Budidaya Tanaman Buah Mangga

Budidaya Tanaman Buah Mangga - Hallo sahabat elpasodemisdias, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Budidaya Tanaman Buah Mangga, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Budidaya Tanaman Buah-Buahan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Budidaya Tanaman Buah Mangga
link : Budidaya Tanaman Buah Mangga

Baca juga


Budidaya Tanaman Buah Mangga

Mangga
( Mangifera spp. )

I. UMUM
1.1. Sejarah Singkat
Mangga merupakan tumbuhan buah tahunan berupa pohon yang berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia.

1.2. Sentra Penanaman
Pusat penanaman mangga di Pulau Jawa yakni Probolinggo, Indramayu, Cirebon. Tahun 1994 jumlah tumbuhan yang menghasilkan yakni 8.901.309 tumbuhan dengan produksi 668.048 ton.

1.3. Jenis Tanaman
Klasifikasi botani tumbuhan mangga yakni sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Anarcadiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera spp.

Jenis yang banyak ditanam di Indonesia Mangifera indica L. yaitu mangga arumanis, golek, gedong, manalagi dan cengkir dan Mangifera foetida yaitu kemang dan kweni.

1.4. Manfaat Tanaman
Buah mangga yang matang merupakan buah meja yang banyak digemari. Mangga yang muda sanggup diawetkan dengan kadar gula tinggi menjadi manisan baik dalam bentuk lembap atau kering.

II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Tanaman mangga cocok untuk hidup di kawasan dengan trend kering selama 3 bulan. Masa kering dibutuhkan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika ditanam di kawasan basah, tumbuhan mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta gugur bunga/buah bila bunga muncul pada ketika hujan.

2.2. Media Tanam
a) Tanah yang baik untuk budidaya mangga yakni gembur mengandung pasir dan lempung dalam jumlah yang seimbang.
b) Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok yakni 5.5-7.5. Jika pH di bawah 5,5 sebaiknya dikapur dengan dolomit.

2.3. Tempat Ketinggian
Mangga yang ditanam didataran rendah dan menengah dengan ketinggian 0-500 m dpl menghasilkan buah yang lebih bermutu dan jumlahnya lebih banyak dari pada di dataran tinggi.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN
3.1. Pembibitan
3.1.1. Perbanyakan dengan Biji
a. Biji dipilih dari tumbuhan yang sehat, berpengaruh dan buahnya berkualitas. Biji dikeringanginkan dan kulitnya dibuang.
b. Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm3 dengan media tanah kebun dan pupuk sangkar (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm. Dapat pula mangga disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x 40 cm di atas tanah yang gembur. Persemaian diberi naungan dari plastik/sisa-sisa tanaman, tetapi jangan hingga udara di dalam persemaian menjadi terlalu lembab.
Biji ditanam dengan perut ke arah bawah supaya akar tidak bengkok. Selama penyemaian, bibit dihentikan kekurangan air. Pada umur 2 ahad bibit akan berkecambah. Jika dari 1 biji terdapat lebih dari 1 anakan, sisakan hanya satu yang benar-benar berpengaruh dan baik.
Bibit di kotak persemaian harus dipindahtanamkan ke dalam polybag bila tingginya sudah mencapai 25-30 cm.

Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 bulan, bibit yang lemah dan tumbuh gila dibuang. Pindahtanam ke kebun dilakukan bila bibit telah berumur 6 bulan.

3.1.2. Okulasi
Perbanyakan terbaik yakni dengan okulasi (penempelan tunas dari batang atas yang buahnya berkualitas ke batang bawah yang struktur akar dan tanamannya kuat). Batang bawah untuk okulasi adalam bibit di persemaian yang sudah berumur 9-12 bulan. Setelah penempelan, stump (tanaman hasil okulasi) dipindahkan ke kebun pada umur 1,5 tahun. Okulasi dilakukan di trend kemarau biar potongan yang ditempel tidak busuk.

3.1.3. Pencangkokan
Batang yang akan dicangkok mempunyai diameter 2,5 cm dan berasal dari tumbuhan berumur 1 tahun. Panjang sayatan cangkok yakni 5 cm. Setelah sayatan diberi tanah dan pupuk sangkar (1:1), kemudian dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa.

3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Persiapan
Penetapan areal untuk perkebunan mangga harus memperhatikan faktor fasilitas transportasi dan sumber air.

3.2.2. Pembukaan Lahan
a) Membongkar tumbuhan yang tidak dibutuhkan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.
b) Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.

3.2.3. Pengaturan Jarak Tanam
Pada tanah yang kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada tanah subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar yakni 10 m dan diatur dengan cara:
a) segi tiga sama kaki.
b) diagonal.
c) bujur sangkar (segi empat).

3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibentuk dengan panjang, lebar dan kedalaman 100 cm. Pada waktu penggalian, galian tanah hingga kedalaman 50 cm dipisahkan dengan galian dari kedalaman 50-100 cm. Tanah galian potongan dalam dicampur dengan pupuk sangkar kemudian dikeringanginkan beberapa hari. Masukkan tanah galian potongan atas, diikuti tanah galian potongan bawah. Pembuatan lubang tanam dilakukan pada trend kemarau.

3.3.2. Cara Penanaman
Lubang tanam yang telah ditimbun digali kembali dengan ukuran panjang dan lebar 60 cm pada kedalaman 30 cm, taburi lubang dengan furadan 10-25 gram. Polibag bibit digunting hingga ke bawah, masukkan bibit beserta tanahnya dan masukkan kembali tanah galian hingga membentuk guludan. Tekan tanah di sekitar batang dan pasang kayu penyangga tanaman.

3.3.3. Penanaman Pohon Pelindung
Pohon pelindung ditanam untuk menahan hembusan angin yang kuat. Jenis yang biasa digunakan yakni pohon asam atau trembesi.

3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyiangan
Penyiangan tidak sanggup dilakukan sembarangan, rumput/gulma yang telah dicabut sanggup dibenamkan atau dibuang ke tempat lain biar tidak tumbuh lagi. Penyiangan juga biasa dilakukan pada waktu penggemburan dan pemupukan.

3.4.2. Penggemburan/Pembubunan
Tanah yang padat dan tidak ditumbuhi rumput di sekitar pangkal batang perlu digemburkan, biasanya pada awal trend hujan. Penggemburan tanah di kebun mangga cangkokan jangan dilakukan terlalu dalam.

3.4.3. Perempelan/Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk kanopi yang baik dan meningkatkan produksi. Ketika tumbuhan telah mulai bertunas perlu dilakukan pemangkasan tunas biar dalam satu cabang hanya terdapat 3-4 tunas saja. Tunas yang dipilih jangan terletak sama tinggi dan berada pada sisi yang berbeda. Tunas dipelihara selama kurang lebih 1 tahun ketika tunas-tunas gres tumbuh kembali. Pada ketika ini dilakukan pemangkasan kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas. Pemangkasan ketiga, 1 tahun kemudian, dilakukan dengan cara yang sama dengan pemangkasan ke-2.

3.4.4. Pemupukan
a. Pupuk organik
1. Umur tumbuhan 1-2 tahun: 10 kg pupuk kandang, 5 kg pupuk kandang.
2. Umur tumbuhan 2,5-8 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.
3. Umur tumbuhan 9 tahun: tepung tulang sanggup diganti pupuk kimia SP-36, 50 kg pupuk kandang, 15 kg abu.
4. Umur tumbuhan > 10 tahun: 100 kg pupuk kandang, 50 kg tepung tulang, 15 kg abu.
Pupuk sangkar yang digunakan yakni pupuk yang sudah tercampur dengan tanah. Pemberian pupuk dilakukan di dalam parit keliling pohon sedalam setengah mata cangkul (5 cm).
b. Pupuk anorganik
1. Umur tumbuhan 1-2 bulan : NPK (10-10-20) 100 gram/tanaman.
2. Umur tumbuhan 1,5-2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000 kg/tanaman.
3. Tanaman sebelum berbunga: ZA 1.750 gram/tanaman, KCl 1.080 gram/tanaman.
4. Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 970 gram/tanaman, KCl 970 gram/tanaman.
5. Tanaman sesudah panen: ZA 2700 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 1.940 gram/tanaman, KCl 1.940 gram/tanaman.
3.4.5. Peningkatan Kuantitas Buah
Dari sejumlah besar bunga yang muncul hanya 0,3% yang sanggup menjadi buah yang sanggup dipetik. Untuk meningkatkan persentase ini sanggup disemprotkan polinator maru atau menyemprotkan serbuk sari diikuti derma 300 ppm hormon giberelin. Dengan cara ini, persentase pembentukan buah yang sanggup dipanen sanggup ditingkatkan menjadi 1,3%.

3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
a. Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis)
Menyerang buah dan masuk ke dalamnya. Pengendalian: dengan semut merah yang mengakibatkan kepik tidak bertelur.
b. Bubuk buah mangga
Menyerang buah hingga tunas muda. Kulit buah kelihatan normal, bila dibelah terlihat potongan dalamnya dimakan hama ini. Pengendalian: memusnahkan buah mangga yang jatuh tanggapan hama ini, memakai pupuk sangkar halus, mencangkul tanah di sekitar batang pohon dan menyemprotkan insektisida ke tanah yang telah dicangkul.
c. Bisul daun(Procontarinia matteiana.)
Gejala: daun menjadi berbisul dan daun menjadi berwarna coklat, hijau dan kemerahan. Pengendalian: penyemprotan buah dan daun dengan Ripcord, Cymbuth atau Phosdrin tiga kali dalam seminggu, memperabukan daun yang terserang, menggemburkan tanah untuk mengeluarkan kepompong dan memperbaiki aerasi.
d. Lalat buah
Gejala: buah busuk, jatuh dan menurunkan produktivitas. Pengendalian: dengan memusnahkan buah yang rusak, memberi umpan berupa larutan sabun atau metil eugenol di dalam wadah dan insektisida.
e. Wereng ( Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus, I. Atkinsoni)
Jenis wereng ini berbeda dengan yang menyerang padi. Wereng ini menyerang daun, rangkaian bunga dan ranting sambil mengeluarkan cairan elok sehingga mengundang semut api untuk memakan tunas atau kuncup. Cairan yang membeku menjadikan jamur kerak hitam. Pengendalian dengan insektisida Diazinon dan pengasapan seminggu empat kali.
f. Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus)
Tungau pertama menyerang daun mangga yang masih muda sedangkan yang kedua menyerang permukaan daun mangga potongan bawah. Keduanya menyerang rangkaian bunga. Pengendalian dengan menyemprotkan tepung belerang, insektisida Diazinon atau Basudin.
g. Codot
Memakan buah mangga di malam hari. Pengendalian: dengan membiarkan semut kerangkeng hidup di sela daun mangga, memasang kitiran angin berpeluit dan melindungi pohon dengan jaring.

3.5.2. Penyakit
a. Penyakit mangga
Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera. Jamur ini mengakibatkan bunga menjadi layu, buah busuk, daun berbintik-bintik hitam dan menggulung. Pengendalian: fungisida Bubur Bordeaux.
b. Penyakit diplodia
Penyebab: jamur Diplodia sp. Tumbuh di luka tumbuhan muda hasil okulasi. Pengendalian: dengan bubur bordeaux. Luka diolesi/ditutup parafin-carbolineum.
c. Cendawan jelaga
Penyebab: virus Meliola mangifera atau jamur Capmodium mangiferum. Daun mangga yang diserang berwarna hitam menyerupai beledu. Warna hitam disebabkan oleh jamur yang hidup di cairan manis. Pengendalian: dengan memberantas serangga yang menghasilkan cairan elok dengan insektisida atau tepung belerang.
d. Bercak karat merah
Penyebab: jamur Colletotrichum gloeosporiodes. Menyerang daun, ranting, bunga dan tunas sehingga terbentuk bercak yang berwarna merah. Penyakit ini sangat menghipnotis proses pembuahan. Pengendalian: pemangkasan dahan, cabang, ranting, menyemprotkan fungisida bubuk bordeaux atau sulfat tembaga.
e. Kudis buah
Menyerang tangkai bunga, bunga, ranting dan daun. Gejala: adanya bercak kuning yang akan bermetamorfosis abu-abu. Pembuahan tidak terjadi, bunga berjatuhan. Pengendalian: fungisida Dithane M-45, Manzate atau Pigone tiga kali seminggu dan memangkas tangkai bunga yang terserang.
f. Penyakit Blendok
Penyebab: jamur Diplodia recifensis yang hidup di dalam lubang yang dibentuk oleh kumbang Xyleborus affinis). Lubang mengeluarkan getah yang akan berubah warna menjadi coklat atau hitam. Pengendalian: memotong potongan yang sakit, lubang ditutupi dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam insektisida dan menyemprot pohon dengan bubur bordeaux.

3.5.3. Gulma
Benalu memperlihatkan kerusakan dalam waktu pendek lantaran mengakibatkan masakan tidak diserap tumbuhan secara sempurna. Pengendalian dengan memotong cabang yang terserang, menebang tumbuhan yang diserang parasit dengan berat.

3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen
Mangga cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi pada umur 5-6 tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10 jumlah buah sanggup mencapai 300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di bulan September-Oktober.
Tanda buah sudah sanggup dipanen yakni adanya buah yang jatuh lantaran matang sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi bermetamorfosis hijau renta kebiruan, warna buah mangga golek/gedok bermetamorfosis kuning/merah Buah yang dipetik harus masih keras.

3.6.2. Cara Panen
Pada ketika pemetikan, buah jangan hingga terpotong, tercongkel atau jatuh hingga memar. Buah dipetik di sore hari dengan memakai pisau tajam atau dengan galah yang diujungnya terdapat pisau dan keranjang penampung buah.

3.6.3. Periode Panen
Di Indonesia pohon mangga berbunga satu tahun sekali sehingga panen dilakukan satu periode dalam satu tahun. Dari satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan sehingga dilakukan beberapa kali panen.

3.6.4. Perkiraan Produksi
Pohon muda okulasi menghasilkan 50-100 buah/tahun, meningkat hingga 300-500 buah pada umur 10 tahun, 1.000 buah pada umur 15 tahun dan 2.000 buah pada waktu produksi maksimum di umur 20 tahun.

3.7. Pascapanen
3.7.1. Pengumpulan
Buah hasil panen dikumpulkan di tempat yang teduh.

3.7.2. Penyortiran dan Penggolongan
Mangga yang rusak dipisahkan dengan mangga yang mulus. Setelah sortasi buah mangga dilap untuk menghilangkan getah yang sanggup menurunkan mutu terutama bila buah akan dipasarkan ke pasar swalayan atau luar negeri.
Buah yang akan dipasarkan di dalam negeri sanggup diperam untuk mempercepat pemasakan. Sortasi didasarkan berat buah atau ukuran buah. Kelas berdasarkan berat buah antara lain:
a) Kelas I: > 320 gram/buah
b) Kelas II: 270 - 320 gram/buah
c) Kelas III: 200 - 270 gram/buah

Sedangkan berdasarkan ukuran buah sanggup diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Klasifikasi Besar: arum elok > 17,5 cm, golek > 20 cm
b) Klasifikasi Sedang: arum elok 15 - 17,5 cm, golek 17,5 - 20 cm
c) Klasifikasi Kecil: arum elok < 15 cm, golek < 17,5 cm

3.7.3. Penyimpanan
Buah mangga yang telah dipetik disimpan ditempat yang kering, teduh dan sejuk.

IV. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
4.1. Analisis Usaha Budidaya
Analisis biaya budidaya tumbuhan mangga dengan luas lahan 1 hektar selama 10 tahun di kawasan Jawa Barat pada tahun 1999.
  1. Biaya produksi
    1. Sewa lahan kebun 10 tahun @ Rp. 1.500.000,-
    2. Bibit 121 batang @ Rp.10.000,-
    3. Pupuk
       - Pupuk sangkar 3 ton/tahun @ Rp. 60.000,-
       - Urea 28 kg @ Rp. 1.115
          Tahun ke 1 dan 2 @ Rp. 31.220,-
          Tahun ke-3
          Tahun ke-4
          Tahun ke-5 s/d ke-10 @ Rp. 92.545,-
       - TSP 11 kg @ Rp. 1.600,-
          Tahun ke-1
          Tahun ke-2
          Tahun ke-3
          Tahun ke-4
          Tahun ke-5 s/d ke-10 @ Rp. 88.000,-
       - KCl 11 kg @ Rp. 1.650,-
          Tahun ke-1
          Tahun ke-2
          Tahun ke-3
          Tahun ke-4
          Tahun ke-5 s/d ke-10 @ Rp. 72.600,-
    4. Pestisida
       - Furadan 3 kg @ Rp. 12.500,-
    5. Peralatan
       - Cangkul 2 buah @ Rp. 10.000,-
       - Koret 2 buah @ Rp. 5.000,-
       - Parang 1 buah @ Rp. 7.000,-
       - Sprayer 0,1 buah @ Rp. 25.000,-
    6. Tenaga kerja
       - Pembersihan lahan 30 HOK @ Rp. 7.500,-
       - Pembuatan drainase 25 HOK @ Rp. 7.500,-
       - Pengajiran 4 HOK @ Rp. 7.500,-
       - Pembuatan teras piringan 20 HOK @ Rp. 7.500,-
       - Pembuatan lubang tanam 15 HOK @ Rp. 7.500,-
       - Pemupukan dasar 5 HOK @ Rp. 7.500,-
       - Penanaman 7 HOK @ RP. 7.500,-
       - Penyulaman 6 HOK @ Rp. 7.500,-
       - Penyiangan 20 HOK/tahun @ Rp. 7.500,-
       - Pemupukan 10 HOK/tahun @ Rp. 7.500,- (ke 2 s/d k-10)
       - Perlindungan tumbuhan 4HOK/tahun @ Rp. 7.500,-
       - Perbaikan drainase 12 HOK/tahun @ Rp. 7.500,- (2-9)
       - Pemangkasan 10 HOK/tahun @ Rp. 7.500,- (ke-5 s/d ke-10)
    7. Panen dan pasca panen
       - Pemanenan
          Tahun ke-5, 22 HOK @ Rp. 7.500,-
          Tahun ke-6, 35 HOK @ Rp. 7.500,-
          Tahun ke-7, 48 HOK @ Rp. 7.500,-
        - Kemasan dan pemasaran
          Tahun ke-5
          Tahun ke-6
          Tahun ke-7
          Tahun ke-8
          Tahun ke-9
          Tahun ke-10

    Jumlah biaya produksi dalam 10 tahun
  2. Pendapatan
    - Tahun ke-5: 5.500 buah @ Rp. 500,-
    - Tahun ke-6: 8.800 buah @ Rp. 500,-
    - Tahun ke-7: 12.100 buah @ Rp. 500,-
    - Tahun ke-8: 15.400 buah @ Rp. 500,-
    - Tahun ke-9: 18.700 buah @ Rp. 500,-
    - Tahun ke-10: 20.900 buah @ Rp. 500,-

    Jumlah Pendapatan
  3. Keuntungan :
    - Dalam 10 tahun
  4. Parameter kelayakan usaha
    - B/C rasio = 1,25

Rp.
Rp.

Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.


Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.

Rp.


Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.

15.000.000,-
1.210.000,-

1.800.000,-

62.440,-
49.060,-
61.325,-
555.270,-

17.600,-
26.400,-
52.800,-
61.600,-
528.000,-

18.150,-
27.225,-
36.300,-
45.305,-
435.600,-

370.500,-

20.000,-
10.000,-
7.000,-
25.000,-

225.000,-
187.500,-
30.000,-
150.000,-
112.500,-
37.500,-
52.500,-
45.000,-
1.500.000,-
675.000,-
300.000,-
810.000,-
450.000,-


165.000,-
264.000,-
363.000,-

330.000,-
528.000,-
686.000,-
892.000,-
1.160.000,-
1.508.000,-

32.479.675,-

2.750.000,-


4.400.000,-
6.050.000,-
7.700.000,-
9.350.000,-
10.450.000,-
40.700.000,-

8.220.325,-

4.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Di dalam negeri mangga tetap menjadi buah favorit pada ketika musimnya. Buah yang berkualitas tetap mempunyai harga yang jauh lebih baik dan sanggup menembus pasar untuk kalangan menengah atas. Di luar negeri mangga yakni buah eksotik yang banyak penggemarnya dan termasuk buah impor yang mahal. Potensi Indonesia untuk mengekspor mangga begitu besar, tetapi pemanfaatannya tidak maksimal. Untuk mensuplai kebutuhan mangga luar negeri yang harus kontinyu dan standard mutu tidak berubah, dibutuhkan pengembangan agribisnis mangga yang meliputi areal tanam luas dengan kultur teknis dan pasca panen yang terkendali.

V. STANDAR PRODUKSI
5.1. Ruang lingkup
Standar produksi ini meliputi: klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan pengemasan.

5.2. Diskripsi
Standar mutu mangga tercantum dalam standar Nasional Indonesia SNI 01-3164-1992.

5.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Mangga digolongkan dalam 4 ukuran berdasarkan kultifarnya yaitu besar sedang kecil dan sangat kecil yang masing-masing digolongkan dalam 2 jenis mutu yaitu mutu I dan mutu II
a) Arum manis: besar>400 gram, sedang 350-400 gram, kecil 300-349 gram, sangat kecil 250-299 gram
b) Golek: besar>500 gram, sedang 450-500 gram, kecil 400-449 gram, sangat kecil 350-399 gram
c) Gedog: besar>250 gram, sedang 200-250 gram, kecil 150-199 gram, sangat kecil 100-149 gram
d) Manalagi: besar>400 gram, sedang 350-400 gram, kecil 300-349 gram, sangat kecil 250-299 gram

Syarat mutu yang diterapkan untuk keempat golongan tersebut:
a. Karakteristik keasaman sifat varietas: mutu I seragam; mutu II seragam
b. Karakteristik tingkat ketuaan: mutu I renta tapi tidak terlalu matang; mutu II renta tapi tidak terlalu matang
c. Karakteristik kekerasan: mutu I=keras; mutu II=cukup keras
d. Karakteristik ukuran: mutu I=seragam; mutu II=kurang seragam
e. Karakteristik kotoran: mutu I=bebas; mutu II=bebas
f. Karakteristik kerusakan: mutu I=5%; mutu II=10 %
g. Karakteristik amis : mutu I=1%; mutu II=1%

5.4. Pengambilan Contoh
Satu partai/lot mangga terdiri dari maksimum 1000 kemasan. Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan dalam 1 partai/lot menyerupai terlihat dibawah ini:
a) Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot hingga dengan 100 : pola yang diambil 5.
b) Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot 101 - 300: pola yang diambil 7.
c) Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot 301 - 500: pola yang diambil 9.
d) Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot 501 - 1000: pola yang diambil 10.

5.5. Pengemasan
Pengemasan buah manga dalam peti kayu, berat higienis setiap peti kayu maksimum 25 kg, susunan buah dalam peti kayu kompak dengan setiap buah yang diberi pembungkus/ penyekat, atau kotak kotoran diberi penyekat dan lobang udara, susunan buah dalam kotak karton satu lapis dengan berat higienis kotak karton maksimum 10 kg.

Untuk derma merek di potongan luar kotak kayu di beri label yang dituliskan antara lain :
a) Nama barang.
b) Jenis mutu.
c) Nama/kode perusahaan/eksportir.
d) Berat bersih.
e) Produksi Indonesia.
f) Tempat/negara tujuan.

VI. REFERENSI
6.1. Daftar Pustaka
a) Bambang Marhijanto, Drs & Setiyo Wibowo. 1994. Bertanam Mangga. Arkola. Surabaya.
b) Bonus Trubus No. 345. 1998. Celah-celah Usaha Terpilih
c) Pracaya, Ir. 1998. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya. Jakarta
d) Rismunandar. 1990. Membudayakan Tanaman Buah-buahan. Sinar Baru Bandung
e) Trubus No. 345. 1998. Memperbanyak Mangga di Pohon.


Demikianlah Artikel Budidaya Tanaman Buah Mangga

Sekianlah artikel Budidaya Tanaman Buah Mangga kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Budidaya Tanaman Buah Mangga dengan alamat link http://elpasodemisdias.blogspot.com/2000/07/budidaya-tanaman-buah-mangga.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel