Budidaya Tanaman Buah Semangka
Budidaya Tanaman Buah Semangka - Hallo sahabat elpasodemisdias, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Budidaya Tanaman Buah Semangka, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Budidaya Tanaman Buah-Buahan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Budidaya Tanaman Buah Semangka
link : Budidaya Tanaman Buah Semangka
I. UMUM
1.1. Sejarah Singkat
Semangka merupakan tumbuhan buah berupa herba yang tumbuh merambat yang dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon. Berasal dari tempat kering tropis dan subtropis Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke aneka macam negara seperti: Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Semangka termasuk dalam keluarga buah labu-labuan (Cucurbitaceae) pada tempat asalnya sangat disukai oleh manusia/binatang yang ada di benua tersebut, lantaran banyak mengandung air, sehingga penyebarannya menjadi cepat.
1.2. Sentra Penanaman
Semangka banyak dibudidayakan di negara-negara ibarat Cina, Jepang, India dan negera-negara sekitarnya. Sentra penanaman di Indonesia terdapat di Jawa Tengah (D.I. Yogyakarta, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Kulonprogo); di Jawa Barat (Indramayu, Karawang); di Jawa Timur ( Banyuwangi, Malang); dan di Lampung, dengan rata-rata produksi 30 ton/ha/tahun.
1.3. Jenis Tanaman
Terdapat puluhan varietas/jenis semangka yang dibudidayakan, tetapi hanya beberapa jenis yang diminati para petani/konsumen. Di Indonesia varietas yang cocok dibudidayakan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: Semangka Lokal (Semangka hitam dari Pasuruan, Semangka Batu Sengkaling dan Semangka Bojonegoro) dan Semangka Hibrida Impor (dari hasil silangan Hibridasi) yang mempunyai keunggulan tersendiri. Semangka tersebut diklasifikasikan berdasarkan benih murni negara asalnya: benih Yamato, Sugar Suika, Cream Suika dan lainnya.
1.4. Manfaat Tanaman
Tanaman semangka dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai buah segar, tetapi ada yang memanfaatkan daun dan buah semangka muda untuk materi sayur-mayur. Semangka yang dibudidayakan untuk dimanfaatkan bijinya, yang mempunyai aroma dan rasa tawar, bijinya diolah menjadi kudapan yang disebut "kuwaci" (disukai masyarakat sebagai makanan ringan). Kulit semangka juga dibentuk asinan/acar ibarat buah ketimun atau jenis labu-labuan lainnya.
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
a. Secara teoritis curah hujan yang ideal untuk areal penanaman semangka yaitu 40-50 mm/bulan.
b. Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari semenjak terbit hingga tenggelam. Kekurangan sinar matahari menimbulkan terjadinya kemunduran waktu panen.
c. Tanaman semangka akan sanggup tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu ± 25 derajat C (siang hari).
d. Suhu udara yang ideal bagipertumbuhan tumbuhan semangka yaitu suhu harian rata-rata yang berkisar 20-30 mm.
e. Kelembaban udara cenderung rendah jika sinar matahari menyinari areal penanaman, berarti udara kering yang miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tumbuhan semangka, lantaran di tempat asalnya tumbuhan semangka hidup di lingkungan padang pasir yang berhawa kering. Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman.
2.2. Media Tanam
a. Kondisi tanah yang cocok untuk tumbuhan semangka yaitu tanah yang cukup gembur, kaya materi organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan.
b. Keasaman tanah (pH) yang dibutuhkan antara 6-6,7. Jika pH < 5,5 (tanah asam) maka diadakan pengapuran dengan takaran diubahsuaikan dengan tingkat keasaman tanah tersebut. c. Tanah yang cocok untuk tumbuhan semangka yaitu tanah porous (sarang) sehingga gampang membuang kelebihan air, tetapi tanah yang terlalu gampang membuang air kurang baik untuk ditanami semangka. 2.3. Ketinggian Tempat Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah: 100-300 m dpl. Kenyataannya semangka sanggup ditanam di tempat erat pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl. III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 3.1. Pembibitan 3.1.1. Persyaratan Benih Pemilihan jenis benih semangka yang disemaikan adalah: Hibrida import, terutama benih jenis Triploid (non biji) yang mempunyai kulit biji yang sangat keras dan jenis Haploid (berbiji). 3.1.2. Penyiapan Benih Jenis benih Hibrida impor, terutama jenis bibit triploid sehabis dipilih disiapkan alat bantu untuk menyayat/merenggangkan sedikit lantaran tanpa direnggangkan biji tersebut sulit untuk berkecambah, alat bantu tersebut berbentuk gunting kuku yang mempunyai bentuk segitiga panjang berukuran kecil dan disediakan tempat kecil yang mempunyai permukaan lebar. Jenis Haploid dengan gampang disemai lantaran bijinya tidak keras sehingga gampang membelah pada waktu berkecambah. 3.1.3. Teknik Penyemaian Benih Teknik penyemaian benih semangka dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu : a. Perenggangan bibit biji semangka terlebih dahulu supaya untuk mempermudah dalam proses pertumbuhannya; b. Perendaman biji dalam suatu satuan obat yang diramu dari bahan-bahan: 1 liter air hangat suhu 20-25 derajat C; 1 sendok teh hormon (Atornik, Menedael, Abitonik); 1 sendok peres fungisida (obat anti jamur) seperti: Difoldhan 4T, Dacosnil 75 WP, Benlate; 0,5 sendok teh peres bakterisida (Agrept 25 WP). Setelah direndam 10-30 menit, diangkat dan ditiriskan hingga air tidak mengalir lagi dan bibit siap dikecambahkan. 3.1.4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian Kantong-kantong persemaian diletakkan berderet supaya terkena sinar matahari penuh semenjak terbit hingga tenggelam. Diberi proteksi plastik transparan serupa rumah beling mini dan untuk salah satu ujungnya terbuka dengan pinggiran yang terbuka. Pemupukan dilakukan lewat daun untuk memacu perkembangan bibit dicampur dengan obat, dilakukan rutin setiap 3 hari sekali. Pada usia 14 hari, benih-benih dipindahkan ke lapangan yang telah matang dan siap ditanami benih tersebut. 3.1.5. Pemindahan Bibit Setelah pengecambahan dilakukan penyemaian bibit memakai kantong-kantong plastik berukuran : 12 cm x (0,2 - 0,3 )mm. Satu kantong ditanam satu benih (sudut kantong dipotong secukupnya untuk pengurangan sisa air) dan diisi adonan tanah dengan pupuk organik komposisi: 1 potongan tanah kebun, 1 potongan kompos/humus, 1 potongan pupuk sangkar yang sudah matang. Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal penanaman yang telah diolah. 3.2. Pengolahan Media Tanam 3.2.1. Persiapan Bila areal bekas kebun, perlu dibersihkan dari tumbuhan terdahulu yang masih tumbuh. Bila bekas persawahan, dikeringkan dulu beberapa hari hingga tanah itu gampang dicangkul, kemudian diteliti pH tanahnya. 3.2.2. Pembukaan Lahan Lahan yang ditanami dilakukan pembalikan tanah untuk menghancurkan tanah hingga menjadi bongkahan-bongkahan yang merata. Tunggul bekas batang/jaringan perakaran tumbuhan terdahulu dibuang keluar dari areal, dan juga segala jenis batuan yang ada dibuang, sehingga tidak mempengaruhi perkembangan tumbuhan semangka yang akan ditanam di areal tersebut. 3.2.3. Pembentukan Bedengan Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya air yang terkandung di dalam tanah gampang mengalir keluar melalui susukan drainase yang dibuat. Jumlah bedengan tergantung jumlah baris tanam yang dikehendaki oleh si penanam (bentuk bedengan baris tumbuhan ganda, bedengan melintang pada areal penanaman). Lebar bedengan 7-8 meter, tergantung tebal tipis dan tinggi bedengan (tinggi bedengan minimum 20 cm). 3.2.4. Pengapuran Dilakukan dengan pemberian jenis kapur pertanian yang me-ngandung unsur Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang bersifat menetralkan keasaman tanah dan menetralkan racun dari ion logam yang terdapat didalam tanah. Dengan kapur Karbonat/kapur dolomit. Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 dibutuhkan 150-200 kg dolomit , untuk antara pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.
3.2.5. Pemupukan
Pupuk yang digunakan yaitu pupuk organik dan pupuk buatan. Pupuk sangkar yang digunakan yaitu pupuk sangkar yang berasal dari binatang sapi/kerbau dan dipilih pupuk sangkar yang sudah matang. Pupuk sangkar mempunyai kegunaan untuk membantu memulihkan kondisi tanah yang kurang subur, dengan takaran 2 kg/ bedengan. Caranya, ditaburkan disekeliling baris bedengan secara merata. Pupuk tersebut terdiri atas: (a) Pupuk Makro yang terdiri dari unsur Nitrogen, Phospor, Kalsium (dibuat dari pupuk ZA, TSP dan KCl); (b) Pupuk Mikro yang terdiri dari Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) Mangaan (Mn), Besi (Fe), Belerang (S), Tembaga (Cu), Seng (Zn) Boron (Bo) dan Molibden (Mo). Pupuk tersebut, dijual dengan beberapa merek ibarat Mikroflex, Microsil dll. Penggunaannya, dicampur 1% obat anti hama penggerek batang.
3.2.6. Lain-lain
Tahap penghalusan dan perataan bongkahan tanah pada sisi bedengan pada tempat penanaman semangka dilakukan dengan cangkul. Di potongan tengah, sebagai landasan buah pada bedengan, diratakan dan diatas lapisan ini diberi jerami kering untuk perambatan semangka dan peletakan buah. Bedengan perlu disiangi, disiram dan dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm dan plastik mulsa dengan lebar plastik 110-150 cm supaya menghambat penguapan air dan tumbuh tumbuhan liar. Pemakaian plastik lebih menguntungkan lantaran lebih tahan lama, hingga 8-12 bulan pada areal terbuka (2 - 3 kali periode penanaman). Plastik sisa yang berwarna perak yang memantulkan sinar matahari dan secara tidak pribadi membantu tumbuhan banyak menerima sinar matahari untuk pertumbuhannya.
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Penentuan Pola Tanaman
Tanaman semangka merupakan tumbuhan semusim dengan pola tanam monokultur.
3.3.2. Pembuatan Lubang Tanaman
Penanaman bibit semangka pada lahan lapangan, sehabis persemaian berumur 14 hari dan telah tumbuh daun ± 2-3 lembar. Sambil menunggu bibit cukup besar dilakukan pelubangan pada lahan dengan kedalaman 8-10 cm.
Persiapan pelubangan lahan tumbuhan dilakukan 1 ahad sebelum bibit dipindah ke darat. Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 80-100 cm/tergantung tebal tipisnya bedengan. Lahan tertutup dengan plastik mulsa, maka dibutuhkan alat bantu dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang diberi lubang-lubang diubahsuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang diberi lobang.
3.3.3. Cara Penanaman
Setelah dilakukan pelubangan, areal penanaman disiram secara massal supaya tanah siap mendapatkan penanaman bibit hingga menggenangi areal sekitar ¾ tinggi bedengan, dan dibiarkan hingga air meresap. Sebelum batang bibit ditanam dilakukan perendaman, supaya gampang pelepasan bibit memakai kantong plastik yang ada. Langkah imunisasi dilakukan dengan perendaman selama 5-10 menit disertai adonan larutan obat obatan. Susunan obat terdiri dari: 1 sendok teh hormon Atonik, Abitonik, dekamon, menedael, 1 sendok teh peres bakterisida tepung, 1 sendok teh peres fungisida serbuk/tepung (Berlate, dithane M-45, Daconiel).
Urutan penanaman yaitu sebagai berikut:
a. Kantong plastik diambil hati-hati supaya akar tidak rusak.
b. Tanam dengan tanah posisi kantong dan masukkan ke lubang yang sudah disiapkan
c. Celah-celah lubang ditutup dengan tanah yang telah disiapkan
d. Lubang tumbuhan yang tersisa ditutup dengan tanah dan disiram sedikit air supaya media bibit menyatu dengan tanah disekeliling sanggup bersatu tanpa tersisa.
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan, apabila tumbuh terlalu lebat/tanaman mati dilakukan penyulaman/diganti dengan bibit gres yang telah disiapkan dari bibit cadangan. Dilakukan penjarangan jika tumbuhan terlalu lebat dengan memangkas daun dan batang yang tidak diperlukan, lantaran menghalangi sinar matahari yang membantu perkembangan tanaman.
3.4.2. Penyiangan
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah ditebang lantaran mengganggu pertumbuhan buah. Pengaturan cabang utama dan cabang primer supaya semua daun pada tiap cabang tidak saling menutupi, sehingga pembagian sinar merata, yang mempengaruhi pertumbuhan baik pohon/buahnya.
3.4.3. Pembubunan
Lahan penanaman semangka dilakukan pembubunan tanah supaya akar menyerap makanan secara maksimal dan dilakukan sehabis beberapa hari penanaman.
3.4.4. Perempalan
Dilakukan melalui penyortiran dan pengambilan tunas-tunas muda yang tidak mempunyai kegunaan lantaran mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang. Perempelan dilakukan untuk mengurangi tumbuhan yang terlalu lebat akhir banyak tunas-tunas muda yang kurang bermanfaat.
3.4.5. Pemupukan
Pemberian pupuk organik pada ketika sebelum tanam tidak akan semuanya terserap, maka dilakukan pemupukan susulan yang diubahsuaikan dengan fase pertumbuhan. Pada pertumbuhan vegetative dibutuhkan pupuk daun (Topsil D), pada fase pembentukan buah dan pemasakan dibutuhkan pemupukan Topsis B untuk memperbaiki kualitas buah yang dihasilkan. Pemberian pupuk daun dicampur dengan insekstisida dan fungisida yang disemprotkan bersamaan secara rutin. Adapun penyemprotan dilakukan sebagai berikut:
a. Pupuk daun diberikan pada ketika 7, 14, 21, 28 dan 35 hari sehabis tanam;
b. Pupuk buah diberikan pada ketika 45 dan 55 hari sehabis tanam;
c. ZA dan NPK (perbandingan 1:1) dilakukan 21 hari sehabis tanam sebanyak 300 ml, 25 hari sehabis tanam sebanyak 400 ml dan 55 hari sehabis tanam sebanyak 400 ml.
3.4.6. Pengairan dan Penyiraman
Sistim irigasi yang digunakan sistem Farrow Irrigation: air dialirkan melalui susukan diantara bedengan, frekuensi pemberian air pada ekspresi dominan kemarau 4-6 hari dengan volume pengairan tidak berlebihan. Bila dengan pompa air sumur (diesel air) penyiraman dilakukan dengan pinjaman slang plastik yang cukup besar sehingga lebih cepat. Tanaman semangka memerlukan air secara terus menerus dan tidak kekurangan air.
3.4.7. Waktu Penyemprotan Pestisida
Selain pupuk daun, insktisida dan fungisida, ada obat lain yaitu ZPZ (zat perangsang tumbuhan); materi perata dan perekat pupuk makro (Pm) berbentuk cairan. Dosis ZPT: 7,5 cc, Agristik: 7,5 cc dan Metalik (Pm): 10 cc untuk setiap 14-17 liter pelarut. Penyemprotan adonan obat dilakukan sehabis tumbuhan berusia >20 hari di lahan. Selanjutnya dilakukan tiap 5 hari sekali hingga umur 70 hari. Penyemprotan dilakukan dengan sprayer untuk areal yang tidak terlalu luas dan memakai mesin bertenaga diesel jika luas lahan ribuan hektar. Penyemprotan dilakukan pagi dan sore hari tergantung kebutuhan dan kondisi cuaca.
3.4.8. Pemeliharaan Lain
Seleksi calon buah merupakan pekerjaan yang penting untuk memperoleh kualitas yang baik (berat buah cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran tanaman), calon buah yang erat dengan perakaran berukuran kecil lantaran umur tumbuhan relatif muda (ukuran sebesar telur ayam dalam bentuk yang baik dan tidak cacat). Setiap tumbuhan dibutuhkan calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Setiap calon buah ± 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yang kurang baik akhir ketidak-merataan terkena sinar matahari, sehingga warna kurang menarik dan menurunkan harga jual buah itu sendiri.
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1 Hama
Hama tumbuhan semangka sanggup digolongkan dalam 2 kelompok: hama yang tahan dan tidak tahan terhadap peptisida.
Hama yang tidak tahan terhadap pestisida (Kutu daun, bentuk ibarat kutu), umumnya berwarna hijau pupus, hidup bergelombol, tidak bersayap, dan gampang berkembang biak. Gejala yang terjadi daun berberecak kuning, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian dilakukan secara non kimiawi dan kimiawi dengan obat-obatan. Hama kedua yaitu hama yang tahan terhadap pestisida seperti: tikus, binatang piaraan (kucing, anjing dan ayam). Pengendallian: menjaga pematang selalu bersih, mendirikan pagar yang mengelilingi tanaman, pemasangan suatu alat yang menghasilkan bunyi-bunyian jika tertiup angin dan diadakan pergiliran jaga.
a. Thrips
Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut tubuh beruas-ruas. Cara penularan secara mengembara dimalam hari, menetap dan berkembang biak. Pengendalian: menyemprotkan larutan insektisida hingga tumbuhan berair dan merata.
b. Ulat perusak daun
Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, tanda serangan daun dimakan hingga tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh ibarat berlubang. Pengendalian: dilakukan secara non kimiawi dan secara kimiawi.
c. Tungau
Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran kecil mengisap cairan tanaman, membela diri dengan menggigit dan menyengat. Tandanya, tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna dedaunan akan pucat. Pengendalian: dilakukan secara non-kimiawi dan dengan pestisida.
d. Ulat tanah
Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, ulat cukup umur memangsa pangkal tanaman. Pengendalian: (1) penanaman secara serempak pada tempat yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; (2) pengendalian secara kimiawi, dengan obat-obatan sesuai dengan hukum penanaman buah semangka.
e. Kutu putih dan Lalat buah
Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan bercak-bercak dan mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan : terdapat bekas luka pada kulit buah (seperti bacokan belalai), daging buah beraroma sedikit masam dan terlihat memar. Pengendalian : dilakukan secara non kimiawi (membersihkan lingkungan terutama pada kulit buah, tanah bekas hama dibalikan dengan dibajak/dicangkul). Secara kimiawi : dengan obat-obatan.
3.5.2. Penyakit
a. Layu Fusarium
Penyebab: lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu lembab). Gejala: timbul kebusukan pada tumbuhan yang tadinya lebat dan subur, lambat laun akan. Pengendalian: (1) secara non kimiawi dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam pada areal gres yang belum ditanami, atau menanam benih yang sudah direndam obat; (2) secara kimiawi dilakukan penyemprotan materi fungisida secara periodik.
b. Bercak daun
Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tumbuhan lain yang terserang. Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat kesannya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian: (1) secara non kimiawi ibarat pada penyakit layu fusarium; (2) tumbuhan disemprot dengan fungisida yang terdiri dari Dithane M 45 takaran 1,8-2,4 gram/liter; Delsene MX 200 dengan takaran 2-4 gram/liter, Trimoltix 65 Wp takaran 2-3 gram/liter dan Daconil 75 Wp takaran 1-1,5 gram/liter.
c. Antraknosa
Penyebab: ibarat penyakit layu fusarium. Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yang kesannya berubah warna kemerahan dan kesannya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang usang kelamaan semakin meluas. Pengendalian: (1) dilakukan secara non kimia sepeti pengendalian penyakit layu fusarium; (2) memakai fungisida Velimex 80 WP takaran 2-2,5 gram/liter air.
d. Busuk semai
Menyerang pada benih yang sedang disemaikan. Gejala: batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian mati. Pengendalian: benih direndam di dalam obat Benlate 20 WP takaran 1-2 gram/liter air dan Difolathan 44 FF takaran 1-2 cc/liter air.
e. Busuk buah
Penyebab: jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan aktif sehabis buah mulai dipetik. Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari tidak berawan/hujan.
f. Karat daun
Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tumbuhan yang berkembang pada daun tanaman. Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tumbuhan kerdil dan timbul rekahan membujur pada batang. Pengendalian: sama ibarat penyakit layu fusarium. Belum ditemukan obat yang tepat, sehingga tumbuhan yang terlanjur terkena harus, supaya tidak menular pada tumbuhan sehat.
3.5.3. Gulma
Selain gangguan oleh hama dan penyakit, gangguan juga disebabkan kekurangan/kelebihan unsur hara yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pohon semangka yang kekurangan dan kelebihan unsur hara tersebut, menderita akhir adanya gulma (tanaman pengganggu).
3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen sehabis 70-100 hari sehabis penanaman. Ciri-cirinya: sehabis terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut sanggup dipetik (dipanen). Masa panen dipengaruhi cuaca, dan jenis bibit (tipe hibrida/jenis triploid, maupun jenis buah berbiji).
3.6.2. Cara Panen
Dalam pemetikan buah yang akan dipanen sebaiknya dilakukan pada ketika cuaca cerah dan tidak berawan sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam penyimpananan ataupun ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan beserta tangkainya.
3.6.3. Periode Panen
Panen dilakukan dalam beberapa periode. Apabila buah secara serempak sanggup dipanen secara sekaligus, tetapi apabila tidak sanggup bersamaan sanggup dilakukan 2 kali. Pertama dipetik buah yang sudah tua, ke-dua semuanya sisanya dipetik semuanya sekaligus. Ke-tiga sehabis daun-daun sudah mulai kering lantaran buah sudah tidak sanggup berkembang lagi maka buah tersebut harus segera dipetik.
3.6.4. Prakiraan Produksi
Hasil produksi dari masing-masing pohon semangka perlu diadakan pembatasan hasil buahnya, sehingga sanggup diperkirakan jumlah produksinya. Secara wajar, jumlah buah berkisar antara 2-3 buah setiap pohon (1 buah pada cabang pohon dan 2 buah pada batang utama dari pohon), dengan berat buahnya ± 6-8 kg per pohon.
3.7. Pascapanen
3.7.1. Pengumpulan
Pengumpulan hasil panen hingga siap dipasarkan, harus diusahakan sebaik mungkin supaya tidak terjadi kerusakan buah, sehingga akan mempengaruhi mutu buah dan harga jualnya. Mutu buah dipengaruhi adanya derajat kemasakan yang tepat, lantaran akan mempengaruhi mutu rasa, aroma dan penampakan daging buah, dengan kadar air yang sempurna.
3.7.2. Penyortiran dan Penggolongan
Penggolongan ini biasanya tergantung pada pemantauan dan undangan pasaran. Penyortiran dan penggolongan buah semangka dilakukan dalam beberapa klas antara lain:
a) Kelas A: berat ³ 4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
b) Kelas B: berat ± 2-4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
c) Kelas C: berat < 2 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
3.7.3. Penyimpanan
Penyimpanan buah semangka di tingkat pedagang besar (sambil menunggu harga lebih baik) dilakukan sebagai berikut:
a. Penyimpanan pada suhu rendah sekitar 4,4 derajat C, dan kelembaban udara antara 80-85%;
b. Penyimpanan pada atmosfir terkontrol (merupakan cara pengaturan kadar O2 dan kadar CO2 dengan perkiraan oksigen atau menaikan kadar karbon dioksida (CO2), sanggup mengurangi proses respirasi;
c. Penyimpanan dalam ruang tanpa pengatur suhu: merupakan penyimpanan jangka pendek dengan cara memberi ganjal dari jerami kering setebal 10-15 cm dengan disusun sebanyak 4-5 lapis dan setiap lapisnya diberi jerami kering.
3.7.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Di dalam mempertahankan mutu buah supaya kondisi selalu baik hingga pada tujuan selesai dilakukan pengemasan dengan proses pengepakan yang secara benar dan hati-hati.
a). Menggunakan tempat buah yang standar untuk mempermudah pengangkutan.
b). Melindungi buah ketika pengangkutan dari kerusakan mekanik sanggup dihindari.
c). Dibubuhi label pada peti kemas terutama wacana mutu dan berat buah.
3.7.5. Penanganan Lain
Pemasaran merupakan salah satu faktor penting, maka perlu diperhatikan nilai harga dan jalur-jalur pemasaran mulai dari produsen (petani) hingga konsumen. Semakin cepat dikonsumsi semakin tinggi harga jualnya. Pemasaran biasa dilakukan melalui sistem borongan dengan harga yang lebih rendah, atau melalui beberapa tahapan (seperti produsen, pengumpul, pengecer).
IV. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
4.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya tumbuhan semangka dengan luas 1 hektar permusim tanam (4 bulan) di tempat Jawa Barat tahun 1999.
1. Rasio pendapatan dan biaya: B/C ratio = 1,76
Berdasarkan analisis kelayakan perjuangan tani diperoleh B/C ration = 1,76 berarti dengan biaya produksi yang dikeluarkan sebesar 3.699.750 akan memperoleh pendapatan 1,76 kali lipat.
4.2. Gambaran Peluang Agrobisnis
Teknik budidaya semangka secara konvensional telah dipahami. Akan lebih tepat jika diketahui pula nilai ekonominya. Hal ini penting untuk mengetahui tingkat kelayakan perjuangan yang menyangkut biaya produksi dan pendapatan dalam setiap hektarnya. Selain petani sanggup memperkirakan luas areal penanaman semangka yang dikehendaki, juga akan diusahakan sesuai modal yang dimiliki.
Untuk mendukung perhitungan analisis perjuangan tani semangka konvensional ada beberapa hal yang perlu dikemukakan antara lain:
a. Tanaman semangka dibudidayakan secara monokultur dengan jarak tanam 5.0 m x 0,8 m sehingga populasi tumbuhan setiap hektar mencapai 3.500 tanaman.
b. Varietas tumbuhan semangka yang dibudidayakan merupakan jenis unggul (F1 hibrid), yakni varietas mindful.
c. Di lokasi penanaman terdapat diesel air sebagai sumber air apabila diperlukan.
d. Tenaga kerja dibedakan menjadi dua yakni tenaga kerja laki-laki (HKP) dan tenaga kerja perempuan (HKW), dengan ongkos tenaga kerja laki-laki lebih tinggi dari pada tenaga kerja wanita, dengan jam kerja/hari : 8 jam.
e. Budidaya semangka dilakukan pada ekspresi dominan kemarau (Maret-September).
Analisis biaya dan pendapatan ini tidak bersifat tetap, tergantung pada besarnya sewa lahan, upah pekerja, fluktuasi harga saprodi,dan harga produksi buah yang didapatkan.
V. STANDAR PRODUKSI
5.1. Ruang Lingkup
Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, khususnya petani semangka, Pemerintah tetapkan kebijaksanaan dalam menentukan urutan jenis tumbuhan pertanian/hortikultura. Dalam ruang lingkup berikut telah disusun beberapa fatwa sebagai berikut:
a. Mengutamakan jenis tumbuhan semangka yang bernilai ekonomi tinggi, untuk meningkatkan pendapatan petani semangka, baik untuk konsumsi dalam maupun luar negeri.
b. Mengutamakan jenis tumbuhan yang sanggup memberi kesempatan tenaga kerja lebih banyak.
c. Mengutamakan jenis tumbuhan semangka yang mempunyai prospek pasar dan pemasaran yang baik.
d. Mengutamakan jenis tumbuhan semangka yang sanggup mempertinggi nilai gizi masyarkat.
5.2. Diskripsi
Berdasarkan uraian diatas, tumbuhan semangka merupakan salah satu tumbuhan prioritas utama yang perlu mendapatkan perhatian diantara tanaman-tanaman hortikultura. Buah semangka mempunyai harga yang relatif lebih tinggi dibanding tumbuhan hortikultura pada umumnya. Hal ini memberi banyak laba kepada petani atau pengusaha pertanian tumbuhan semangka. Dan ini memungkinkan adanya perbaikan tata perekonomian Indonesia, khususnya dari bidang pertanian.
5.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Untuk pembagian terstruktur mengenai standar mutu dan syarat produk yang berlaku dipasaran maka kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Semangka yang diproduksi harus diberi merek, yaitu dengan menempelkan stiker pada buah;
b) Kepercayaan yang telah diberikan oleh pelanggan harus dijaga;
c) Pangsa pasar harus diperkuat, dan kontinuitas (keberlanjutan) produksi semangka harus dijaga;
d) Buah semangka yang berkualitas (kelas M1) harus dikemas sedemikian rupa untuk menawarkan kepuasan pelanggan.
5.4. Pengambilan Contoh
Dalam pengambilan teladan untuk penanganan produksi selanjutnya, umur semangka kurang lebih 56-65 HST, buah semangka yang berukuran besar mempunyai berat rata-rata 2,5 kg, ukuran sedang 1,0-2,5 kg, dan ukuran kecil berat buah sekitar 400 gram.
5.5. Pengemasan
Untuk pengemasan yang standar sanggup memakai kotak kayu atau sanggup juga memakai rajutan benang yang ibarat dengan jala. Dengan kemasan rajutan benang akan lebih terjamin dibanding dengan memakai kotak kayu.
VI. REFERENSI
6.1. Daftar Pustaka
a) BUDI SAMADI (1996). Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta, Kanisius. 76 halaman.
b) WIHARDJO, Suwandi. (1993). Bertanam Semangka. Yogyakarta, Kanisius, 107 halaman.
c) WINARTI, M.G. (1992). Pengaruh Pupuk dan OST Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman semangka (Citrulus Vulgaris Schrd)
d) Matarani, Jawaller. (1997). Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Kompos Terhadap Pertumbuhan dan Produjsi Semangka. Media Unika.
Anda sekarang membaca artikel Budidaya Tanaman Buah Semangka dengan alamat link http://elpasodemisdias.blogspot.com/2000/06/budidaya-tanaman-buah-semangka.html
Judul : Budidaya Tanaman Buah Semangka
Budidaya Tanaman Buah Semangka
Semangka
(Citrullus vulgaris)
1.1. Sejarah Singkat
Semangka merupakan tumbuhan buah berupa herba yang tumbuh merambat yang dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon. Berasal dari tempat kering tropis dan subtropis Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke aneka macam negara seperti: Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Semangka termasuk dalam keluarga buah labu-labuan (Cucurbitaceae) pada tempat asalnya sangat disukai oleh manusia/binatang yang ada di benua tersebut, lantaran banyak mengandung air, sehingga penyebarannya menjadi cepat.
1.2. Sentra Penanaman
1.3. Jenis Tanaman
Terdapat puluhan varietas/jenis semangka yang dibudidayakan, tetapi hanya beberapa jenis yang diminati para petani/konsumen. Di Indonesia varietas yang cocok dibudidayakan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: Semangka Lokal (Semangka hitam dari Pasuruan, Semangka Batu Sengkaling dan Semangka Bojonegoro) dan Semangka Hibrida Impor (dari hasil silangan Hibridasi) yang mempunyai keunggulan tersendiri. Semangka tersebut diklasifikasikan berdasarkan benih murni negara asalnya: benih Yamato, Sugar Suika, Cream Suika dan lainnya.
1.4. Manfaat Tanaman
Tanaman semangka dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai buah segar, tetapi ada yang memanfaatkan daun dan buah semangka muda untuk materi sayur-mayur. Semangka yang dibudidayakan untuk dimanfaatkan bijinya, yang mempunyai aroma dan rasa tawar, bijinya diolah menjadi kudapan yang disebut "kuwaci" (disukai masyarakat sebagai makanan ringan). Kulit semangka juga dibentuk asinan/acar ibarat buah ketimun atau jenis labu-labuan lainnya.
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
a. Secara teoritis curah hujan yang ideal untuk areal penanaman semangka yaitu 40-50 mm/bulan.
b. Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari semenjak terbit hingga tenggelam. Kekurangan sinar matahari menimbulkan terjadinya kemunduran waktu panen.
c. Tanaman semangka akan sanggup tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu ± 25 derajat C (siang hari).
d. Suhu udara yang ideal bagipertumbuhan tumbuhan semangka yaitu suhu harian rata-rata yang berkisar 20-30 mm.
e. Kelembaban udara cenderung rendah jika sinar matahari menyinari areal penanaman, berarti udara kering yang miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tumbuhan semangka, lantaran di tempat asalnya tumbuhan semangka hidup di lingkungan padang pasir yang berhawa kering. Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman.
2.2. Media Tanam
a. Kondisi tanah yang cocok untuk tumbuhan semangka yaitu tanah yang cukup gembur, kaya materi organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan.
b. Keasaman tanah (pH) yang dibutuhkan antara 6-6,7. Jika pH < 5,5 (tanah asam) maka diadakan pengapuran dengan takaran diubahsuaikan dengan tingkat keasaman tanah tersebut. c. Tanah yang cocok untuk tumbuhan semangka yaitu tanah porous (sarang) sehingga gampang membuang kelebihan air, tetapi tanah yang terlalu gampang membuang air kurang baik untuk ditanami semangka. 2.3. Ketinggian Tempat Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah: 100-300 m dpl. Kenyataannya semangka sanggup ditanam di tempat erat pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl. III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 3.1. Pembibitan 3.1.1. Persyaratan Benih Pemilihan jenis benih semangka yang disemaikan adalah: Hibrida import, terutama benih jenis Triploid (non biji) yang mempunyai kulit biji yang sangat keras dan jenis Haploid (berbiji). 3.1.2. Penyiapan Benih Jenis benih Hibrida impor, terutama jenis bibit triploid sehabis dipilih disiapkan alat bantu untuk menyayat/merenggangkan sedikit lantaran tanpa direnggangkan biji tersebut sulit untuk berkecambah, alat bantu tersebut berbentuk gunting kuku yang mempunyai bentuk segitiga panjang berukuran kecil dan disediakan tempat kecil yang mempunyai permukaan lebar. Jenis Haploid dengan gampang disemai lantaran bijinya tidak keras sehingga gampang membelah pada waktu berkecambah. 3.1.3. Teknik Penyemaian Benih Teknik penyemaian benih semangka dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu : a. Perenggangan bibit biji semangka terlebih dahulu supaya untuk mempermudah dalam proses pertumbuhannya; b. Perendaman biji dalam suatu satuan obat yang diramu dari bahan-bahan: 1 liter air hangat suhu 20-25 derajat C; 1 sendok teh hormon (Atornik, Menedael, Abitonik); 1 sendok peres fungisida (obat anti jamur) seperti: Difoldhan 4T, Dacosnil 75 WP, Benlate; 0,5 sendok teh peres bakterisida (Agrept 25 WP). Setelah direndam 10-30 menit, diangkat dan ditiriskan hingga air tidak mengalir lagi dan bibit siap dikecambahkan. 3.1.4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian Kantong-kantong persemaian diletakkan berderet supaya terkena sinar matahari penuh semenjak terbit hingga tenggelam. Diberi proteksi plastik transparan serupa rumah beling mini dan untuk salah satu ujungnya terbuka dengan pinggiran yang terbuka. Pemupukan dilakukan lewat daun untuk memacu perkembangan bibit dicampur dengan obat, dilakukan rutin setiap 3 hari sekali. Pada usia 14 hari, benih-benih dipindahkan ke lapangan yang telah matang dan siap ditanami benih tersebut. 3.1.5. Pemindahan Bibit Setelah pengecambahan dilakukan penyemaian bibit memakai kantong-kantong plastik berukuran : 12 cm x (0,2 - 0,3 )mm. Satu kantong ditanam satu benih (sudut kantong dipotong secukupnya untuk pengurangan sisa air) dan diisi adonan tanah dengan pupuk organik komposisi: 1 potongan tanah kebun, 1 potongan kompos/humus, 1 potongan pupuk sangkar yang sudah matang. Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal penanaman yang telah diolah. 3.2. Pengolahan Media Tanam 3.2.1. Persiapan Bila areal bekas kebun, perlu dibersihkan dari tumbuhan terdahulu yang masih tumbuh. Bila bekas persawahan, dikeringkan dulu beberapa hari hingga tanah itu gampang dicangkul, kemudian diteliti pH tanahnya. 3.2.2. Pembukaan Lahan Lahan yang ditanami dilakukan pembalikan tanah untuk menghancurkan tanah hingga menjadi bongkahan-bongkahan yang merata. Tunggul bekas batang/jaringan perakaran tumbuhan terdahulu dibuang keluar dari areal, dan juga segala jenis batuan yang ada dibuang, sehingga tidak mempengaruhi perkembangan tumbuhan semangka yang akan ditanam di areal tersebut. 3.2.3. Pembentukan Bedengan Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya air yang terkandung di dalam tanah gampang mengalir keluar melalui susukan drainase yang dibuat. Jumlah bedengan tergantung jumlah baris tanam yang dikehendaki oleh si penanam (bentuk bedengan baris tumbuhan ganda, bedengan melintang pada areal penanaman). Lebar bedengan 7-8 meter, tergantung tebal tipis dan tinggi bedengan (tinggi bedengan minimum 20 cm). 3.2.4. Pengapuran Dilakukan dengan pemberian jenis kapur pertanian yang me-ngandung unsur Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang bersifat menetralkan keasaman tanah dan menetralkan racun dari ion logam yang terdapat didalam tanah. Dengan kapur Karbonat/kapur dolomit. Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 dibutuhkan 150-200 kg dolomit , untuk antara pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.
3.2.5. Pemupukan
Pupuk yang digunakan yaitu pupuk organik dan pupuk buatan. Pupuk sangkar yang digunakan yaitu pupuk sangkar yang berasal dari binatang sapi/kerbau dan dipilih pupuk sangkar yang sudah matang. Pupuk sangkar mempunyai kegunaan untuk membantu memulihkan kondisi tanah yang kurang subur, dengan takaran 2 kg/ bedengan. Caranya, ditaburkan disekeliling baris bedengan secara merata. Pupuk tersebut terdiri atas: (a) Pupuk Makro yang terdiri dari unsur Nitrogen, Phospor, Kalsium (dibuat dari pupuk ZA, TSP dan KCl); (b) Pupuk Mikro yang terdiri dari Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) Mangaan (Mn), Besi (Fe), Belerang (S), Tembaga (Cu), Seng (Zn) Boron (Bo) dan Molibden (Mo). Pupuk tersebut, dijual dengan beberapa merek ibarat Mikroflex, Microsil dll. Penggunaannya, dicampur 1% obat anti hama penggerek batang.
3.2.6. Lain-lain
Tahap penghalusan dan perataan bongkahan tanah pada sisi bedengan pada tempat penanaman semangka dilakukan dengan cangkul. Di potongan tengah, sebagai landasan buah pada bedengan, diratakan dan diatas lapisan ini diberi jerami kering untuk perambatan semangka dan peletakan buah. Bedengan perlu disiangi, disiram dan dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm dan plastik mulsa dengan lebar plastik 110-150 cm supaya menghambat penguapan air dan tumbuh tumbuhan liar. Pemakaian plastik lebih menguntungkan lantaran lebih tahan lama, hingga 8-12 bulan pada areal terbuka (2 - 3 kali periode penanaman). Plastik sisa yang berwarna perak yang memantulkan sinar matahari dan secara tidak pribadi membantu tumbuhan banyak menerima sinar matahari untuk pertumbuhannya.
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Penentuan Pola Tanaman
Tanaman semangka merupakan tumbuhan semusim dengan pola tanam monokultur.
3.3.2. Pembuatan Lubang Tanaman
Penanaman bibit semangka pada lahan lapangan, sehabis persemaian berumur 14 hari dan telah tumbuh daun ± 2-3 lembar. Sambil menunggu bibit cukup besar dilakukan pelubangan pada lahan dengan kedalaman 8-10 cm.
Persiapan pelubangan lahan tumbuhan dilakukan 1 ahad sebelum bibit dipindah ke darat. Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 80-100 cm/tergantung tebal tipisnya bedengan. Lahan tertutup dengan plastik mulsa, maka dibutuhkan alat bantu dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang diberi lubang-lubang diubahsuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang diberi lobang.
3.3.3. Cara Penanaman
Setelah dilakukan pelubangan, areal penanaman disiram secara massal supaya tanah siap mendapatkan penanaman bibit hingga menggenangi areal sekitar ¾ tinggi bedengan, dan dibiarkan hingga air meresap. Sebelum batang bibit ditanam dilakukan perendaman, supaya gampang pelepasan bibit memakai kantong plastik yang ada. Langkah imunisasi dilakukan dengan perendaman selama 5-10 menit disertai adonan larutan obat obatan. Susunan obat terdiri dari: 1 sendok teh hormon Atonik, Abitonik, dekamon, menedael, 1 sendok teh peres bakterisida tepung, 1 sendok teh peres fungisida serbuk/tepung (Berlate, dithane M-45, Daconiel).
Urutan penanaman yaitu sebagai berikut:
a. Kantong plastik diambil hati-hati supaya akar tidak rusak.
b. Tanam dengan tanah posisi kantong dan masukkan ke lubang yang sudah disiapkan
c. Celah-celah lubang ditutup dengan tanah yang telah disiapkan
d. Lubang tumbuhan yang tersisa ditutup dengan tanah dan disiram sedikit air supaya media bibit menyatu dengan tanah disekeliling sanggup bersatu tanpa tersisa.
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan, apabila tumbuh terlalu lebat/tanaman mati dilakukan penyulaman/diganti dengan bibit gres yang telah disiapkan dari bibit cadangan. Dilakukan penjarangan jika tumbuhan terlalu lebat dengan memangkas daun dan batang yang tidak diperlukan, lantaran menghalangi sinar matahari yang membantu perkembangan tanaman.
3.4.2. Penyiangan
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah ditebang lantaran mengganggu pertumbuhan buah. Pengaturan cabang utama dan cabang primer supaya semua daun pada tiap cabang tidak saling menutupi, sehingga pembagian sinar merata, yang mempengaruhi pertumbuhan baik pohon/buahnya.
3.4.3. Pembubunan
Lahan penanaman semangka dilakukan pembubunan tanah supaya akar menyerap makanan secara maksimal dan dilakukan sehabis beberapa hari penanaman.
3.4.4. Perempalan
Dilakukan melalui penyortiran dan pengambilan tunas-tunas muda yang tidak mempunyai kegunaan lantaran mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang. Perempelan dilakukan untuk mengurangi tumbuhan yang terlalu lebat akhir banyak tunas-tunas muda yang kurang bermanfaat.
3.4.5. Pemupukan
Pemberian pupuk organik pada ketika sebelum tanam tidak akan semuanya terserap, maka dilakukan pemupukan susulan yang diubahsuaikan dengan fase pertumbuhan. Pada pertumbuhan vegetative dibutuhkan pupuk daun (Topsil D), pada fase pembentukan buah dan pemasakan dibutuhkan pemupukan Topsis B untuk memperbaiki kualitas buah yang dihasilkan. Pemberian pupuk daun dicampur dengan insekstisida dan fungisida yang disemprotkan bersamaan secara rutin. Adapun penyemprotan dilakukan sebagai berikut:
a. Pupuk daun diberikan pada ketika 7, 14, 21, 28 dan 35 hari sehabis tanam;
b. Pupuk buah diberikan pada ketika 45 dan 55 hari sehabis tanam;
c. ZA dan NPK (perbandingan 1:1) dilakukan 21 hari sehabis tanam sebanyak 300 ml, 25 hari sehabis tanam sebanyak 400 ml dan 55 hari sehabis tanam sebanyak 400 ml.
3.4.6. Pengairan dan Penyiraman
Sistim irigasi yang digunakan sistem Farrow Irrigation: air dialirkan melalui susukan diantara bedengan, frekuensi pemberian air pada ekspresi dominan kemarau 4-6 hari dengan volume pengairan tidak berlebihan. Bila dengan pompa air sumur (diesel air) penyiraman dilakukan dengan pinjaman slang plastik yang cukup besar sehingga lebih cepat. Tanaman semangka memerlukan air secara terus menerus dan tidak kekurangan air.
3.4.7. Waktu Penyemprotan Pestisida
Selain pupuk daun, insktisida dan fungisida, ada obat lain yaitu ZPZ (zat perangsang tumbuhan); materi perata dan perekat pupuk makro (Pm) berbentuk cairan. Dosis ZPT: 7,5 cc, Agristik: 7,5 cc dan Metalik (Pm): 10 cc untuk setiap 14-17 liter pelarut. Penyemprotan adonan obat dilakukan sehabis tumbuhan berusia >20 hari di lahan. Selanjutnya dilakukan tiap 5 hari sekali hingga umur 70 hari. Penyemprotan dilakukan dengan sprayer untuk areal yang tidak terlalu luas dan memakai mesin bertenaga diesel jika luas lahan ribuan hektar. Penyemprotan dilakukan pagi dan sore hari tergantung kebutuhan dan kondisi cuaca.
3.4.8. Pemeliharaan Lain
Seleksi calon buah merupakan pekerjaan yang penting untuk memperoleh kualitas yang baik (berat buah cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran tanaman), calon buah yang erat dengan perakaran berukuran kecil lantaran umur tumbuhan relatif muda (ukuran sebesar telur ayam dalam bentuk yang baik dan tidak cacat). Setiap tumbuhan dibutuhkan calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Setiap calon buah ± 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yang kurang baik akhir ketidak-merataan terkena sinar matahari, sehingga warna kurang menarik dan menurunkan harga jual buah itu sendiri.
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1 Hama
Hama tumbuhan semangka sanggup digolongkan dalam 2 kelompok: hama yang tahan dan tidak tahan terhadap peptisida.
Hama yang tidak tahan terhadap pestisida (Kutu daun, bentuk ibarat kutu), umumnya berwarna hijau pupus, hidup bergelombol, tidak bersayap, dan gampang berkembang biak. Gejala yang terjadi daun berberecak kuning, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian dilakukan secara non kimiawi dan kimiawi dengan obat-obatan. Hama kedua yaitu hama yang tahan terhadap pestisida seperti: tikus, binatang piaraan (kucing, anjing dan ayam). Pengendallian: menjaga pematang selalu bersih, mendirikan pagar yang mengelilingi tanaman, pemasangan suatu alat yang menghasilkan bunyi-bunyian jika tertiup angin dan diadakan pergiliran jaga.
a. Thrips
Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut tubuh beruas-ruas. Cara penularan secara mengembara dimalam hari, menetap dan berkembang biak. Pengendalian: menyemprotkan larutan insektisida hingga tumbuhan berair dan merata.
b. Ulat perusak daun
Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, tanda serangan daun dimakan hingga tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh ibarat berlubang. Pengendalian: dilakukan secara non kimiawi dan secara kimiawi.
c. Tungau
Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran kecil mengisap cairan tanaman, membela diri dengan menggigit dan menyengat. Tandanya, tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna dedaunan akan pucat. Pengendalian: dilakukan secara non-kimiawi dan dengan pestisida.
d. Ulat tanah
Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, ulat cukup umur memangsa pangkal tanaman. Pengendalian: (1) penanaman secara serempak pada tempat yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; (2) pengendalian secara kimiawi, dengan obat-obatan sesuai dengan hukum penanaman buah semangka.
e. Kutu putih dan Lalat buah
Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan bercak-bercak dan mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan : terdapat bekas luka pada kulit buah (seperti bacokan belalai), daging buah beraroma sedikit masam dan terlihat memar. Pengendalian : dilakukan secara non kimiawi (membersihkan lingkungan terutama pada kulit buah, tanah bekas hama dibalikan dengan dibajak/dicangkul). Secara kimiawi : dengan obat-obatan.
3.5.2. Penyakit
a. Layu Fusarium
Penyebab: lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu lembab). Gejala: timbul kebusukan pada tumbuhan yang tadinya lebat dan subur, lambat laun akan. Pengendalian: (1) secara non kimiawi dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam pada areal gres yang belum ditanami, atau menanam benih yang sudah direndam obat; (2) secara kimiawi dilakukan penyemprotan materi fungisida secara periodik.
b. Bercak daun
Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tumbuhan lain yang terserang. Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat kesannya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian: (1) secara non kimiawi ibarat pada penyakit layu fusarium; (2) tumbuhan disemprot dengan fungisida yang terdiri dari Dithane M 45 takaran 1,8-2,4 gram/liter; Delsene MX 200 dengan takaran 2-4 gram/liter, Trimoltix 65 Wp takaran 2-3 gram/liter dan Daconil 75 Wp takaran 1-1,5 gram/liter.
c. Antraknosa
Penyebab: ibarat penyakit layu fusarium. Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yang kesannya berubah warna kemerahan dan kesannya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang usang kelamaan semakin meluas. Pengendalian: (1) dilakukan secara non kimia sepeti pengendalian penyakit layu fusarium; (2) memakai fungisida Velimex 80 WP takaran 2-2,5 gram/liter air.
d. Busuk semai
Menyerang pada benih yang sedang disemaikan. Gejala: batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian mati. Pengendalian: benih direndam di dalam obat Benlate 20 WP takaran 1-2 gram/liter air dan Difolathan 44 FF takaran 1-2 cc/liter air.
e. Busuk buah
Penyebab: jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan aktif sehabis buah mulai dipetik. Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari tidak berawan/hujan.
f. Karat daun
Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tumbuhan yang berkembang pada daun tanaman. Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tumbuhan kerdil dan timbul rekahan membujur pada batang. Pengendalian: sama ibarat penyakit layu fusarium. Belum ditemukan obat yang tepat, sehingga tumbuhan yang terlanjur terkena harus, supaya tidak menular pada tumbuhan sehat.
3.5.3. Gulma
Selain gangguan oleh hama dan penyakit, gangguan juga disebabkan kekurangan/kelebihan unsur hara yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pohon semangka yang kekurangan dan kelebihan unsur hara tersebut, menderita akhir adanya gulma (tanaman pengganggu).
3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen sehabis 70-100 hari sehabis penanaman. Ciri-cirinya: sehabis terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut sanggup dipetik (dipanen). Masa panen dipengaruhi cuaca, dan jenis bibit (tipe hibrida/jenis triploid, maupun jenis buah berbiji).
3.6.2. Cara Panen
Dalam pemetikan buah yang akan dipanen sebaiknya dilakukan pada ketika cuaca cerah dan tidak berawan sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam penyimpananan ataupun ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan beserta tangkainya.
3.6.3. Periode Panen
Panen dilakukan dalam beberapa periode. Apabila buah secara serempak sanggup dipanen secara sekaligus, tetapi apabila tidak sanggup bersamaan sanggup dilakukan 2 kali. Pertama dipetik buah yang sudah tua, ke-dua semuanya sisanya dipetik semuanya sekaligus. Ke-tiga sehabis daun-daun sudah mulai kering lantaran buah sudah tidak sanggup berkembang lagi maka buah tersebut harus segera dipetik.
3.6.4. Prakiraan Produksi
Hasil produksi dari masing-masing pohon semangka perlu diadakan pembatasan hasil buahnya, sehingga sanggup diperkirakan jumlah produksinya. Secara wajar, jumlah buah berkisar antara 2-3 buah setiap pohon (1 buah pada cabang pohon dan 2 buah pada batang utama dari pohon), dengan berat buahnya ± 6-8 kg per pohon.
3.7. Pascapanen
3.7.1. Pengumpulan
Pengumpulan hasil panen hingga siap dipasarkan, harus diusahakan sebaik mungkin supaya tidak terjadi kerusakan buah, sehingga akan mempengaruhi mutu buah dan harga jualnya. Mutu buah dipengaruhi adanya derajat kemasakan yang tepat, lantaran akan mempengaruhi mutu rasa, aroma dan penampakan daging buah, dengan kadar air yang sempurna.
3.7.2. Penyortiran dan Penggolongan
Penggolongan ini biasanya tergantung pada pemantauan dan undangan pasaran. Penyortiran dan penggolongan buah semangka dilakukan dalam beberapa klas antara lain:
a) Kelas A: berat ³ 4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
b) Kelas B: berat ± 2-4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
c) Kelas C: berat < 2 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
3.7.3. Penyimpanan
Penyimpanan buah semangka di tingkat pedagang besar (sambil menunggu harga lebih baik) dilakukan sebagai berikut:
a. Penyimpanan pada suhu rendah sekitar 4,4 derajat C, dan kelembaban udara antara 80-85%;
b. Penyimpanan pada atmosfir terkontrol (merupakan cara pengaturan kadar O2 dan kadar CO2 dengan perkiraan oksigen atau menaikan kadar karbon dioksida (CO2), sanggup mengurangi proses respirasi;
c. Penyimpanan dalam ruang tanpa pengatur suhu: merupakan penyimpanan jangka pendek dengan cara memberi ganjal dari jerami kering setebal 10-15 cm dengan disusun sebanyak 4-5 lapis dan setiap lapisnya diberi jerami kering.
3.7.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Di dalam mempertahankan mutu buah supaya kondisi selalu baik hingga pada tujuan selesai dilakukan pengemasan dengan proses pengepakan yang secara benar dan hati-hati.
a). Menggunakan tempat buah yang standar untuk mempermudah pengangkutan.
b). Melindungi buah ketika pengangkutan dari kerusakan mekanik sanggup dihindari.
c). Dibubuhi label pada peti kemas terutama wacana mutu dan berat buah.
3.7.5. Penanganan Lain
Pemasaran merupakan salah satu faktor penting, maka perlu diperhatikan nilai harga dan jalur-jalur pemasaran mulai dari produsen (petani) hingga konsumen. Semakin cepat dikonsumsi semakin tinggi harga jualnya. Pemasaran biasa dilakukan melalui sistem borongan dengan harga yang lebih rendah, atau melalui beberapa tahapan (seperti produsen, pengumpul, pengecer).
IV. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
4.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya tumbuhan semangka dengan luas 1 hektar permusim tanam (4 bulan) di tempat Jawa Barat tahun 1999.
| Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. | 800.000,- 350.000,- 675.000,- 125.000,- 750.000,- 77.000,- 40.000,- 800.000,- 30.000,- 30.000,- 60.000,- 315.000,- 780.000,- 252.000,- 750.750,- 144.000,- 280.000,- 65.000,- 161.500,- 98.000,- 63.000,- 231.000,- 189.000,- 56.000,- 70.000,- 84.000,- 70.000,- 100.000,- 154.000,- 7.600.250,- 12.007.800,- 1.414.075,- 13.421.875,- 5.821.625,- 1.455.406,25 = 1,76 |
Berdasarkan analisis kelayakan perjuangan tani diperoleh B/C ration = 1,76 berarti dengan biaya produksi yang dikeluarkan sebesar 3.699.750 akan memperoleh pendapatan 1,76 kali lipat.
4.2. Gambaran Peluang Agrobisnis
Teknik budidaya semangka secara konvensional telah dipahami. Akan lebih tepat jika diketahui pula nilai ekonominya. Hal ini penting untuk mengetahui tingkat kelayakan perjuangan yang menyangkut biaya produksi dan pendapatan dalam setiap hektarnya. Selain petani sanggup memperkirakan luas areal penanaman semangka yang dikehendaki, juga akan diusahakan sesuai modal yang dimiliki.
Untuk mendukung perhitungan analisis perjuangan tani semangka konvensional ada beberapa hal yang perlu dikemukakan antara lain:
a. Tanaman semangka dibudidayakan secara monokultur dengan jarak tanam 5.0 m x 0,8 m sehingga populasi tumbuhan setiap hektar mencapai 3.500 tanaman.
b. Varietas tumbuhan semangka yang dibudidayakan merupakan jenis unggul (F1 hibrid), yakni varietas mindful.
c. Di lokasi penanaman terdapat diesel air sebagai sumber air apabila diperlukan.
d. Tenaga kerja dibedakan menjadi dua yakni tenaga kerja laki-laki (HKP) dan tenaga kerja perempuan (HKW), dengan ongkos tenaga kerja laki-laki lebih tinggi dari pada tenaga kerja wanita, dengan jam kerja/hari : 8 jam.
e. Budidaya semangka dilakukan pada ekspresi dominan kemarau (Maret-September).
Analisis biaya dan pendapatan ini tidak bersifat tetap, tergantung pada besarnya sewa lahan, upah pekerja, fluktuasi harga saprodi,dan harga produksi buah yang didapatkan.
V. STANDAR PRODUKSI
5.1. Ruang Lingkup
Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, khususnya petani semangka, Pemerintah tetapkan kebijaksanaan dalam menentukan urutan jenis tumbuhan pertanian/hortikultura. Dalam ruang lingkup berikut telah disusun beberapa fatwa sebagai berikut:
a. Mengutamakan jenis tumbuhan semangka yang bernilai ekonomi tinggi, untuk meningkatkan pendapatan petani semangka, baik untuk konsumsi dalam maupun luar negeri.
b. Mengutamakan jenis tumbuhan yang sanggup memberi kesempatan tenaga kerja lebih banyak.
c. Mengutamakan jenis tumbuhan semangka yang mempunyai prospek pasar dan pemasaran yang baik.
d. Mengutamakan jenis tumbuhan semangka yang sanggup mempertinggi nilai gizi masyarkat.
5.2. Diskripsi
Berdasarkan uraian diatas, tumbuhan semangka merupakan salah satu tumbuhan prioritas utama yang perlu mendapatkan perhatian diantara tanaman-tanaman hortikultura. Buah semangka mempunyai harga yang relatif lebih tinggi dibanding tumbuhan hortikultura pada umumnya. Hal ini memberi banyak laba kepada petani atau pengusaha pertanian tumbuhan semangka. Dan ini memungkinkan adanya perbaikan tata perekonomian Indonesia, khususnya dari bidang pertanian.
5.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Untuk pembagian terstruktur mengenai standar mutu dan syarat produk yang berlaku dipasaran maka kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Semangka yang diproduksi harus diberi merek, yaitu dengan menempelkan stiker pada buah;
b) Kepercayaan yang telah diberikan oleh pelanggan harus dijaga;
c) Pangsa pasar harus diperkuat, dan kontinuitas (keberlanjutan) produksi semangka harus dijaga;
d) Buah semangka yang berkualitas (kelas M1) harus dikemas sedemikian rupa untuk menawarkan kepuasan pelanggan.
5.4. Pengambilan Contoh
Dalam pengambilan teladan untuk penanganan produksi selanjutnya, umur semangka kurang lebih 56-65 HST, buah semangka yang berukuran besar mempunyai berat rata-rata 2,5 kg, ukuran sedang 1,0-2,5 kg, dan ukuran kecil berat buah sekitar 400 gram.
5.5. Pengemasan
Untuk pengemasan yang standar sanggup memakai kotak kayu atau sanggup juga memakai rajutan benang yang ibarat dengan jala. Dengan kemasan rajutan benang akan lebih terjamin dibanding dengan memakai kotak kayu.
VI. REFERENSI
6.1. Daftar Pustaka
a) BUDI SAMADI (1996). Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta, Kanisius. 76 halaman.
b) WIHARDJO, Suwandi. (1993). Bertanam Semangka. Yogyakarta, Kanisius, 107 halaman.
c) WINARTI, M.G. (1992). Pengaruh Pupuk dan OST Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman semangka (Citrulus Vulgaris Schrd)
d) Matarani, Jawaller. (1997). Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Kompos Terhadap Pertumbuhan dan Produjsi Semangka. Media Unika.
Demikianlah Artikel Budidaya Tanaman Buah Semangka
Sekianlah artikel Budidaya Tanaman Buah Semangka kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Budidaya Tanaman Buah Semangka dengan alamat link http://elpasodemisdias.blogspot.com/2000/06/budidaya-tanaman-buah-semangka.html