Budidaya Tanaman Hias Palem

Budidaya Tanaman Hias Palem - Hallo sahabat elpasodemisdias, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Budidaya Tanaman Hias Palem, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel lainnya, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Budidaya Tanaman Hias Palem
link : Budidaya Tanaman Hias Palem

Baca juga


Budidaya Tanaman Hias Palem

Palem
(Palem Putri, Botol, Merah dan Raja)

I. UMUM
1.1. Sejarah Singkat
Palem ialah tumbuhan hias yang bersifat kosmopolitan, keberadaannya ditemukan di tempat tropis dan subtropis, di dataran rendah dan tinggi, di pegunungan dan di pantai, di tanah yang subur dan gersang.

1.2. Sentra Penanaman
Sentra penanaman palem terdapat di Jawa Barat dan Jakarta.

1.3. Jenis Tanaman
Klasifikasi botani tumbuhan palem ialah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Aracaceae (Palmaceae)
Genus : Archontophoenix,Mascarena, Cyrtostachys, Roystonea
Spesies : Ravenea sp. (palem putri); Mascarena lagenicaulis atau Hyophorbe lagenicaulis (palem botol), Cyrtostachys lakka (palem merah) Roystonea sp. (palem raja)

a. Palem putri
Sekilas bentuknya menyerupai palem raja, daun yang lebih lebar dan warna lebih hijau. Tanaman berasal dari Madagaskar, banyak dimanfaatkan sebagai penghias pinggir jalan atau tumbuhan pot.
b. Palem botol
Batang bawahnya menggelembung dan batang atas menyempit sehingga menyerupai bentuk botol. Pertumbuhan lambat, tajuknya sempit sehingga tidak memerlukan tempat yang luas.
c. Palem merah
Disebut juga sebagai pinang merah dan merupakan tumbuhan orisinil Indonesia yang tumbuh di hutan rawa dataran rendah hingga 500 m dpl. Keistimewaannya terletak pada pelepah dan tulang daun yang merah menyala. Untuk mempertahankan warna merah, palem ini ditanam di tempat yang terik.
d. Palem raja
Dikenal dengan Royal palm alasannya bentuknya yang menawan dengan batang yang kokoh, daun yang hijau dan segar. Pelepah yang rontok akan meninggalkan bekas bundar atau garis berwarna abu-abu putih. Tinggi tumbuhan mencapai 25-30 m. Jenis yang banyak ditanam ialah palem raja Kuba. Spesies palem raja yang dikenal ialah Roystonea regia, R. buringuena dan R. elata.

1.4. Manfaat Tanaman
Tanaman hias dari keluarga Araceceae (Palmae) disebut sebagai Kaum Bangsawan dari Kerajaan Tanaman. Keempat tumbuhan palem di atas ialah tumbuhan di luar rumah (outdoor plant) yang dimanfaatkan sebagai penghias jalan (palem putri, raja, kadang kala botol) atau sebagai tumbuhan hias di halaman rumah (palem merah dan botol).

II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
a. Tanaman palem ialah tumbuhan tropis dan subtropis sehingga selama pertumbuhannya dibutuhkan penyinaran matahari penuh. Pada waktu perkecambahan dan pembibitan sebaiknya jangan terkena sinar matahari yang langsung.
b. Suhu udara yang dibutuhkan ialah 25-33 derajat C, dan masih tumbuh baik di luar kisaran suhu udara tropis tersebut.

2.2. Media Tanam
Tanah harus mengandung pasir. Selain itu akar tumbuhan ini tidak menyukai genangan air.

2.3. Ketinggian Tempat
Tanaman ini sanggup tumbuh mulai dari daratan rendah hingga ke daratan tinggi.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
Untuk skala produksi palem diperbanyak dengan biji. Pembiakan melalui anakan mempunyai resiko kegagalan bila cara yang benar tidak diterapkan.

3.1.1. Persyaratan Benih/Bibit
Di antara ke empat palem yang dibahas hanya palem merah yang menghasilkan anakan. Pemisahan anakan palem merah tergolong sulit dan memerlukan waktu sekitar satu bulan. Anakan palem merah tidak sanggup dipisahkan secara mendadak dari pohon induknya. Cara pemisahan terdiri 2 cara:
a. Cara irisan bertahap
1. Iris ¼ pecahan rimpang anakan dan biarkan 10 hari.
2. Lanjutkan irisan terdahulu hingga setengah pecahan rimpang dan biarkan selama 10 hari.
3. Iris kembali hingga ¾ pecahan dan biarkan kembali 10 hari. Setelah itu anakan sanggup dilepas dari pohon induk.
b. Cara irisan langsung
1. Iris rimpang anakan hingga putus tetapi jangan diambil dari rumpun.
2. Biarkan irisan rimpang hidup selama beberapa bulan.
3. Gali tanah di sekitar anakan itu dan angkat dengan cara putaran.

3.1.2. Teknik Penyemaian Benih
Pembibitan dengan biji terdiri atas tiga tahap yaitu pengecambahan, penumbuhan tunas dan pembesaran bibit.
a. Pengecambahan biji
1. Ambil buah renta yang jatuh atau buah di pohon yang kulitnya berwarna merah atau coklat kehitaman.
2. Rendam buah di dalam air dan kupas kulitnya serta daging buah dengan cara digosok.
3. Tiriskan biji dan jemur hingga kering. Biji kering sanggup disimpan hingga setahun dalam wadah yang bersih, kering dan tertutup.
4. Rendam biji di dalam air yang mengandung Dithane M-45 (2cc/liter) selama 6-12 jam untuk biji lunak dan 2-3 hari untuk biji keras. Perendaman biji di dalam lumpur selama 4 hari menghasilkan biji yang lebih cepat berkecambah.
5. Masukkan biji berair ke dalam kantung plastik, polybag karung untuk merangsang perkecambahkan. Semprotkan air ke dalamnya, ikat dan taruh di tempat teduh.
6. Biji berkecambah sesudah beberapa minggu: palem putri 2-4 minggu, palem merah 2-4 minggu, palem botol 8-16 ahad dan palem raja 2-4 minggu.
7. Biji yang gres berkecambah disimpan di dalam wadah berisi media mos (gambut) lembab 2-3 hari hingga radikula (calon akar) muncul.
b. Penumbuhan tunas
1. Siapkan media tanam terdiri atas sekam padi, pasir, pupuk sangkar (1:1:1). Tambahkan furadan atau Dithane M-45 sesuai takaran anjuran.
2. Masukkan media ke dalam pot, polybag atau baskom sebanyak 90% dari volume wadah.
3. Benamkan 1/3 pecahan kecambah, letakkan kecambah dengan jarak tanam rapat dan usahakan akar eksklusif menembus media.
4. Taburkan selapis pasir .
5. Tutup wadah dengan kerudung plastik bening tempatkan di tempat teduh.
6. Amati 2-3 hari, semprotkan air ke dalam kerudung kalau terlihat kering, tutup kembali.
7. Setelah 1,5-3 bulan daun pertama akan tumbuh. Bibit sanggup dipindahkan sesudah mempunyai 2-4 lembar daun.
c. Membesarkan bibit
1. Bibit dengan 2-4 lembar daun ditanam di polibag, pot atau wadah lainnya.
2. Siapkan media gabungan sekam padi, tanah dan pupuk sangkar (1:1:1) dan masukkan ke dalam wadah.
3. Cabut/congkel bibit dengan hati-hati, tangan dan alat harus bersih.
4. Celupkan akar ke dalam fungisida Dithane M-45 2cc/liter.
5. Tanamkan 1 bibit di dalam tiap pot dan tempatkan di tempat teduh
6. Setiap 1,5 bulan tambahkan pupuk NPK atau pupuk sangkar dengan takaran tergantung besar tumbuhan dan jumlah media (ukuran polibag). Untuk polibag 15-20 cm cukup diberi 1 gram/tanaman (1/2 sendok teh).
7. Siram tiap hari dan sesuai keadaan cuaca.
8. Pelihara hingga 6-8 bulan. Selama itu keteduhan tempat dikurangi sehingga tumbuhan sanggup menyesuaikan diri dengan sinar matahari terik.

3.1.3. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
1. Bibit dengan 2-4 lembar daun ditanam di polybag, pot atau wadah lainnya.
2. Siapkan media gabungan sekam padi, tanah dan pupuk sangkar (1:1:1) dan masukkan ke dalam wadah.
3. Cabut/congkel bibit dengan hati-hati, tangan dan alat harus bersih.
4. Celupkan akar ke dalam fungisida Dithane M-45 2cc/liter.
5. Tanamkan 1 bibit di dalam tiap pot dan tempatkan di tempat teduh
6. Setiap 1,5 bulan tambahkan pupuk NPK atau pupuk sangkar dengan takaran tergantung besar tumbuhan dan jumlah media (ukuran polybag). Untuk polybag 15-20 cm cukup diberi 1 gram/tanaman (1/2 sendok teh).
7. Siram tiap hari dan sesuai keadaan cuaca.
8. Pelihara hingga 6-8 bulan. Selama itu keteduhan tempat dikurangi sehingga tumbuhan sanggup menyesuaikan diri dengan sinar matahari terik.

3.1.4. Pemindahan Bibit
1. Siapkan media tanam terdiri atas sekam padi, pasir, pupuk sangkar (1:1:1). Tambahkan furadan atau Dithane M-45 sesuai takaran anjuran.
2. Masukkan media ke dalam pot, polybag atau baskom sebanyak 90 % dari volume wadah.
3. Benamkan 1/3 pecahan kecambah, letakkan kecambah dengan jarak tanam rapat dan usahakan akar eksklusif menembus media.
4. Taburkan selapis pasir .
5. Tutup wadah dengan kerudung plastik bening tempatkan di tempat teduh.
6. Amati 2-3 hari, semprotkan air ke dalam kerudung kalau terlihat kering, tutup kembali.
7. Setelah 1,5-3 bulan daun pertama akan tumbuh. Bibit sanggup dipindahkan sesudah mempunyai 2-4 lembar daun.

3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Persiapan
Hanya palem botol dan palem merah yang biasa ditanam di dalam pot.
a. Sediakan pot, sebaiknya dari tanah liat, yang ukurannya sesuai dengan bibit/tanaman palem.
b. Siapkan media berupa tanah kebun, pasir dan humus/pupuk sangkar (1:1:1) atau sekam padi, sabut kelapa dan pasir (1:2:1) dengan pH 6,5.
c. Tanamkan palem hingga seluruh akar dan 2-3 cm di atas pangkal batang terbenam di dalam tanah. Jika akar tidak terpendam semua, pertumbuhan menjadi lebih lambat.
d. Siram hingga media jenuh air.

3.2.2. Pengapuran
Tambahkan kapur dolomit 200 gram/10 kg media.

3.2.3. Pemupukan
Anakan ditanam di dalam wadah/media tanam yang berisi tanah kebun, pasir dan pupuk sangkar (1:1: 2) atau sekam padi, tanah ladang dan pupuk sangkar (1:1:1). Tambahkan Furadan sebelum anakan ditanam.

3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Penentuan Pola Tanam
Pola tanam palem botol dan merah biasanya ditanam secara individual jadi jarak tanam tidak menjadi masalah. Selain ditanam di halaman secara indiovidu, palem putri dan raja sering digunakan sebagai pohon penghias sisi jalan . Jarak tanam untuk kedua palem tersebut antara 2,5-3 m.

3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam disiapkan 2 ahad sebelum tanam. Buat lubang tanam 30 x 30 x 30 cm untuk tanah berpasir dan 50 x 50 x 50 cm untuk tanah liat. Jika tumbuhan yang akan ditanam sudah besar, lubang tanam diadaptasi dengan luasnya perakaran

3.3.3. Cara Penanaman
Masukkan tumbuhan ke lubang tanam dan timbun akar hingga pangkal batang dengan sisa tanah. Padatkan tanah di sekitar batang

3.4. Pemeliharaan Tanaman

3.4.1. Pemupukan
Dosis pemupukan tergantung umur tanaman:
1. Pemupukan anorganik: palem putri dan raja yang telah berukuran 3 m memerlukan 3-5 kg NPK. Palem berukuran 2-3 m memerlukan 1-2 kg NPK dan palem kecil berukuran kurang dari 2 m memerlukan 0,5-1 kg NPK.
2. Pemupukan organik: palem putri dan raja yang telah berukuran 3 m memerlukan 5-15 kg pupuk kandang. Palem berukuran 2-3 m memerlukan 2,5-5 kg dan palem kecil berukuran kurang dari 2 m memerlukan 1-2,5 kg.
Frekuensi pemupukan anorganik 2-3 kali setahun dan organik 2-4 kali setahun.

3.4.2. Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman dilakukan sesuai kebutuhan dan tergantung cuaca.

3.5. Hama dan Penyakit
Dibandingkan tumbuhan hias lainnya, palem relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Jika ada, serangan hama biasanya lebih sering terjadi daripada penyakit.

3.5.1. Hama
a. Belalang (Aularches miliaris dan Valanga nigricans)
Gejala: daun rusak ditandai dengan terlihatnya gigitan tidak teratur di tepi daun. Serangan berat, yang tersisa hanya tulang daun. Pengendalian: dengan membunuh belalang, menanam tumbuhan peutup tanah menyerupai Colopogonium sp. dan Centrosema sp., penggunaan insektisida Basudin 90 SC (2cc/liter).
b. Ulat penggulung daun (Hidari irava)
Gejala: helaian daun palem menggulung, daun palem tinggal tulangnya saja, kadang kala hanya hanya separuh anak daun yang ditinggalkan. Pengendalian: dengan benalu telur Neotelenomus sp. dan Anastatus sp. Pengendalian kimia dengan insektisida Basudin 60 EC.
c. Kutu daun palem (Aspidiotus destructor)
Gejala: daun menjadi merah keabu-abuan. Di permukaan daun tampak bercak menguning. Selanjutnya daun menguning semua, daun tidak tumbuh berkembang dan mati. Pengendalian: dengan memakai benalu hama Scimnus sp. atau Cryptoghatha sp. Pengendalian kimia dengan Malathion, Kelthane, Supracide 0,05%.
d. Kumbang penggorok daun (Brontispa longissima)
Gejala: merusak pohon palem muda, kumbang bersembunyi di antara lipatan anak daun muda yang belum membuka. Daun akan berkerut hingga mati. Pengendalian: dengan memotong daun yang terserang, menyemprot tumbuhan setiap 4-6 ahad dengan insektisida berbahan aktif karbaril menyerupai Carbavin 85 WP, Dicarbam 85 S, Sevin 50 dengan konsentrasi 0,15 % atau berbahan aktif dieldrin menyerupai Dieldrin 20 Sc dengan konsentrasi 0,16 %.
e. Kumbang palem (Anadastus sp.)
Gejala: kumbang menggerek daun muda kemudian ke daun tua. Pengendalian: dengan insektisida Dekasulfan 350 EC atau Thiodan 35 EC.
f. Kutu putih (Aleyrodidae sp.)
Kepik ini bergerombil di balik daun atau lipatannya. Cairan madu yang dihasilkan merangsang semut untuk bergerombol. Pengendalian: insektisida berbahan aktif dimethoate menyerupai Perfekthion 400 EC.
g. Kutu perisai (Parlatoria sp.)
Gejala: daun menguning yang dimulai dengan bintik kecil kuning. Pengendalian: membilas daun yang sakit dengan air sabun dan penyemprotan insektisida Supracide 40 EC atau Dimacide 400 EC.
h. Tungau merah (Tetranychus urticae)
Gejala: menyerang dari tumbuhan pecahan bawah ke atas. Daun yang diserang menjadi kuning, kusam, kuning pucat dan layu bila disiram. Pengendalian: dengan akarisida Kelthan, Endosan, Moroscide atau Acarin serta membersihkan gulma di sekeliling tanaman.

3.5.2. Penyakit
a. Bercak daun
Penyebab: jamur Fusarium sp., Pestalotia sp., Gloesporium sp. dan lain-lain. Gejala: pada daun renta atau muda terdapat bercak aneka macam bentuk berwarna kuning atau hijau yang akan menghilang. Bercak ini meninggalkan bekas jelas berwarna hitam, abu-abu dan coklat. Bagian tersebut kemudian kering. Serangan berat seluruh tajuk kering dan daun menutup. Buah akan rontok. Pengendalian: memotong dan memperabukan pecahan yang sakit, penyemprotan fungisida Dithane M-45, Difolatan 4F dengan kepekatan 0,1-0,2 %.
b. Layu pucuk
Penyebab: jamur Thielaviopsis sp., Botrydiplodia sp., Fusarium sp., Chlaraopsis sp., Erwinia sp. dan Pseudomonas sp. Gejala: daun mahkota layu secara tiba-tiba, daun menjadi kusam, pelepah daun bergantungan dan gugur. Kematian terjadi dengan cepat (1-3 bulan). Pengendalian: memperbaiki pengelolaan tumbuhan termasuk pemupukan yang berimbang, sanitasi lingkungan, membuang dan memperabukan tumbuhan yang terserang.
c. Penyakit akar
Penyebab: jamur benalu dan nematoda. Perubahan warna daun, ujung daun mengkerut dan kering. Gejala: sanggup menyebar ke pangkal daun. Pengendalian: sama dengan yang dilakukan untuk penyakit layu pucuk.

3.6. Panen

3.7. Pascapanen
3.7.1. Pengemasan dan Pengangkutan
Palem yang akan dikirim ke tempat jauh harus dikemas sedemikian rupa semoga tidak rusak (fisik dan fisiologis) sesampainya di tujuan. Untuk palem yang masih muda dan masih ditanam di dalam polibag. Pengangkutan dilakukan dengan menyusun polybag di kendaraan beroda empat pengangkut.

IV. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
4.1. Analisis Usaha Budidaya
Palem ialah tumbuhan yang sulit dan memerlukan waktu usang untuk dibudidayakan. Namun, harga yang dipatok termasuk tinggi dibandingkan tumbuhan hias tidak berbunga lainnya. Misalnya, harga 1 pohon palem botol kecil sanggup mencapai Rp. 75.000. Karena perputaran modalnya yang lama, budidaya palem lebih banyak dilakukan oleh para hobiist.
Di bawah ini diberikan analisis perjuangan pembesaran palem raja seluas 10 ha dengan jarak tanam 160 x 120 cm pada tahun1999 . Satu hektar lahan digunakan untuk prasarana, pada lahan seluas 9 hektar ditanam 45.000 pohon.

a.                   Biaya produksi
    1. Biaya lahan dan bangunan
      - Sewa lahan 10 ha selama 4 tahun
      - bangunan dan penampung air (100m2)
    2. Biaya peralatan
      - Peralatan kebun
      - Selang
      - Pompa air dan diesel
    3. Unit niaga dan diesel
    4. Tahun ke-1 :
      - Pembukaan lahan
      - Bibit @ Rp. 2.000 -/pohon
      - Pupuk sangkar dan anorganik
      - Pestisida
      - Sekam padi
      - Bahan bakar pompa Rp. 200.000 -/bln
      - Penanaman
      - Pemeliharaan 40 Taman Kanak-kanak @ Rp.120.000 -/bln
    5. Tahun ke-2 :
      - Pupuk sangkar dan anorganik
      - Bahan bakar pompa
      - Pemeliharan 20 tenaga kerja
    6. Tahun ke-3 (= tahun ke-2)
    7. Tahun ke-4
      - Bahan bakar pompa
      - Pemeliharaan 20 tenaga kerja
Jumlah Biaya Modal
Bunga modal perjuangan 20% per tahun
Jumlah biaya produksi (modal + bunga)

b.     Pendapatan: 33.650 pohon @ Rp. 25.000,-
c.      Keuntungan
Keuntungan/tahun/ha
d.     Parameter kelayakan usaha
1. B/C rasio


Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.

=


40.000.000,-
13.000.000,-

500.000,-
9.000.000,-
4.500.000,-
4.000.000,-

12.500.000,-
90.000.000,-
9.180.000,-
9.150.000,-
675.000,-
2.400.000,-
2.250.000,-
57.600.000,-

16.380.000,-
2.400.000,-
28.800.000,-
47.580.000,-

2.400.000,-
28.800.000,-

372.881.000,-
74.576.200,-
447.457.200,-

843.750.000,-
396.292.800,-
9.907.320,-

1,89

4.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Saat ini tumbuhan palem sedang banyak diminati dan menjadi animo masyarakat kota dari golongan menengah dan atas sehingga harga palem dikala ini labih baik daripada sebelumnya. Dengan demikian, dalam berbisnis palem, animo ini harus selalu diperhitungkan.

Supaya minat masyarakat terhadap palem tidak padam, perlu dilakukan upaya perbaikan kualitas palem yang dijual, menciptakan penampilan tumbuhan yang menarik dan baru, membuatkan warta kegunaan palem. Perlu diingat bahwa palem sangat bersifat ornamental. Sebagai tumbuhan peneduh jalan, palem (misalnya palem raja, aleksander) tidak banyak berfungsi kecuali kalau dipadukan dengan tumbuhan bertajuk lebar menyerupai Filisium atau flamboyan.

Untuk memperkuat basis agribisnins palem, perlu pula dikembangkan teknik produksi benih dan bibit sehingga dihasilkan benih dan bibit yang berkualitas ekspor. Menembus pasaran luar negeri berarti juga mempelajari minat mancanegara terhadap palem putri, botol, merah dan raja.


Demikianlah Artikel Budidaya Tanaman Hias Palem

Sekianlah artikel Budidaya Tanaman Hias Palem kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Budidaya Tanaman Hias Palem dengan alamat link http://elpasodemisdias.blogspot.com/2000/06/budidaya-tanaman-hias-palem.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel