Budidaya Flora Buah Manggis
Budidaya Flora Buah Manggis - Hallo sahabat elpasodemisdias, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Budidaya Flora Buah Manggis, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Budidaya Tanaman Buah-Buahan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Budidaya Flora Buah Manggis
link : Budidaya Flora Buah Manggis
I. UMUM
1.1. Sejarah Singkat
Manggis merupakan tumbuhan buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di daerah Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau Indonesia. Dari Asia Tenggara, tumbuhan ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya menyerupai Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawaii dan Australia Utara. Di Indonesia manggis disebut dengan banyak sekali macam nama lokal menyerupai manggu (Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara), Manggista (Sumatera Barat).
1.2. Sentra Penanaman
Pusat penanaman pohon manggis ialah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat (Jasinga, Ciamis, Wanayasa), Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur dan Sulawesi Utara.
1.3. Jenis Tanaman
Klasifikasi botani pohon manggis ialah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L.
Balai Penelitian Pohon Buah-buahan Solok merekomendasikan tiga klon manggis, yaitu:
a. Kelompok besar: panjang daun>20 cm; lebar>10 cm; ketebalan kulit buah>9 mm; diameter buah>6,5 cm; berat buah>140 gram; buah tiap tandan 1 butir.
b. Kelompok sedang: panjang daun 17-20 cm; lebar 8,5-10 cm; ketebalan kulit buah 6-9 mm; diameter buah 5,5-6,5 cm; berat buah 70-140 gram; buah tiap tandan 1-2 butir.
c. Kelompok kecil: panjang daun>17 cm; lebar<8,5 cm; ketebalan kulit buah>6 mm; diameter buah>5,5, cm; berat buah>70 gram; buah tiap tandan>2 butir.
Klon yang dikembangkan ialah MBS1, MBS2, MBS3, MBS4, MBS5, MBS6 dan MBS 7.
1.4. Manfaat Tanaman
Buah manggis sanggup disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah kaleng, dibentuk sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis ialah obat sariawan, wasir dan luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang pohon digunakan sebagai materi bangunan, kayu bakar/ kerajinan.
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
a) Dalam budidaya manggis, angin berperan dalam penyerbukan bunga untuk tumbuhnya buah. Angin yang baik tidak terlalu kencang.
b) Daerah yang cocok untuk budidaya manggis ialah daerah yang mempunyai curah hujan tahunan 1.500-2.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.
c) Temperatur udara yang ideal berada pada kisaran 22-32 derajat C.
2.2. Media Tanam
a. Tanah yang paling baik untuk budidaya manggis ialah tanah yang subur, gembur, mengandung materi organik.
b. Derajat keasaman tanah (pH tanah) ideal untuk budidaya manggis ialah 5-7.
c. Untuk pertumbuhan tumbuhan manggis memerlukan daerah dengan drainase baik dan tidak tergenang serta air tanah berada pada kedalaman 50-200 m.
2.3. Ketinggian Tempat
Pohon manggis sanggup tumbuh di daerah dataran rendah hingga di ketinggian di bawah 1.000 m dpl. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah dengan ketinggian di bawah 500-600 m dpl.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
Pohon manggis sanggup diperbanyak dengan biji/bibit hasil penyambungan pucuk dan susuan. Pohon yang ditanam dari biji gres berbunga pada umur 10-15 tahun sedangkan yang ditanam dari bibit hasil sambungan sanggup berbunga pada umur 5-7 tahun.
3.1.1. Persyaratan Benih
a. Perbanyakan dengan biji untuk batang bawah
Biji yang akan dijadikan benih diambil dari buah renta yang berisi 5-6 segmen daging buah dengan 1-2 segmen yang berbiji, tidak rusak, beratnya minimal satu gram dan daya kecambah sedikitnya 75%. Buah diambil dari pohon yang berumur sedikitnya 10 tahun.
b. Untuk pembuatan bibit dengan cara sambungan diharapkan batang bawah dan pucuk (entres) yang sehat. Batang bawah ialah bibit dari biji berumur lebih dari dua tahun dengan diameter batang 0.5 cm dan kulitnya berwarna hijau kecoklatan.
3.1.2. Penyiapan Benih
a. Perbanyakan dengan biji untuk batang bawah
Untuk menghilangkan daging buah, rendam buah dalam air higienis selama 1 ahad (dua hari sekali air diganti) sehingga lendir dan jamur terbuang. Biji akan mengelupas dengan sendirinya dan biji dicuci hingga bersih. Celupkan biji kedalam fungisida Benlate dengan konsentrasi 3 g/L selama 2-5 menit. Keringanginkan biji di tempat teduh selama beberapa hari hingga kadar airnya 12-14%.
b. Pucuk untuk sambungan berupa pucuk (satu buku) yang masih berdaun muda berasal dari pohon induk yang unggul dan sehat. Dua ahad sebelum penyambungan belahan bidang sayatan batang bawah dan pucuk diolesi zat pengatur tumbuh Adenin/Kinetin dengan konsentrasi 500 ppm untuk lebih memacu pertumbuhan.
3.1.3. Teknik Penyemaian Benih
a. Perbanyakan dengan biji dalam bedengan
Bedengan dibentuk dengan ukuran lebar 100-120 cm dengan jarak antar bedengan 60-100 cm. Tanah diolah sedalam 30 cm, kemudian campurkan pasir, tanah dan materi organik halus (3:2:1) dengan merata. Persemaian diberi atap jerami/daun kelapa dengan ketinggian sisi Timur 150-175 cm dan sisi Barat 10-125 cm. Benih ditanam di dalam lubang tanam berukuran 10 x 10 cm dengan jarak tanam 3 x 3 cm dan jarak antar baris 5 cm pada kedalaman 0,5-1,0 cm. Tutup benih dengan tanah dan selanjutnya bedengan ditutup dengan karung goni lembap atau jerami setebal 3 cm. Persemaian disiram 1-2 kali sehari, diberi pupuk urea dan SP-36 masing-masing 2 g/tanaman setiap bulan. Setelah berumur 1 tahun, bibit dipindahkan ke dalam polybag ukuran 20 x 30 cm berisi adonan tanah dan kompos/pupuk sangkar (1:1). Bibit ini dipelihara hingga berumur 2 tahun dan siap ditanam dilapangan/dijadikan batang bawah pada penyambungan.
b. Penyemaian dan pembibitan di dalam polybag berukuran 20 x 30 cm.
Satu/dua benih disemai di dalam polybag 20 x 30 cm yang dasarnya dilubangi kecil-kecil pada kedalaman 0.5-1.0 cm. Media tanam berupa adonan tanah halus, kompos/pupuk sangkar halus dan pasir (1:1:1). Simpan polybag di bedengan yang sisinya dilingkari papan/bilah bambu semoga polybag tidak roboh. Persemaian disiram 1-2 hari sekali dan diberi urea dan SP-36 sebanyak 2-3 g/tanaman setiap bulan. Bibit ini dipelihara hingga berumur 2 tahun dan siap ditanam di lapangan atau dijadikan batang bawah pada penyambungan.
c. Perbanyakan dengan penyambungan pucuk
Adapun cara penyambungan pucuk ialah sebagai berikut:
1. Potong materi bawah setinggi 15-25 cm dari pangkal leher kemudian buat celah di ujung batang sepanjang 3-5 cm.
2. Runcingkan pangkal batang atas sepanjang 3-5 cm.
3. Selipkan belahan runcing batang atas (pucuk) ke dalam celah batang bawah.
4. Balut bidang pertautan batang bawah dan atas dengan tali rafia. Pembalutan dimulai dari atas, kemudian ikat ujung balutan dengan kuat.
5. Tutupi hasil sambungan dengan kantung plastik transparan dan simpan di tempat teduh. Setelah 2-3 ahad epilog dibuka dan bibit dibiarkan tumbuh selama 3-4 minggu. Balutan sanggup dilepas sesudah berumur 3 bulan yaitu pada dikala bibit telah bertunas. Setelah berumur 6 bulan bibit siap dipindahtanamkan ke kebun.
6. Selama penyambungan siram bibit secara rutin dan siangi gulma.
d. Perbanyakan dengan penyambungan susuan
Adapun cara penyambungan susuan ialah sebagai berikut:
1. Pilih pohon induk yang produktif sebagai batang atas.
2. Siapkan batang bawah di dalam polibag dan letakan di atas tempat yang lebih tinggi daripada pohon induk.
3. Pilih satu cabang (entres) dari pohon induk untuk materi cabang atas. Diameter cabang lebih kecil atau sama dengan batang bawah.
4. Sayat batang bawah dengan kayunya kira-kira 1/3-1/2 diameter batang sepanjang 5-8 cm.
5. Sayat pula cabang entres dengan cara yang sama.
6. Satukan bidang sayatan kedua batang dan balut dengan tali rafia.
7. Biarkan bibit susuan selama 5 - 6 bulan.
8. Pelihara pohon induk dan batang bawah di dalam polibag dengan intensif.
9. Susuan berhasil kalau tumbuh tunas muda pada pucuk batang atas (entres) dan ada pembengkakan (kalus) di tempat ikatan tali.
10. Bibit susuan yang gres dipotong segera disimpan di tempat teduh dengan penyinaran 30% selama 3-6 bulan hingga tumbuh tunas baru. Pada dikala ini bibit siap dipindahtanamkan.
3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Persiapan
Penetapan areal untuk perkebunan mangga harus memperhatikan faktor akomodasi transportasi dan sumber air.
3.2.2. Pembukaan Lahan
a) Membongkar tumbuhan yang tidak diharapkan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.
b) Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.
3.2.3. Pengaturan Jarak Tanam
Pada tanah yang kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada tanah subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar ialah 10 m dan diatur dengan cara:
a) segi tiga sama kaki.
b) diagonal.
c) bujur sangkar (segi empat).
3.2.4. Pemupukan
Bibit ditanam di ekspresi dominan hujan kecuali di daerah yang beririgasi sepanjang tahun. Sebelum tanam taburkan adonan 500 gram ZA, 250 gram SP-36 dan 200 gram KCl ke dalam lubang tanam dan tutup dengan tanah.
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pembuatan Lubang Tanam
Buat lubang tanam ukuran 50 x 50 cm sedalam 25 cm dan tempatkan tanah galian tanah di satu sisi. Perdalam lubang tanam hingga 50 cm dan tempatkan tanah galian di sisi lain. Keringanginkan lubang tanam 15-30 hari sebelum tanam. Kemudian masukkan tanah belahan dalam (galian ke dua) dan masukkan kembali lapisan tanah atas yang telah dicampur 20-30 kg pupuk kandang.
Jarak antar lubang 8 x 10 m atau 10 x 10 m dihitung dari titik tengah lubang. Untuk lahan berlereng perlu dibentuk teras, tanggul dan susukan drainase untuk mencegah erosi.
3.3.3. Cara Penanaman
Dengan jarak tanam 10x 10 m atau 8 x 10 m diharapkan 100-125 bibit per hektar. Cara menanam bibit yang benar ialah sebagai berikut:
a. Siram bibit di dalam polybag dengan air hingga polibag sanggup dilepaskan dengan mudah.
b. Buang sebagian akar yang terlalu panjang dengan pisau/gunting tajam.
c. Masukkan bibit ke tengah-tengah lubang tanam, timbun dengan tanah hingga batas akar dan padatkan tanah perlahan-lahan.
d. Siram hingga tanah cukup lembab.
e. Beri naungan yang terbuat dari tiang-tiang bambu beratap jerami. Jika sudah ada pepohonan di sekitarnya, pohon-pohon ini sanggup berfungsi sebagai pelindung alami. Pohon pelindung harus bersifat alami dan mengubah iklim mikro, contohnya tumbuhan Albisia dan Lamtoro.
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyiangan
Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemupukan dan penggemburanyaitu dua kali dalam setahun.
3.4.2. Perempalan/Pemangkasan
Ranting-ranting yang tumbuh kembar dan sudah tidak berbuah perlu dipangkas untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Gunakan gunting pangkas yang higienis dan tajam untuk menghindari infeksi dan lapisi bekas pangkasan dengan ter.
3.4.3. Pemupukan
Jenis dan takaran pemupukan tawaran adalah:
a. Pohon berumur 6 bulan dipupuk adonan urea, SP-36 dan KCl (3:2:1) sebanyak 200-250 gram/pohon.
b. Pohon berumur 1-3 tahun dipupuk adonan 400-500 gram Urea, 650-700 gram SP-36 dan 900-1000 gram KCl (3:1:2) yang diberikan dalam dua hingga tiga kali.
c. Pohon berumur 4 tahun dan seterusnya dipupuk adonan urea, SP-36 dan KCl (1:4:3) sebanyak 3-6 kg.pohon ditambah 40 kg/pohon pupuk kandang.
Pupuk ditaburkan di dalam larikan/di dalam lubang-lubang di sekeliling batang dengan diameter sejauh ukuran tajuk pohon. Dalam larikan dan lubang sekitar 10-20 cm sedangkan jarak antar lubang sekitar 100-150 cm.
3.4.4. Pengairan dan Penyiraman
Tanaman yang berumur di bawah lima tahun memerlukan ketersediaan air yang cukup dan terus menerus sehingga harus disiram satu hingga dua hari sekali. Sedangkan pada pohon manggis yang berumur lebih dari lima tahun, frekuensi penyiraman berangsur-angsur sanggup dikurangi. Penyiraman dilakukan pagi hari dengan cara menggenangi susukan irigasi atau disiram.
3.4.5. Pemberian Mulsa
Mulsa jerami dihamparkan setebal 3-5 cm menutupi tanah di sekeliling batang yang masih kecil untuk menekan gulma, menjaga kelembaban dan aerasi dan mengurangi penguapan air.
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
a. Ulat bulu
Hama ini melubangi daun. Pengendalian: (1) menjaga sanitasi lingkungan dan pemeliharaan tumbuhan yang baik; (2) penyemprotan insektisida Bayrusil 250 EC/Cymbush 50 EC dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.
3.5.2. Penyakit
a. Bercak daun
Penyebab: jamur Pestalotia sp., Gloesporium sp. dan Helminthosporium sp. Gejala: bercak pada daun yang tidak beraturan berwarna abu-abu pada pusatnya (Pestalotia sp.), coklat (Helminthosporium sp.) dan hitam pada sisi atas dan bawah daun (Gloesporium sp.). Pengendalian: mengurangi kelembaban yang berasal dari tumbuhan pelindung, memotong belahan yang terjangkit dan menyemprotkan fungisida Bayfidan 250 EC/Baycolar 300 EC dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.
b. Jamur upas
Penyebab: Corticium salmonicolor Berk.et Br. Gejala: cabang/ranting mati alasannya jaringan kulit mengering. Pengendalian: memotong cabang/ranting, mengerok kulit dan kayu yang terjangkit parah dan mengolesi belahan yang dipotong dengan cat, atau disemprot dengan Derosal 60 WP 0.1-0.2 %.
c. Hawar benang
Penyebab: jamur Marasmius scandens Mass Dennis et Reid. Gejala: miselium jamur tumbuh pada permukaan cabang dan ranting membentuk benang putih yang sanggup meluas hingga menutupi permukaan bawah daun. Pengendalian: menjaga kebersihan dan memangkas daun yang terserang.
d. Kanker batang
Penyebab: jamur Botryophaerisa ribis. Gejala: warna kulit batang dan cabang berubah dan mengeluarkan getah. Pengendalian: (1) perbaikan drainase, menjaga kebersihan kebun, pemotongan tumbuhan yang sakit; (2) penyemprotan fungisida Benlate untuk kanker batang, Cobox atau Cupravit bagi penyakit lainnya.
e. Hawar rambut
Penyebab: jamur Marasmius equicrinis Mull. Gejala: permukaan tumbuhan manggis ditutupi bentuk serupa benang berwarna coklat renta kehitaman menyerupai ekor kuda. Pengendalian: sama dengan kanker batang.
f. Busuk buah
Penyebab: jamur Botryodiplodia theobromae Penz. Gejala: diawali dengan dengan membusuknya pangkal buah dan meluas ke seluruh belahan buah sehingga kulit buah menjadi suram. Pengendalian: sama dengan kanker batang.
g. Busuk akar
Penyebab: jamur Fomes noxious Corner. Gejala: akar kedaluwarsa dan berwarna coklat. Pengendalian: sama dengan kanker batang.
3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen
Tingkat kematangan sangat kuat terhadap mutu dan daya simpan manggis. Buah dipanen sesudah berumur 104 hari semenjak bunga mekar (SBM). Umur panen dan ciri fisik manggis siap panen sanggup dilihat berikut ini :
a) Panen 104 hari: warna kulit hijau bintik ungu; berat 80-130 gram; diameter 55-60 mm.
b) Panen 106 hari: warna kulit ungu merah 10-25%; berat 80-130 gram; diameter 55-60 mm.
c) Panen 108 hari: warna kulit ungu merah 25-50%; berat 80-130 gram; diameter 55-60 mm.
d) Panen 110 hari: warna kulit ungu merah 50-75%; berat 80-130 gram; diameter 55-60 mm.
e) Panen 114 hari: warna kulit ungu merah; berat 80-130 gram; diameter 55-65 mm.
Untuk konsumsi lokal, buah dipetik pada umur 114 SBM sedangkan untuk ekspor pada umur 104-108 SBM.
3.6.2. Cara Panen
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik/memotong pangkal tangkai buah dengan alat bantu pisau tajam. Untuk mencapai buah di tempat yang tinggi sanggup digunakan tangga bertingkat dari kayu/galah yang dilengkapi pisau dan keranjang di ujungnya. Pemanjatan seringkali diharapkan alasannya manggis ialah pohon hutan yang umurnya sanggup lebih dari 25 tahun.
3.6.3. Periode Panen
Pohon manggis di Indonesia dipanen pada bulan November hingga Maret tahun berikutnya.
3.6.4. Perkiraan Produksi
Produksi panen pertama hanya 5-10 buah/pohon, kedua rata-rata 30 buah/pohon selanjutnya 600-1.000 buah/pohon sesuai dengan umur pohon. Pada puncak produksi, tumbuhan yang dipelihara intensif sanggup menghasilkan 3.000 buah/pohon dengan rata-rata 2.000 buah/pohon. Produksi satu hektar (100 tanaman) sanggup mencapai 200.000 butir atau sekitar 20 ton buah.
3.7. Pascapanen
3.7.1. Pengumpulan
Buah dikumpulkan di dalam wadah dan ditempatkan di lokasi yang teduh dan nyaman.
3.7.2. Penyortiran dan Penggolongan
Tempatkan buah yang baik dengan yang rusak dan yang kedaluwarsa dalam wadah yang berbeda. Lakukan penyortiran menurut ukuran buah hasil pengelompokan dari Balai Penelitian Pohon Buah-buahan Solok yaitu besar, sedang dan kecil.
3.7.3. Penyimpanan
Pada ruangan dengan temperatur 4-6 derajat C buah sanggup tetap segar selama 40 hari sedangkan pada 9-12 derajat C tahan hingga 33 hari.
IV. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
4.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya manggis seluas 1 hektar pada populasi 100-125 tumbuhan untuk inventasi selama 20 tahun. Analisis dilakukan pada tahun 1999 di Jawa Barat.
Keterangan: HKP hari kerja pria, Keuntungan gres diraih tahun ke 11. Perkiraan tumbuhan produktif ialah 100 pohon/tahun, Harga jual rata-rata Rp. 60/buah. (tingkat petani, tahun 1999).
4.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Masyarakat dunia mengenal manggis sebagai Queen of fruits alasannya rasanya yang exotic yaitu manis, asam berpadu dengan sedikit sepat. Prospek pengembangan agribisnis manggis sangat cerah meningkat perminat buah ini di luar negeri banyak dan harganya relatif mahal.
Taiwan ialah pasar terbesar manggis Indonesia, selama tahun 1994, Taiwan mengimpor manggis Indonesia sebanyak 2.235.177 kg atau 83% dari total ekspor buah Indonesia. Negara lain yang mengimpor manggis ialah a.l. Jepang, Brunei, Hongkong, Arab Saudi, Kuwait, Oman, Belanda, Perancis, Swis, Amerika Serikat. Peluang pasar luar negeri diperkirakan terus meningkat dengan penambahan volume 10,7% per tahun.
Harga manggis di pasar tradisional relatif murah alasannya manggis yang dipasarkan di dalam negeri ialah sisa ekspor, jadi mutunya sudah tidak baik. Jika produsen sanggup menghasilkan buah manggis dengan mutu yang merata dan konstan, sudah niscaya harga tersebut akan jauh meningkat.
Kendala agribisnis manggis ialah umur panen tumbuhan yang sanggup mencapai 6 tahun, sehingga pengembalian modal tidak sanggup berlangsung cepat. Karena itu diharapkan para pemodal kuat yang tetap sanggup bertahan hingga modal agribisnis manggisnya kembali sesudah menunggu 11 tahun semenjak tanam.
V. STANDAR PRODUKSI
5.1. Ruang Lingkup
Standar ini mencakup diskripsi,klasifikasi dan standar mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, cara pengemasan.
5.2. Diskripsi
Standar mutu buah manggis tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-3211-1992.
5.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Terdiri dari 3 jenis mutu, yaitu mutu super, mutu I, mutu II.
a) Keseragaman: mutu super=seragam; mutu I=seragam; mutu II=seragam.
b) Diameter: mutu super>65 mm; mutu I=55-56 mm; mutu II<55 mm.
c) Tingkat keseragaman: mutu super=segar; mutu I=segar; mutu=II segar.
d) Warna kulit: mutu super hijau; mutu I=kemerahan s/d merah; mutu II=muda mengkilat
e) Buah cacat atau kedaluwarsa (jumlah/jumlah): mutu super=0%; mutu I=0%; mutu II=0%
f) Tangkai dan atau kelopak: mutu super utuh, mutu I utuh, mutu II utuh
g) kadar kotoran (b/b): mutu super=0%; mutu I=0%; mutu II=0%
h) Serangga hidup dan atau mati :mutu super=tidak ada; mutu I=tidak ada; mutu=II tidak ada.
i) Warna daging buah: mutu super=putih bersih; mutu I=khas manggis putih; mutu II=bersih khas manggis
Untuk pengklasifikasian dilakukan pengujian diantaranya adalah:
a.Penentuan ukur diameter
Ukur setiap panjang garis tengah yang tegak lurus pada tinggi buah manggis segar dari seluruh pola uji dengan memakai alat pengukur diameter yang sesuai. Pisahkan sesuai dengan ketentuan penggolongan yang dinyatakan dalam standar yaitu>65 mm; 55-65 mm; <55 mm.
b.Penentuan buah cacat dan atau kedaluwarsa pada buah manggis segar.
Hitung jumlah seluruh pola uji buah segar, amati satu persatu dari buah yang bersangkutan dari secara visual dan organoleptik serta pisahkan buah yang cacat/busuk sesuai dengan jenis cacat dan batasan kedaluwarsa sebagai berikut:
1.Buah cacat cuaca dan mekanis yang rusak memar, luka pada kulit dan daging buah akhir tekanan, benturan dan getaran.
2.Buah cacat fisiologis yaitu buah yang tingkat kematangannya sudah berlanjut.
3.Buah cacat fisiologis yaitu buah yang tingkat kematangannya sudah berlanjut
4.Buah cacat alasannya hama dan penyakit yaitu buah yang sudah terkotori oleh serangga dan pathogen perusak.
5.Buah dinyatakan kedaluwarsa apabila daging/kulit buah telah terlihat pembusukan yang sanggup diidentifikasikan secara visual.
c.Penentuan kadar kotoran
Timbang seluruh pola uji buah manggis segar, amati secara visual adanya kotoran yaitu semua materi bukan buah manggis segar menyerupai tanah, materi tumbuhan yang nampak melekat pada buah manggis segar/berada pada kemasan yang tampak secara visual. Pisahkan kotoran yang terdapat pada buah manggis segar dan kemasan, menyerupai tanah, potongan daun/benda lain yang termasuk kotoran yang melekat pada buah manggis segar dan timbanglah.
d.Penentuan kesegaran
Hitung jumlah seluruh pola uji buah manggis segar, amati satu persatu buah segar secara visual dan pisahkan buah yang dinyatakan tidak segar yaitu dengan memperhatikan kondisi kulit buah. Hitung jumlah satuan buah yang dinilai kurang segar dan hitung pula presentase jumlah satuan buah yang dinilai kurang segar terhadap jumlah seluruh pola uji.
e.Penentuan adanya serangga hidup atau mati
Amati secara visual adanya serangga hidup dan mati pada buah dan kemasan.
5.4. Pengambilan Contoh
Suatu partai/lot buah manggis segar terdiri dari maksimum 1.000 kemasan. Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan menyerupai pada data dibawah ini :
a) Jumlah kemasan dalam partai/lot 1-5: pola yang diambil 5.
b) Jumlah kemasan dalam partai/lot 6-100: pola yang diambil 7.
c) Jumlah kemasan dalam partai/lot 101-300: pola yang diambil 9.
d) Jumlah kemasan dalam partai/lot 301-500: pola yang diambil 10.
e) Jumlah kemasan dalam partai/lot 501-1000 : pola yang diambil semua.
Dari setiap kemasan yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnya 3 kg kemudian dicampur. Untuk kemasan dengan berat kurang dari 3 bungkus harus diambil pola sekurang-kurangnya dari dua kemasan. Dari jumlah buah yang terkumpul kemudian secara acak pola sekurang-kurangnya 3 kg untuk diuji. Petugas pengambil pola harus yang memenuhi persyarat, yaitu orang yang telah berpengalaman/telah dilatih terlebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu tubuh hukum.
5.5. Pengemasan
Buah manggis segar dikemas dengan kotak karton baru/keranjang plastik yang kokoh, baik, higienis dan kering, berventilasi, dengan berat higienis setiap kemasan sebesar 2 kg untuk kemasan karton dan 10 kg untuk kemasan keranjang plastik. Dan juga digunakan kemasan yang berat menurut akad antara penjual dan pembeli.
VI. REFERENSI
6.1. Daftar Pustaka
a) Rahmat Rukmana, Ir. 1995. Budidaya Manggis. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
b) Rismunandar. 1986. Mengenal Tanaman Buah-buahan. Sinar Baru. Bandung
c) Suyanti Satuhu. 1997. Penanganan Manggis Segar untuk Ekspor. Penebar Swadaya. Jakarta.
d) Reza Tirtawinata, Ir. 1997. Memilih Biji Manggis untuk Bibit. Trubus No. 335.
e) Reza Tirtawinata, Ir. 1998. Pohon Pelindung untuk Tanaman Manggis Muda. Trubus no. 342.
Sumber dari warintek
Anda sekarang membaca artikel Budidaya Flora Buah Manggis dengan alamat link http://elpasodemisdias.blogspot.com/2000/07/budidaya-flora-buah-manggis.html
Judul : Budidaya Flora Buah Manggis
link : Budidaya Flora Buah Manggis
Budidaya Flora Buah Manggis
Manggis
( Garcinia mangostana L. )
1.1. Sejarah Singkat
Manggis merupakan tumbuhan buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di daerah Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau Indonesia. Dari Asia Tenggara, tumbuhan ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya menyerupai Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawaii dan Australia Utara. Di Indonesia manggis disebut dengan banyak sekali macam nama lokal menyerupai manggu (Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara), Manggista (Sumatera Barat).
1.2. Sentra Penanaman
Pusat penanaman pohon manggis ialah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat (Jasinga, Ciamis, Wanayasa), Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur dan Sulawesi Utara.
1.3. Jenis Tanaman
Klasifikasi botani pohon manggis ialah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L.
Balai Penelitian Pohon Buah-buahan Solok merekomendasikan tiga klon manggis, yaitu:
a. Kelompok besar: panjang daun>20 cm; lebar>10 cm; ketebalan kulit buah>9 mm; diameter buah>6,5 cm; berat buah>140 gram; buah tiap tandan 1 butir.
b. Kelompok sedang: panjang daun 17-20 cm; lebar 8,5-10 cm; ketebalan kulit buah 6-9 mm; diameter buah 5,5-6,5 cm; berat buah 70-140 gram; buah tiap tandan 1-2 butir.
c. Kelompok kecil: panjang daun>17 cm; lebar<8,5 cm; ketebalan kulit buah>6 mm; diameter buah>5,5, cm; berat buah>70 gram; buah tiap tandan>2 butir.
Klon yang dikembangkan ialah MBS1, MBS2, MBS3, MBS4, MBS5, MBS6 dan MBS 7.
1.4. Manfaat Tanaman
Buah manggis sanggup disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah kaleng, dibentuk sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis ialah obat sariawan, wasir dan luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang pohon digunakan sebagai materi bangunan, kayu bakar/ kerajinan.
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
a) Dalam budidaya manggis, angin berperan dalam penyerbukan bunga untuk tumbuhnya buah. Angin yang baik tidak terlalu kencang.
b) Daerah yang cocok untuk budidaya manggis ialah daerah yang mempunyai curah hujan tahunan 1.500-2.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.
c) Temperatur udara yang ideal berada pada kisaran 22-32 derajat C.
2.2. Media Tanam
a. Tanah yang paling baik untuk budidaya manggis ialah tanah yang subur, gembur, mengandung materi organik.
b. Derajat keasaman tanah (pH tanah) ideal untuk budidaya manggis ialah 5-7.
c. Untuk pertumbuhan tumbuhan manggis memerlukan daerah dengan drainase baik dan tidak tergenang serta air tanah berada pada kedalaman 50-200 m.
2.3. Ketinggian Tempat
Pohon manggis sanggup tumbuh di daerah dataran rendah hingga di ketinggian di bawah 1.000 m dpl. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah dengan ketinggian di bawah 500-600 m dpl.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
Pohon manggis sanggup diperbanyak dengan biji/bibit hasil penyambungan pucuk dan susuan. Pohon yang ditanam dari biji gres berbunga pada umur 10-15 tahun sedangkan yang ditanam dari bibit hasil sambungan sanggup berbunga pada umur 5-7 tahun.
3.1.1. Persyaratan Benih
a. Perbanyakan dengan biji untuk batang bawah
Biji yang akan dijadikan benih diambil dari buah renta yang berisi 5-6 segmen daging buah dengan 1-2 segmen yang berbiji, tidak rusak, beratnya minimal satu gram dan daya kecambah sedikitnya 75%. Buah diambil dari pohon yang berumur sedikitnya 10 tahun.
b. Untuk pembuatan bibit dengan cara sambungan diharapkan batang bawah dan pucuk (entres) yang sehat. Batang bawah ialah bibit dari biji berumur lebih dari dua tahun dengan diameter batang 0.5 cm dan kulitnya berwarna hijau kecoklatan.
3.1.2. Penyiapan Benih
a. Perbanyakan dengan biji untuk batang bawah
Untuk menghilangkan daging buah, rendam buah dalam air higienis selama 1 ahad (dua hari sekali air diganti) sehingga lendir dan jamur terbuang. Biji akan mengelupas dengan sendirinya dan biji dicuci hingga bersih. Celupkan biji kedalam fungisida Benlate dengan konsentrasi 3 g/L selama 2-5 menit. Keringanginkan biji di tempat teduh selama beberapa hari hingga kadar airnya 12-14%.
b. Pucuk untuk sambungan berupa pucuk (satu buku) yang masih berdaun muda berasal dari pohon induk yang unggul dan sehat. Dua ahad sebelum penyambungan belahan bidang sayatan batang bawah dan pucuk diolesi zat pengatur tumbuh Adenin/Kinetin dengan konsentrasi 500 ppm untuk lebih memacu pertumbuhan.
3.1.3. Teknik Penyemaian Benih
a. Perbanyakan dengan biji dalam bedengan
Bedengan dibentuk dengan ukuran lebar 100-120 cm dengan jarak antar bedengan 60-100 cm. Tanah diolah sedalam 30 cm, kemudian campurkan pasir, tanah dan materi organik halus (3:2:1) dengan merata. Persemaian diberi atap jerami/daun kelapa dengan ketinggian sisi Timur 150-175 cm dan sisi Barat 10-125 cm. Benih ditanam di dalam lubang tanam berukuran 10 x 10 cm dengan jarak tanam 3 x 3 cm dan jarak antar baris 5 cm pada kedalaman 0,5-1,0 cm. Tutup benih dengan tanah dan selanjutnya bedengan ditutup dengan karung goni lembap atau jerami setebal 3 cm. Persemaian disiram 1-2 kali sehari, diberi pupuk urea dan SP-36 masing-masing 2 g/tanaman setiap bulan. Setelah berumur 1 tahun, bibit dipindahkan ke dalam polybag ukuran 20 x 30 cm berisi adonan tanah dan kompos/pupuk sangkar (1:1). Bibit ini dipelihara hingga berumur 2 tahun dan siap ditanam dilapangan/dijadikan batang bawah pada penyambungan.
b. Penyemaian dan pembibitan di dalam polybag berukuran 20 x 30 cm.
Satu/dua benih disemai di dalam polybag 20 x 30 cm yang dasarnya dilubangi kecil-kecil pada kedalaman 0.5-1.0 cm. Media tanam berupa adonan tanah halus, kompos/pupuk sangkar halus dan pasir (1:1:1). Simpan polybag di bedengan yang sisinya dilingkari papan/bilah bambu semoga polybag tidak roboh. Persemaian disiram 1-2 hari sekali dan diberi urea dan SP-36 sebanyak 2-3 g/tanaman setiap bulan. Bibit ini dipelihara hingga berumur 2 tahun dan siap ditanam di lapangan atau dijadikan batang bawah pada penyambungan.
c. Perbanyakan dengan penyambungan pucuk
Adapun cara penyambungan pucuk ialah sebagai berikut:
1. Potong materi bawah setinggi 15-25 cm dari pangkal leher kemudian buat celah di ujung batang sepanjang 3-5 cm.
2. Runcingkan pangkal batang atas sepanjang 3-5 cm.
3. Selipkan belahan runcing batang atas (pucuk) ke dalam celah batang bawah.
4. Balut bidang pertautan batang bawah dan atas dengan tali rafia. Pembalutan dimulai dari atas, kemudian ikat ujung balutan dengan kuat.
5. Tutupi hasil sambungan dengan kantung plastik transparan dan simpan di tempat teduh. Setelah 2-3 ahad epilog dibuka dan bibit dibiarkan tumbuh selama 3-4 minggu. Balutan sanggup dilepas sesudah berumur 3 bulan yaitu pada dikala bibit telah bertunas. Setelah berumur 6 bulan bibit siap dipindahtanamkan ke kebun.
6. Selama penyambungan siram bibit secara rutin dan siangi gulma.
d. Perbanyakan dengan penyambungan susuan
Adapun cara penyambungan susuan ialah sebagai berikut:
1. Pilih pohon induk yang produktif sebagai batang atas.
2. Siapkan batang bawah di dalam polibag dan letakan di atas tempat yang lebih tinggi daripada pohon induk.
3. Pilih satu cabang (entres) dari pohon induk untuk materi cabang atas. Diameter cabang lebih kecil atau sama dengan batang bawah.
4. Sayat batang bawah dengan kayunya kira-kira 1/3-1/2 diameter batang sepanjang 5-8 cm.
5. Sayat pula cabang entres dengan cara yang sama.
6. Satukan bidang sayatan kedua batang dan balut dengan tali rafia.
7. Biarkan bibit susuan selama 5 - 6 bulan.
8. Pelihara pohon induk dan batang bawah di dalam polibag dengan intensif.
9. Susuan berhasil kalau tumbuh tunas muda pada pucuk batang atas (entres) dan ada pembengkakan (kalus) di tempat ikatan tali.
10. Bibit susuan yang gres dipotong segera disimpan di tempat teduh dengan penyinaran 30% selama 3-6 bulan hingga tumbuh tunas baru. Pada dikala ini bibit siap dipindahtanamkan.
3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Persiapan
Penetapan areal untuk perkebunan mangga harus memperhatikan faktor akomodasi transportasi dan sumber air.
3.2.2. Pembukaan Lahan
a) Membongkar tumbuhan yang tidak diharapkan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.
b) Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.
3.2.3. Pengaturan Jarak Tanam
Pada tanah yang kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada tanah subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar ialah 10 m dan diatur dengan cara:
a) segi tiga sama kaki.
b) diagonal.
c) bujur sangkar (segi empat).
3.2.4. Pemupukan
Bibit ditanam di ekspresi dominan hujan kecuali di daerah yang beririgasi sepanjang tahun. Sebelum tanam taburkan adonan 500 gram ZA, 250 gram SP-36 dan 200 gram KCl ke dalam lubang tanam dan tutup dengan tanah.
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pembuatan Lubang Tanam
Buat lubang tanam ukuran 50 x 50 cm sedalam 25 cm dan tempatkan tanah galian tanah di satu sisi. Perdalam lubang tanam hingga 50 cm dan tempatkan tanah galian di sisi lain. Keringanginkan lubang tanam 15-30 hari sebelum tanam. Kemudian masukkan tanah belahan dalam (galian ke dua) dan masukkan kembali lapisan tanah atas yang telah dicampur 20-30 kg pupuk kandang.
Jarak antar lubang 8 x 10 m atau 10 x 10 m dihitung dari titik tengah lubang. Untuk lahan berlereng perlu dibentuk teras, tanggul dan susukan drainase untuk mencegah erosi.
3.3.3. Cara Penanaman
Dengan jarak tanam 10x 10 m atau 8 x 10 m diharapkan 100-125 bibit per hektar. Cara menanam bibit yang benar ialah sebagai berikut:
a. Siram bibit di dalam polybag dengan air hingga polibag sanggup dilepaskan dengan mudah.
b. Buang sebagian akar yang terlalu panjang dengan pisau/gunting tajam.
c. Masukkan bibit ke tengah-tengah lubang tanam, timbun dengan tanah hingga batas akar dan padatkan tanah perlahan-lahan.
d. Siram hingga tanah cukup lembab.
e. Beri naungan yang terbuat dari tiang-tiang bambu beratap jerami. Jika sudah ada pepohonan di sekitarnya, pohon-pohon ini sanggup berfungsi sebagai pelindung alami. Pohon pelindung harus bersifat alami dan mengubah iklim mikro, contohnya tumbuhan Albisia dan Lamtoro.
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyiangan
Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemupukan dan penggemburanyaitu dua kali dalam setahun.
3.4.2. Perempalan/Pemangkasan
Ranting-ranting yang tumbuh kembar dan sudah tidak berbuah perlu dipangkas untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Gunakan gunting pangkas yang higienis dan tajam untuk menghindari infeksi dan lapisi bekas pangkasan dengan ter.
3.4.3. Pemupukan
Jenis dan takaran pemupukan tawaran adalah:
a. Pohon berumur 6 bulan dipupuk adonan urea, SP-36 dan KCl (3:2:1) sebanyak 200-250 gram/pohon.
b. Pohon berumur 1-3 tahun dipupuk adonan 400-500 gram Urea, 650-700 gram SP-36 dan 900-1000 gram KCl (3:1:2) yang diberikan dalam dua hingga tiga kali.
c. Pohon berumur 4 tahun dan seterusnya dipupuk adonan urea, SP-36 dan KCl (1:4:3) sebanyak 3-6 kg.pohon ditambah 40 kg/pohon pupuk kandang.
Pupuk ditaburkan di dalam larikan/di dalam lubang-lubang di sekeliling batang dengan diameter sejauh ukuran tajuk pohon. Dalam larikan dan lubang sekitar 10-20 cm sedangkan jarak antar lubang sekitar 100-150 cm.
3.4.4. Pengairan dan Penyiraman
Tanaman yang berumur di bawah lima tahun memerlukan ketersediaan air yang cukup dan terus menerus sehingga harus disiram satu hingga dua hari sekali. Sedangkan pada pohon manggis yang berumur lebih dari lima tahun, frekuensi penyiraman berangsur-angsur sanggup dikurangi. Penyiraman dilakukan pagi hari dengan cara menggenangi susukan irigasi atau disiram.
3.4.5. Pemberian Mulsa
Mulsa jerami dihamparkan setebal 3-5 cm menutupi tanah di sekeliling batang yang masih kecil untuk menekan gulma, menjaga kelembaban dan aerasi dan mengurangi penguapan air.
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
a. Ulat bulu
Hama ini melubangi daun. Pengendalian: (1) menjaga sanitasi lingkungan dan pemeliharaan tumbuhan yang baik; (2) penyemprotan insektisida Bayrusil 250 EC/Cymbush 50 EC dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.
3.5.2. Penyakit
a. Bercak daun
Penyebab: jamur Pestalotia sp., Gloesporium sp. dan Helminthosporium sp. Gejala: bercak pada daun yang tidak beraturan berwarna abu-abu pada pusatnya (Pestalotia sp.), coklat (Helminthosporium sp.) dan hitam pada sisi atas dan bawah daun (Gloesporium sp.). Pengendalian: mengurangi kelembaban yang berasal dari tumbuhan pelindung, memotong belahan yang terjangkit dan menyemprotkan fungisida Bayfidan 250 EC/Baycolar 300 EC dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.
b. Jamur upas
Penyebab: Corticium salmonicolor Berk.et Br. Gejala: cabang/ranting mati alasannya jaringan kulit mengering. Pengendalian: memotong cabang/ranting, mengerok kulit dan kayu yang terjangkit parah dan mengolesi belahan yang dipotong dengan cat, atau disemprot dengan Derosal 60 WP 0.1-0.2 %.
c. Hawar benang
Penyebab: jamur Marasmius scandens Mass Dennis et Reid. Gejala: miselium jamur tumbuh pada permukaan cabang dan ranting membentuk benang putih yang sanggup meluas hingga menutupi permukaan bawah daun. Pengendalian: menjaga kebersihan dan memangkas daun yang terserang.
d. Kanker batang
Penyebab: jamur Botryophaerisa ribis. Gejala: warna kulit batang dan cabang berubah dan mengeluarkan getah. Pengendalian: (1) perbaikan drainase, menjaga kebersihan kebun, pemotongan tumbuhan yang sakit; (2) penyemprotan fungisida Benlate untuk kanker batang, Cobox atau Cupravit bagi penyakit lainnya.
e. Hawar rambut
Penyebab: jamur Marasmius equicrinis Mull. Gejala: permukaan tumbuhan manggis ditutupi bentuk serupa benang berwarna coklat renta kehitaman menyerupai ekor kuda. Pengendalian: sama dengan kanker batang.
f. Busuk buah
Penyebab: jamur Botryodiplodia theobromae Penz. Gejala: diawali dengan dengan membusuknya pangkal buah dan meluas ke seluruh belahan buah sehingga kulit buah menjadi suram. Pengendalian: sama dengan kanker batang.
g. Busuk akar
Penyebab: jamur Fomes noxious Corner. Gejala: akar kedaluwarsa dan berwarna coklat. Pengendalian: sama dengan kanker batang.
3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen
Tingkat kematangan sangat kuat terhadap mutu dan daya simpan manggis. Buah dipanen sesudah berumur 104 hari semenjak bunga mekar (SBM). Umur panen dan ciri fisik manggis siap panen sanggup dilihat berikut ini :
a) Panen 104 hari: warna kulit hijau bintik ungu; berat 80-130 gram; diameter 55-60 mm.
b) Panen 106 hari: warna kulit ungu merah 10-25%; berat 80-130 gram; diameter 55-60 mm.
c) Panen 108 hari: warna kulit ungu merah 25-50%; berat 80-130 gram; diameter 55-60 mm.
d) Panen 110 hari: warna kulit ungu merah 50-75%; berat 80-130 gram; diameter 55-60 mm.
e) Panen 114 hari: warna kulit ungu merah; berat 80-130 gram; diameter 55-65 mm.
Untuk konsumsi lokal, buah dipetik pada umur 114 SBM sedangkan untuk ekspor pada umur 104-108 SBM.
3.6.2. Cara Panen
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik/memotong pangkal tangkai buah dengan alat bantu pisau tajam. Untuk mencapai buah di tempat yang tinggi sanggup digunakan tangga bertingkat dari kayu/galah yang dilengkapi pisau dan keranjang di ujungnya. Pemanjatan seringkali diharapkan alasannya manggis ialah pohon hutan yang umurnya sanggup lebih dari 25 tahun.
3.6.3. Periode Panen
Pohon manggis di Indonesia dipanen pada bulan November hingga Maret tahun berikutnya.
3.6.4. Perkiraan Produksi
Produksi panen pertama hanya 5-10 buah/pohon, kedua rata-rata 30 buah/pohon selanjutnya 600-1.000 buah/pohon sesuai dengan umur pohon. Pada puncak produksi, tumbuhan yang dipelihara intensif sanggup menghasilkan 3.000 buah/pohon dengan rata-rata 2.000 buah/pohon. Produksi satu hektar (100 tanaman) sanggup mencapai 200.000 butir atau sekitar 20 ton buah.
3.7. Pascapanen
3.7.1. Pengumpulan
Buah dikumpulkan di dalam wadah dan ditempatkan di lokasi yang teduh dan nyaman.
3.7.2. Penyortiran dan Penggolongan
Tempatkan buah yang baik dengan yang rusak dan yang kedaluwarsa dalam wadah yang berbeda. Lakukan penyortiran menurut ukuran buah hasil pengelompokan dari Balai Penelitian Pohon Buah-buahan Solok yaitu besar, sedang dan kecil.
3.7.3. Penyimpanan
Pada ruangan dengan temperatur 4-6 derajat C buah sanggup tetap segar selama 40 hari sedangkan pada 9-12 derajat C tahan hingga 33 hari.
IV. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
4.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya manggis seluas 1 hektar pada populasi 100-125 tumbuhan untuk inventasi selama 20 tahun. Analisis dilakukan pada tahun 1999 di Jawa Barat.
| Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. | 1.875.000,- 450.000,- 75.000,- 45.000,- 33.000,- 70.000,- 35.000,- 12.000.000,- 562.500,- 540.000,- 396.000,- 6.000.000,- 7.800.000,- 150.000,- 100.000,- 700.000,- 420.000,- 630.000,- 3.360.000,- 350.000,- 3.559.150,- 28.000.000,- 1.312.500,- 2.450.000,- 924.000,- 840.000,- 6.300.000,- 7.000.000,- 9.100.000,- 600.000,- 980.000,- 1.470.000,- 7.840.000,- 70.000.000,- 13.436.650,- 186.953.800,- 9.347.690,- 562.500,- 3.750.000,- 15.000.000,- 16.875.000,- 28.125.000,- 32.812.000,- 37.500.000 - 10.500.000 - 32.812.000,- 336.450.000,- 149.496.200 - 7.474.810,- = 1,8 |
4.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Masyarakat dunia mengenal manggis sebagai Queen of fruits alasannya rasanya yang exotic yaitu manis, asam berpadu dengan sedikit sepat. Prospek pengembangan agribisnis manggis sangat cerah meningkat perminat buah ini di luar negeri banyak dan harganya relatif mahal.
Taiwan ialah pasar terbesar manggis Indonesia, selama tahun 1994, Taiwan mengimpor manggis Indonesia sebanyak 2.235.177 kg atau 83% dari total ekspor buah Indonesia. Negara lain yang mengimpor manggis ialah a.l. Jepang, Brunei, Hongkong, Arab Saudi, Kuwait, Oman, Belanda, Perancis, Swis, Amerika Serikat. Peluang pasar luar negeri diperkirakan terus meningkat dengan penambahan volume 10,7% per tahun.
Harga manggis di pasar tradisional relatif murah alasannya manggis yang dipasarkan di dalam negeri ialah sisa ekspor, jadi mutunya sudah tidak baik. Jika produsen sanggup menghasilkan buah manggis dengan mutu yang merata dan konstan, sudah niscaya harga tersebut akan jauh meningkat.
Kendala agribisnis manggis ialah umur panen tumbuhan yang sanggup mencapai 6 tahun, sehingga pengembalian modal tidak sanggup berlangsung cepat. Karena itu diharapkan para pemodal kuat yang tetap sanggup bertahan hingga modal agribisnis manggisnya kembali sesudah menunggu 11 tahun semenjak tanam.
V. STANDAR PRODUKSI
5.1. Ruang Lingkup
Standar ini mencakup diskripsi,klasifikasi dan standar mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, cara pengemasan.
5.2. Diskripsi
Standar mutu buah manggis tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-3211-1992.
5.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Terdiri dari 3 jenis mutu, yaitu mutu super, mutu I, mutu II.
a) Keseragaman: mutu super=seragam; mutu I=seragam; mutu II=seragam.
b) Diameter: mutu super>65 mm; mutu I=55-56 mm; mutu II<55 mm.
c) Tingkat keseragaman: mutu super=segar; mutu I=segar; mutu=II segar.
d) Warna kulit: mutu super hijau; mutu I=kemerahan s/d merah; mutu II=muda mengkilat
e) Buah cacat atau kedaluwarsa (jumlah/jumlah): mutu super=0%; mutu I=0%; mutu II=0%
f) Tangkai dan atau kelopak: mutu super utuh, mutu I utuh, mutu II utuh
g) kadar kotoran (b/b): mutu super=0%; mutu I=0%; mutu II=0%
h) Serangga hidup dan atau mati :mutu super=tidak ada; mutu I=tidak ada; mutu=II tidak ada.
i) Warna daging buah: mutu super=putih bersih; mutu I=khas manggis putih; mutu II=bersih khas manggis
Untuk pengklasifikasian dilakukan pengujian diantaranya adalah:
a.Penentuan ukur diameter
Ukur setiap panjang garis tengah yang tegak lurus pada tinggi buah manggis segar dari seluruh pola uji dengan memakai alat pengukur diameter yang sesuai. Pisahkan sesuai dengan ketentuan penggolongan yang dinyatakan dalam standar yaitu>65 mm; 55-65 mm; <55 mm.
b.Penentuan buah cacat dan atau kedaluwarsa pada buah manggis segar.
Hitung jumlah seluruh pola uji buah segar, amati satu persatu dari buah yang bersangkutan dari secara visual dan organoleptik serta pisahkan buah yang cacat/busuk sesuai dengan jenis cacat dan batasan kedaluwarsa sebagai berikut:
1.Buah cacat cuaca dan mekanis yang rusak memar, luka pada kulit dan daging buah akhir tekanan, benturan dan getaran.
2.Buah cacat fisiologis yaitu buah yang tingkat kematangannya sudah berlanjut.
3.Buah cacat fisiologis yaitu buah yang tingkat kematangannya sudah berlanjut
4.Buah cacat alasannya hama dan penyakit yaitu buah yang sudah terkotori oleh serangga dan pathogen perusak.
5.Buah dinyatakan kedaluwarsa apabila daging/kulit buah telah terlihat pembusukan yang sanggup diidentifikasikan secara visual.
c.Penentuan kadar kotoran
Timbang seluruh pola uji buah manggis segar, amati secara visual adanya kotoran yaitu semua materi bukan buah manggis segar menyerupai tanah, materi tumbuhan yang nampak melekat pada buah manggis segar/berada pada kemasan yang tampak secara visual. Pisahkan kotoran yang terdapat pada buah manggis segar dan kemasan, menyerupai tanah, potongan daun/benda lain yang termasuk kotoran yang melekat pada buah manggis segar dan timbanglah.
d.Penentuan kesegaran
Hitung jumlah seluruh pola uji buah manggis segar, amati satu persatu buah segar secara visual dan pisahkan buah yang dinyatakan tidak segar yaitu dengan memperhatikan kondisi kulit buah. Hitung jumlah satuan buah yang dinilai kurang segar dan hitung pula presentase jumlah satuan buah yang dinilai kurang segar terhadap jumlah seluruh pola uji.
e.Penentuan adanya serangga hidup atau mati
Amati secara visual adanya serangga hidup dan mati pada buah dan kemasan.
5.4. Pengambilan Contoh
Suatu partai/lot buah manggis segar terdiri dari maksimum 1.000 kemasan. Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan menyerupai pada data dibawah ini :
a) Jumlah kemasan dalam partai/lot 1-5: pola yang diambil 5.
b) Jumlah kemasan dalam partai/lot 6-100: pola yang diambil 7.
c) Jumlah kemasan dalam partai/lot 101-300: pola yang diambil 9.
d) Jumlah kemasan dalam partai/lot 301-500: pola yang diambil 10.
e) Jumlah kemasan dalam partai/lot 501-1000 : pola yang diambil semua.
Dari setiap kemasan yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnya 3 kg kemudian dicampur. Untuk kemasan dengan berat kurang dari 3 bungkus harus diambil pola sekurang-kurangnya dari dua kemasan. Dari jumlah buah yang terkumpul kemudian secara acak pola sekurang-kurangnya 3 kg untuk diuji. Petugas pengambil pola harus yang memenuhi persyarat, yaitu orang yang telah berpengalaman/telah dilatih terlebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu tubuh hukum.
5.5. Pengemasan
Buah manggis segar dikemas dengan kotak karton baru/keranjang plastik yang kokoh, baik, higienis dan kering, berventilasi, dengan berat higienis setiap kemasan sebesar 2 kg untuk kemasan karton dan 10 kg untuk kemasan keranjang plastik. Dan juga digunakan kemasan yang berat menurut akad antara penjual dan pembeli.
VI. REFERENSI
6.1. Daftar Pustaka
a) Rahmat Rukmana, Ir. 1995. Budidaya Manggis. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
b) Rismunandar. 1986. Mengenal Tanaman Buah-buahan. Sinar Baru. Bandung
c) Suyanti Satuhu. 1997. Penanganan Manggis Segar untuk Ekspor. Penebar Swadaya. Jakarta.
d) Reza Tirtawinata, Ir. 1997. Memilih Biji Manggis untuk Bibit. Trubus No. 335.
e) Reza Tirtawinata, Ir. 1998. Pohon Pelindung untuk Tanaman Manggis Muda. Trubus no. 342.
Sumber dari warintek
Demikianlah Artikel Budidaya Flora Buah Manggis
Sekianlah artikel Budidaya Flora Buah Manggis kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Budidaya Flora Buah Manggis dengan alamat link http://elpasodemisdias.blogspot.com/2000/07/budidaya-flora-buah-manggis.html