bees), ukuran badan kecil panjang 8 mm, warna hitam-metalik, Gejala: melubangi sekaligus merusak batang cuilan dalam. Tanaman yang diserang menjadi layu. Pengendalian: memangkas cuilan tumbuhan yang diserang untuk dibakar atau disemprot dengan insektisida : Decis 2,5 EC, Atabron 50 EC, Buldok 25 EC atau Bassa 50 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.

3.5.2. Penyakit
a. Bercak hitam
Penyebab: cendawan (jamur) Marsonina rosae (Lib.) Lind. ("Black spot"). Gejala: daun bercak hitam-pekat yang tepinya bergerigi. Lambat laun bercak-bercak berdiameter ± 1 cm menyatu, sehingga jaringan daun di sekitarnya menjadi kuning. Dapat pula terjadi pada tangkai daun, batang, dasar bunga, kelopak dan tajuk bunga. Daun yang terjangkit akan gampang berguguran. Pengendalian non-kimiawi: memangkas cuilan tumbuhan yang sakit dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi). Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Propineb dan Mankozeb pada konsentrasi yang dianjurkan.
b. Karat daun
Penyebab: cendawan (jamur) Phragmidium mucronatum (Pers. ex Pr.) Schlecht. Gejala: bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada sisi bawah daun, pada sisi daun atas terdapat bercak bersudut warna kemerah-merahan. Daun yang terjangkit berat akan gampang gugur (rontok). Pengendalian non-kimiawi: pemotongan/pemangkasan daun sakit kemudian dimusnahkan. Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Zineb atau Maneb pada konsentrasi yang dianjurkan.
c. Tepung mildew
Penyebab: cendawan Oidium sp. Gejala: terdapat tepung/lapisan putih pada permukaan daun sebelah bawah dan atas. Daun/bagian tumbuhan yang terjangkit akan berubah warna dari hijau menjadi kemerah-merahan, lambat laun kekuning-kuningan dan alhasil daun-daun cepat rontok (gugur). Pengendalian non-kimiawi: memetik daun yang terjangkit untuk dimusnahkan dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi). Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida Belerang, atau mengandung materi aktif Pirazifos.
d. Bengkak pangkal batang
Penyebab: kuman Agrobacterium tumefacien (E.F Sm et Town.) Conn. Gejala: terjadi pembengkakan pada pangkal batang bersahabat permukaan tanah, sehingga tumbuhan menjadi kerdil dan alhasil mati. Pengendalian non-kimiawi: mencabut tumbuhan yang sakit untuk dimusnahkan dan sewaktu pemeliharaan tumbuhan (pemangkasan) memakai gunting pangkas yang higienis dan steril. Pengendalian kimiawi: disemprot oleh bakterisida yang berbahan aktif Streptomisin atau Oksitetrasikin.
e. Mosaik (belang-belang)
Penyebab: virus (Virus Mosaik Mawar) (Rose mosaic Virus). Gejala: daun menguning dan belang-belang, tulang-tulang daunnya ibarat jala. Pengendalian: penanaman bibit yang sehat, pemeliharaan tumbuhan secara intensif, penyemprotan insektisida untuk pengendalian serangga vektor, dan membongkar (eradikasi) tumbuhan yang sakit untuk dimusnahkan biar tidak menular kepada tumbuhan yang lainnya.
f. Bercak daun
Penyebab: dua patogen, yaitu cendawan Cercospora rosicola Pass. dan Alternaria sp. Gejala: serangan cercospora bercak-bercak coklat pada daun-daun tua, sedangkan bercak alternaria berwarna kehitam-hitaman. Pengendalian non-kimiawi: memotong/memetik daun yang sakit untuk dimusnahkan dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi). Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang mengandung materi aktif Tembaga (Cu).
g. Jamur upas
Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor (Berk. et Br.) Tjokr. Gejala: terdapat lapisan kerak berwarna merah pada batang, dan lambat laun batang akan membusuk serta mati. Pengendalian non-kimiawi: mengelupaskan kulit dan mengerok cuilan tumbuhan yang sakit, kemudian diolesi cat/ter, sanggup pula sekaligus memotong cuilan batang yang terinfeksi berat. Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Tridemorf.
h. Busuk bunga
Penyebab: cendawan Botrytis cinerea Pers. Fr. Gejala: kuntum bunga yang telah membuka membusuk berwarna coklat, dan berbintil-bintil hitam. Pengendalian non-kimiawi: membungkus bunga yang mulai mekar dengan kantong kertas minyak/plastik dan penanganan pasca panen bunga sebaik mungkin. Pengendalian kimiawi: penyemprotan fungisida yang berbahan aktif Benomil.
i. Penyakit Fisiologis
Penyebab: kekurangan unsur hara (defisiensi), kurang Nitrogen, Phosfor, dan Kalium. Gejala: kekurangan nitrogen menjadikan warna daun hujau-muda (pucat) kekuning-kuningan dan pertumbuhan tumbuhan menjadi lambat (kerdil). Kekurangan phosfor menjadikan tumbuhan menjadi kurus dan kerdil, sedangkan kurang kalium daun-daun menjadi mengering di sepanjang tepi/pinggirannya. Pengendalian: derma pupuk berimbang, terutama unsur N, P2O5, dan K2O ataupun disemprot pupuk daun yang kandungan unsur haranya tinggi sesuai dengan tanda-tanda defisiensi.

3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri bunga mawar siap dipetik (dipanen) untuk tujuan sebagai bunga potong: kuntum bunganya belum mekar penuh dan berukuran normal. Untuk tujuan bunga tabur pemetikan bunga pada stadium sehabis mekar penuh.
Waktu panen yang ideal ialah pagi atau sore hari (saat suhu udara dan penguapan air tidak terlalu tinggi). Di beberapa pusat produsen bunga potong melaksanakan pemetikan bunga mawar pada malam hari.

3.6.2. Cara Panen
Cara panen bunga mawar ialah dengan memotong tangkai bunga pada cuilan dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa tangkai daun. Alat pemotong bunga mawar sanggup berupa pisau ataupun gunting pangkas yang tajam, higienis dan steril.

3.6.3. Periode Panen
Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari stek ataupun okulasi sanggup dipanen pada umur 4-5 bulan sehabis tanam atau tergantung varietas dan kesuburan pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif bertahun-tahun berkisar 3-5 tahun.

3.6.4. Prakiraan Produksi
Tanaman mawar yang dipelihara secara intensif dari jenis/varietas unggul sanggup menghasilkan 120.000-280.000 kuntum/hektar/tahun. Tingkat produksi ini tergantung pada varietas mawar, kesuburan tanah, jarak dan tingkat perawatan tumbuhan selama di kebun.

3.7. Pascapanen
3.7.1. Pengumpulan
a. Pengumpulan pascapanen bunga potong mawar:
1. Kumpulkan bunga segera seusai panen dan masukkan ke dalam wadah (ember) yang berisi air bersih. Posisi tangkai bunga diatur sebelah bawah terendam air.
2. Angkut seluruh hasil panen ke tempat pengumpulan hasil untuk memudahkan penanganan berikutnya.
b. Pengumpulan pascapanen bunga mawar tabur:
Kumpulkan kuntum bunga mawar yang gres dipetik ke dalam suatu wadah (keranjang plastik, tampah/ember berisi air bersih).

3.7.2. Penyortiran dan Penggolongan
a. Sortir bunga yang rusak, layu dan amis pisahkan secara tersendiri.
b. Klasifikasikan bunga berdasarkan jenis, ukuran bunga, panjang tangkai bunga dan warna bunga yang seragam. Pengklasifikasian berdasarkan panjang tangkai bunga dipisahkan ke dalam dua grade. Grade A bunga dengan panjang tangkai lebih dari 60 cm, grade B panjang tangkai kurang dari 60 cm.

3.7.3. Penyimpanan
a. Untuk bunga potong mawar, simpan bunga yang telah dikemas ke dalam ruang penyimpanan bersuhu masbodoh (cold storage) dengan kelembaban relatif stabil 90%.
b. Untuk bunga mawar tabur, simpan di tempat/ruangan teduh, dingin, lembab, dan sirkulasi udara baik.

3.7.4. Pengemasan dan Pengangkutan
a) Ikat bunga yang telah diklasifikasikan dan disatukan menjadi suatu ikatan-ikatan. Tiap ikatan berisi 20 tangkai bunga.
b) Kemas ikatan-ikatan bunga tadi ke dalam keranjang/dos karton dan sirkulasi udara baik.
c) Angkut bunga mawar ke tempat target pasar.
d) Alasi pangkai tangkai bunga dengan kapas lembap atau masukkan ke dalam botol plastik berisi air, terutama untuk tujuan pengiriman jarak jauh.
e) Tambahkan remukan es di sekitar wadah (kontainer) bunga mawar biar kondisi ruangan alat angkut cukup masbodoh dan lembab.

IV. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
4.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis perjuangan budidaya mawar seluas 1100 m2 selama 1 tahun yang dilakukan pada tahun 1999 di daerah Bogor. Produksi per m2/tahun minimal 50 kuntum bunga dan harga penjualan terendah Rp. 200,-/kuntum.
  1. Biaya produksi
    1. Sewa lahan
    2. Bibit : ± 3300 batang
    3. Pupuk
      - Pupuk sangkar 2.000 kg @ Rp.150,-
      - Urea 30 kg @ Rp. 1.500,-
      - NPK 20 kg @ Rp. 2.000,-
      - TSP 100 kg @ Rp. 1.800,-
      - KCL 30 kg @ Rp. 1.650,-
      - Pupuk daun ± 5 liter @ Rp. 40.000,-
    4. Pestisida
      - Furadan 2 kg @ Rp. 16.000,-
      - Insektisida 4 kg @ Rp. 25.000,-
      - Fungisida 4 liter @ Rp. 50.000,-
    5. Tenaga kerja
      - Pengolahan tanah borongan
      - Pembuatan bedengan 10 HKP
      - Pemasangan pupuk kandang
      - Penanaman 10 HKW
      - Pengairan selama 1 tahun
      - Penyiangan & pemupukan susulan 1 th.
      - Pemangkasan
      - Penyemprotan selama 1 tahun
      - Panen dan pascapanen
      - Penunggu 1 orang 1 tahun
    6. Biaya cadangan

Jumlah biaya produksi
  1. Pendapatan : 55.000 x Rp 200,-
  2. Keuntungan
  3. Keuntungan per bulan
  4. Parameter kelayakan usaha
    1. Rasio output/input

Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.

Rp.
Rp.
Rp.

=

175.000,-
1.750.000,-

300.000,-
45.000,-
40.000,-
180.000,-
49.500,-
200.000,-

32.000,-
100.000,-
200.000,-

100.000,-
100.000,-
60.000,-
75.000,-
100.000,-
120.000,-
30.000,-
300.000,-
300.000,-
1.500.000,-
500.000,-

5.756.500,-

11.000.000,-
5.243.500,-
436.950,-

1,911
Catatan : HKP = Hari kerja Pria, HKW = Hari Kerja Wanita

4.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Bunga mawar mempunyai potensi ekonomi dan sosial yang tinggi. Salah satu negara produsen bunga-bungaan terbesar di dunia ialah Belanda. Diantara 10 jenis bunga potong Belanda, ternyata mawar menempati urutan teratas dan paling besar dalam peraihan (perolehan) devisa negara tersebut.
Peningkatan undangan bunga potong dan tumbuhan hias terjadi di Indonesia, alasannya selama periode tahun 1985-1991 ekspor komoditas ini meningkat dari 476 ton menjadi 4.881 ton.Berarti prospek pengembangan budidaya mawar di negeri kita diperkirakan sangat cerah. Mawar diperdagangkan sebagai bunga potong, tabur dan tumbuhan pot.
Mengingat kepentingan nilai ekonomi dan meningkatnya undangan bunga potong atupun tumbuhan hias di dalam dan luar negeri, maka pengembangan budidaya mawar perlu diarahkan untuk skala agribisnis yang sesuai dengan undangan pasar.
Permintaan bunga mawar di pasar dalam negeri (domestik) cenderung meningkat, terutama di kota-kota besar. Jakarta menyerap bunga-bunga terbesar dengan omzet dan peredaran uang mencapai Rp 25,8 miliar per tahun. Permintaan bunga mawar ± 20.000 kuntum per hari hal ini memperlihatkan citra cerah bagi kalangan wirausahawan di banyak sekali daerah (wilayah) di Indonesia untuk mengelola agribisnis bunga mawar, terutama yang lokasinya strategis bersahabat dengan kota-kota besar.

V. STANDAR PRODUKSI
5.1. Ruang Lingkup
Standar mawar bunga potong mencakup ruang lingkup, deskripsi, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan pengemasan.

5.2. Diskripsi
Standar mutu mawar bunga potong di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI-01-4491-1998.

5.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Berdasarkan kualitasnya,mawar bunga potong diklasifikasikan dalam 4 kelas, yaitu:
a. Mutu AA: sempurna, bunga dipanen pada stadia kuncup setengah mekar dan berwarna, ditandai dengan kelopak bunga mekar 2 lembar, ukuran seragam, bebas organisme pengganggu tumbuhan, tidak terjadi kerusakan mekanis/fisik, tidak mengandung sisa pestisida serta kotoran dan duri telah dibersihkan dari tangkai bunga.
b. Mutu A: sama dengan ciri AA dengan toleransi 5 % boleh menyimpang.
c. Mutu B: sama dengan ciri AA dengan toleransi 10 % boleh menyimpang
d. Mutui C: selain AA, A dan B
Adapun spesifikasi syarat dan mutu untuk mawar bunga potong ialah sebagai berikut:
a. Panjang tangkai
1. Tipe standar (cm): mutu AA>65; mutu A=55-64; mutu B=40-54; mutu C=25-39
2. Type spray (cm): mutu AA>55; mutu A=46-55; mutu B=35-45; mutu C< 35 b. Diameter kuncup bunga 1/2 mekar 1. Type standar (cm): mutu AA>2.5; mutu A>2.5; mutu B>2.5; mutu C>2.0
2. Tipe spray (cm): mutu AA>1.5; mutu A>1.5; mutu B>1.5; mutu C>1.2
c. Jumlah Kuntum bunga ½ mekar per tangkai
1. Tipe spray (kuntum): mutu AA> 6; mutu A> 6; mutu B> 6; mutu C<6
d. Benda asing/kotoran (%):mutu AA=0; mutu A=0; mutu B=0; mutu C<5
e. Kesegaran bunga: mutu AA=segar toleransi 3; mutu A=idem; mutu B=idem; mutu C=idem
f. Keseragaman kultivar: mutu AA=seragam; mutu A=idem; mutu B=idem; mutu C=idem
g. Warna Bunga: mutu AA=seragam; mutu A=idem; mutu B=idem; mutu C=idem
h. Keadaan minimun tangkai bunga: mutu AA=kuat/lurus,tdk pecah, tdk bercabang; mutu A=idem; mutu B=idem; mutu C=kurang kuat/lurus, tdk pecah, tidak bercabang
i. Daun pada 2/3 cuilan tangkai: mutu AA=lengkap & sehat; mutu A=idem; mutu B=idem; mutu C=idem
j. Kerusakan/cacat (%):mutu AA= 0; mutu A=0; mutu B=0; mutu C<5
k. Organisme penggangu (%):mutu AA= 0; mutu A=0; mutu B=0; mutu C<5
l. Toleransi; (kualitas dan ukuran jumlah atau panjang) (%): mutu AA=3; mutu A=5; mutu B=10; mutu C<15

5.4. Pengambilan Contoh
Satu partai/lot bunga mawar segar terdiri atas maksimum 1.000 kemasan. Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan.
a) Jumlah kemasan dalam partai 1 - 5, pola yang diambil semua.
b) Jumlah kemasan dalam partai 6 - 100, pola yang diambil sekurang-kurangnya 5.
c) Jumlah kemasan dalam partai 101 - 300, pola yang diambil sekurang-kurangnya 7.
d) Jumlah kemasan dalam partai 301 - 500, pola yang diambil sekurang-kurangnya 9.
e) Jumlah kemasan dalam partai 501 - 1000, pola yang diambil sekurang-kurangnya 10.

5.5. Pengemasan
Bunga mawar segar dikemas dengan kotak karton yang gres dan kokoh, baik, higienis dan kering serta berventilasi. Jumlah tangkai sebanyak 15-20 tangkai diikat dan dibungkus. Kemudian dimasukkan ke dalam kemasan karton. Kemasan lain dengan bobot dan jumlah tangkai tertentu sanggup digunakan atasdasar komitmen antara pihak penjual dan pihak pembeli. Ujung tangkai bunga dimasukkan ke dalam kantong plastik berisi kapas lembap mengandung materi pengawet.

VI. REFERENSI
6.1. Daftar Pustaka
a) Rukmana, Rahmat. 1995. Mawar. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
b) Soekarno dan Nampiah. 1990. Mawar. Jakarta : Penebar Swadaya.


Demikianlah Artikel Budidaya Tanaman Hias Mawar

Sekianlah artikel Budidaya Tanaman Hias Mawar kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Budidaya Tanaman Hias Mawar dengan alamat link http://elpasodemisdias.blogspot.com/2000/06/budidaya-tanaman-hias-mawar.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel