Budidaya Tanaman Buah Jambu Air

Budidaya Tanaman Buah Jambu Air - Hallo sahabat elpasodemisdias, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Budidaya Tanaman Buah Jambu Air, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Budidaya Tanaman Buah-Buahan, Artikel Pertanian All, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Budidaya Tanaman Buah Jambu Air
link : Budidaya Tanaman Buah Jambu Air

Baca juga


Budidaya Tanaman Buah Jambu Air

Jambu Air
( Eugenia aquea Burm )

I. UMUM
1.1. Sejarah Singkat
Jambu air berasal dari tempat Indo Cina dan Indonesia, tersebar ke Malaysia dan pulau-pulau di Pasifik. Selama ini masih terkonsentrasi sebagai tumbuhan pekarangan untuk konsumsi keluarga. Buah Jambu air tidak hanya sekedar cantik menyegarkan, tetapi mempunyai keragaman dalam penampilan.

Jambu air (Eugenia aquea Burm) dikategorikan salah satu jenis buah-buahan potensial yang belum banyak disentuh pembudidayannya untuk tujuan komersial. Sifatnya yang gampang busuk menjadi problem penting yang perlu dipecahkan. Buahnya sanggup dikatakan tidak berkulit, sehingga rusak fisik sedikit saja pada buah akan mempercepat busuk buah.

1.2. Sentra Penanaman
Menurut data statistik dari Dinas Tanaman Pangan, Jawa Barat, Kabupaten Karawang, Tangerang, Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Cirebon, Subang dan Bekasi termasuk 10 besar pusat penanaman pohon jambu. Jambu air Cincalo merah banyak terdapat di Karawang dan populer dengan jambu Bolang yang bila matang benar berwarna merah renta kebiruan dengan rasa manis-asam segar sedangkan Jambu air Semarang (merah dan putih) banyak terdapat di Indramayu.

1.3. Jenis Tanaman
Sistematika tumbuhan jambu air ialah sebagai berikut:
Kingdom : Plantarum
Sub Kingdom : Kormophyta
Super Divisio : Kormophyta biji
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Classis : Dycotyledoneae
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Species : Eugenia aquea

Selain itu juga terdapat 2 jenis jambu air yang banyak ditanam, tetapi keduanya tidak begitu menyolok perbedaannya. Ke dua jenis tersebut ialah Syzygium quaeum (jambu air kecil) dan Syzygium samarangense (jambu air besar). Varietas jambu air besar yakni: jambu Semarang, Madura, Lilin (super manis), Apel dan Cincalo (merah dan hijau/putih) dan Jenis-jenis jambu air lainnya adalah: Camplong (Bangkalan), Kancing, Mawar (jambu Keraton), Sukaluyu, Baron, Kaget, Rujak, Neem, Lonceng (super lebat), dan Manalagi (tanpa biji). Sedangkan varietas yang paling komersil ialah Cincalo dan Semarang, yang masing-masing terdiri dari 2 macam (merah dan putih).

1.4. Manfaat Tanaman
Pada umumnya jambu air dimakan segar, tetapi sanggup juga dibentuk puree, sirop, jeli, jam/berbentuk awetan lainnya. Selain sebagai "buah meja" jambu air juga telah menjadi santapan canggih dengan dibentuk salada dan fruit coctail. Kandungan kimia yang penting dari jambu air ialah gula dan vitamin C.

Buah jambu air masak yang cantik rasanya, selain disajikan sebagai buah meja juga untuk rujak dan asinan. Kadang-kadang kulit batangnya sanggup dipakai sebagai obat.

II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
a) Angin sangat berperan dalam pembudidayaan jambu air. Angin berfungsi dalam membantu penyerbukan pada bunga.
b) Tanaman jambu air akan tumbuh baik di tempat yang curah hujannya rendah/kering sekitar 500-3.000 mm/tahun dan ekspresi dominan kemarau lebih dari 4 bulan. Dengan kondisi tersebut, maka jambu air akan memperlihatkan kualitas buah yang baik dengan rasa lebih manis.
c) Cahaya matahari kuat terhadap kualitas buah yang akan dihasilkan. Intensitas cahaya matahari yang ideal dalam pertumbuhan jambu air ialah 40-80 %.
d) Suhu yang cocok untuk pertumbuhan tumbuhan jambu air ialah 18-28 derajat C.
e) Kelembaban udara antara 50-80 %.

2.2. Media Tanam
a) Tanah yang cocok bagi tumbuhan jambu air ialah tanah subur, gembur, banyak mengandung materi organik.
b) Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok sebagai media tanam jambu air ialah 5,5-7,5.
c) Kedalaman kandungan air yang ideal untuk tempat budidaya jambu air ialah 0-50 cm; 50-150 cm dan 150-200 cm.
d) Tanaman jambu air sangat cocok tumbuh pada tanah datar.

2.3. Ketinggian Tempat
Tanaman jambu air mempunyai daya pembiasaan yang cukup besar di lingkungan tropis dari dataran rendah hingga tinggi yang mencapai 1.000 m dpl.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Persyaratan Benih/Bibit
Biji berasal dari varietas unggul, berumur lebih dari 15 tahun, produktif dan produksi stabil. Biji berasal dari buah masak pohon, yang besarnya normal dan mulus. Biji dikeringanginkan selama 1-3 hari di tempat teduh. Biji-biji yang memenuhi syarat ialah berukuran relatif besar, ukuran seragam, bernas dan tidak cacat, dianjurkan dalam meggunakan bibit jambu air hasil cangkokan/okulasi. Selain lebih gampang dilakukan, cara ini lebih cepat menghasilkan buah.

3.1.2. Persiapan Benih
a. Bibit Enten (Grafting)
Model sambungan yang terbaik ialah sambungan celah. Batang bawah berasal dari bibit hasil perbanyakan dengan biji yang berumur 10 tahun, sedangkan pucuk berasal dari pohon induk unggul. Setelah disambung bibit dipelihara selama 2-3 bulan

b. Bibit Cangkok
Cabang yang akan dicangkok berada pada tumbuhan yang unggul dan produktif. Cabang yang dipilih tidak telalu tua/muda, berwarna hijau keabu-abuan/kecoklat-coklatan dengan diameter sedikitnya 1.5 cm. Setelah 2-2.5 bulan (sudah berakar), bibit segera dipotong dan ditanam dipolibag dengan media gabungan : pupuk sangkar 1 : 1. Bibit dipelihara selama 1 bulan.

3.1.3. Teknik Penyemaian Benih
Persemaian sanggup dilakukan di dalam bedengan atau di polibag.
a. Bedengan
1. Olah tanah sedalam 30-40 cm dengan cangkul kemudian keringkan selama 15-30 hari.
2. Buat bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm, panjang sesuai lahan dan jarak antar bedengan 60 cm.
3. Campurkan 2 kg/m2 pupuk sangkar dengan tanah bedengan.
4. Buat sungkup bedengan berbentuk setengah bundar dengan tinggi pusat bundar minimal 50 cm. Naungi sungkup dengan plastik bening.

b. Polybag
1. Lubangi dasar polybag diameter 10-15 cm.
2. Isi polibag dengan media berupa gabungan tanah, pupuk sangkar (2 : 1).
3. Simpan polybag di dalam sungkup.

3.1.4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pemeliharaan pembibitan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari, terutama bila kemarau.
b) Penyiangan dilakukan sesuai dengan pertumbuhan gulma.
c) Pemupukan setiap 3 bulan dengan urea, SP-36 dan KCl (2:1) sebanyak 50-100 gram/m2 atau 4 gram/polibag.
d) Penyemprotan pestisida dengan konsentrasi 30-50% dari takaran anjuran.
e) Membuka sungkup bila cuaca cerah secara berangsur-angsur semoga tumbuhan sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungan kebun.

3.1.5. Pemindahan Bibit
Bibit di bedengan dipindahkan ke polybag setelah berumur 6 bulan. Pindah tanam ke lapangan dilakukan setelah bibit berumur 10-12 bulan di persemaian.

3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Persiapan
Calon tempat tumbuh tumbuhan jambu air harus dibersihkan dahulu dari banyak sekali pengganggu seperti: rerumputan, semak/onak dan binatang. Lahan hanya diolah di lubang tanam dan dilaksanakan 15-30 m hari sebelum tanam. Jarak tanam jambu air ialah 8 x 8 m dengan lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm.

3.2.2. Pembukaan Lahan
Tanah yang akan dipergunakan untuk Tanaman jambu air dikerjakan semua secara bersama, tumbuhan pengganggu ibarat semak-semak dan rerumputan dibuang, dan benda-benda keras disingkirkan kemudian tanah dibajak atau dicangkul hingga dalam, dengan mempertimbangkan bibit yang akan ditanam. Bila bibit berasal dari cangkokan pengolahan tanah tidak perlu terlalu dalam tetapi bila hasil okulasi perlu pengolahan yang cukup dalam. Kemudian dibuatkan kanal air selebar 1 m dan kedalam diubahsuaikan dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan air yang kurang lancar. Tanah yang kurus dan kurang humus/tanah cukup liat diberikan pupuk hijau yang dibentuk dengan cara mengubur ranting-ranting dan dedaunan, dengan kondisi ibarat ini dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun kemudian dilanjutkan pembuatan bedengan sesuai dengan kebutuhan.

3.2.3. Pengapuran
Pengapuran tanah sebaiknya dilakukan 1 atau 2 bulan menjelang hujan.

3.2.4. Pemupukan
Sebelum penanaman kedalam lubang tanam perlu dimasukkan pupuk sangkar sekitar 1 blek minyak tanah. Jika perlu ditambah 2 genggam pupuk NPK. Setelah itu perlu diberi pelindung

3.3. Teknik Penanaman
Penanaman jambu air sanggup dilakukan di pot/di kebun, Jika yang dipakai ialah bibit cangkokan maka penanaman batang lebih dalam semoga pohon sanggup tumbuh secara kuat.

3.3.1. Penentuan Pola Tanam
Bibit jambu air dikebun sanggup ditanam dengan pola tanam/jarak tanam 8 x 8 m.

3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam sebaiknya dibentuk pada tamat ekspresi dominan kemarau/menjelang ekspresi dominan hujan, semoga pada ketika mendekati ekspresi dominan hujan, tumbuhan sudah berdiri. Dengan demikian tumbuhan gres (pada ekspresi dominan hujan) tidak perlu disiram 2 kali sehari. Penyiapan lubang tumbuhan terdiri dari:
a. mula-mula tanah digali di tempat yang sudah ditentukan;
b. ukuran lubang ukuran lubang: panjang x lebar x dalam = 60 x 60 x 60 cm. atau panjang x lebar x dalam = 1 x 1 x 0,5 m.
3.3.3. Cara Penanaman

Bibit jambu air ditanam ke dalam lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm. Perlu memperhatikan kedalaman penanaman dan waktu penanaman sebaiknya dilaksanakan persis pada awal ekspresi dominan hujan dan pada sore hari.

3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman dilakukan sebelum tumbuhan berumur 1 bulan. Bibit yang tidak tumbuh diganti dengan bibit gres yang ditanam pada lubang tanam yang sama.

3.4.2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan maksud menyuburkan tanah, membuang rumput liar/tanaman liar (kalau ada) atau hewan yang mendekap diantara tanah. Dengan penyiangan sanggup menyidik keadaan lapisan tanah.

3.4.3. Pemupukan
Pemupukan jambu air sanggup diberikan sebelum berbuah dan sehabis berbuah, sebaiknya setelah dilakukan penyiangan.
a. Tanaman belum berbuah
1. Pupuk sangkar diberikan sekali gus pada awal ekspresi dominan hujan.
2. Pupuk urea diberikan 1/3 bersamaan dengan pupuk kandang.
3. 2 ahad setelah itu, sisa urea diberikan bersamaan dengan TSP dan KCl.

b. Tanaman sudah berbuah
1. Pupuk sangkar diberikan sekaligus pada awal ekspresi dominan hujan.
2. Pupuk urea 2/3, TSP 1/2, KCl 1/3 diberikan pada ketika tumbuhan belum berbunga (bersamaan dengan sumbangan pupuk sangkar dan ketika hujan pertama mulai turun).
3. Sisa pupuk diberikan setelah buah membesar (umur buah sekitar 1-2 bulan semenjak berbunga dan ukuran buah ± sebesar telur puyuh). Cara sumbangan pupuk tersebut sebaiknya dibenam dalam Rorak (got) sedalam 20-30 cm mengelilingi tajuk pohon. Dosis pupuk bagi pohon jambu air umur ³ 15 tahun.
4. Pupuk kandang: maksimal 30 kaleng minyak tanah.
5. Pupuk Urea, pupuk TSP, pupuk KCl (masing-masing) : 2500 gram.

Kenaikan takaran pupuk tersebut setiap tahun setelah jambu air berumur ³ 10 tahun ialah:
a) Pupuk kandang: 2 kaleng minyak tanah.
b) Pupuk Urea: 100 gram.
c) Pupuk TSP: 50 gram.
d) Pupuk KCl: 50-100 gram.
3.4.4. Pengairan dan Penyiraman

Tanaman jambu air yang hidup pada tanah dengan kedalaman air tanah 150-200 cm, pada ekspresi dominan kemarau sangat memerlukan penyiraman, semoga tanah tetap lembab. Ketika masih muda, selama 2 ahad pertama tumbuhan muda perlu diairi 1-2 kali sehari. Jika sudah cukup besar dan perakarannya dalam, tumbuhan disirami 10-12 kali sebulan.

3.4.5. Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan dilakukan secara teratur 1-2 kali seminggu. Awal penyemprotan dilakukan ketika buah jambu air sebesar telur puyuh (umur ± 1-2 bulan semenjak berbunga). Akhir penyemprotan dilakukan ketika buah jambu air akan dipetik (sebulan sebelum dipetik dan warna buah sudah berubah) atau hingga tanda-tanda serangannya hilang. Ketika hendak melaksanakan penyemprotan pestisida, atau pupuk daun/hormon, kita harus memperhatikan cuaca waktu itu. Kalau langit mendung dan kemungkinannya akan turun hujan, sebaiknya penyemprotan ditunda dulu.

3.4.6. Pemeliharaan Lain
Pemangkasan dilakukan dengan tujuan untuk membentuk pohon, pemeliharaan dan peremajaan. Membentuk pohon: dilakukan setelah mencapai ketinggian 2 meter, dengan ketinggian 1,35-1,5 m dari permukaan tanah dan potongan yang dipangkas ialah cabang/tunas. Untuk pemeliharaan: dilakukan setiap ketika kecuali ketika tumbuhan sedang berbunga, potongan yang ditanam ialah dahan-dahan yang tua, yang mati kering, luka serta tidak sempurna. Untuk peremajaan: memangkas seluruh potongan tumbuhan yang sudah kelewat tua, tidak berproduksi atau diserang hama.

3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
a. Ulat kupu-kupu gajah
Ciri: panjang 12 cm, warna hijau muda kebiru-biruan, bertubuh gemuk dan lunak, tertutup lapisan lilin keputih-putihan. Telur-telurnya ditaruh di tepi daun, 2-3 butir bersama-sama, warna merah muda. Kepompong berada di antara beberapa daun atau di sebelah bawah daun. Ulat-ulat tersebut sangat rakus memakan daun. Pengendalian: dengan cara mengumpulkan telur, ulat, dan kepompong untuk dimusnahkan.

b. Kutu perisai hijau
Ciri: panjang kutu 3-5 mm, warna hijau (kadang agak kemerahan). Melekat pada bagian-bagian pohon yang hijau dan di potongan bawah daun. Menyebabkan terjadinya cendawan hitam ibarat jelaga. Pengendalian: cara alami dimakan oleh beberapa macam kepik (merah tua, panjang 5 mm dan biru panjang 6 mm) dan ulat (warna merah muda, panjang 13 mm). Kutu ini di ekspresi dominan penghujan sanggup musnah oleh serangan beberapa macam cendawan.

c. Keluang dan codot
Pengendalian: buah-buahan yang hampir renta dibungkus kantong kertas/kain-kain bekas.
d. Pasilan atau benalu
Pengendalian: dibuang dan dibersihkan.

e. Lalat buah (dacus pedestris)
Buah dan daun yang terjangkit oleh ulat ini. Lalat ini meletakkan telurnya pada daging buah, sehingga setelah menetas larvanya memakan buah jambu air. Pengendalian: dengan insektisida Diazinon atau Bayrusil yang disemprotkan ke pohon, daun dan buah yang masih pentil dengan takaran sesuai anjuran.

f. Penggerek batang
Pengendalian: dengan cara menyumbatkan kapas yang telah direndam insektisida Diazinon atau Bayrusil kedalam lubang batang yang digerek.

g. Ulat penggulung/pemakan daun

3.5.2. Penyakit
a. Gangguan pada akar
Pemupukan yang kurang hati-hati pada jambu air yang sedang berbuah sanggup mengakibatkan akar tumbuhan luka, maka bunga atau buah jambu air sanggup rontok. Semua ini terjadi lantaran tumbuhan tidak menerima suplai air dan zat masakan sebagaimana mestinya akhir rusaknya akar tersebut. Selain itu tanah yang berlebihan supali air juga sanggup merontokkan bunga/buah, alasannya sebab air yang menggenang menciptakan akar susah bernafas dan mengundang cendawan yang bisamembusukkan akar.

b. Gangguan pada buah
Penyebab: ulat (lalat) buah dan sejenis cendawan yang menjadikan buah rontok, busuk. Serangga ini pribadi menyerang buah dengan ciri noda berwarna kecoklatan atau kehitaman pada permukaan buah. Pengendalian: (1) cara membungkus buah sewaktu masih dipohon (2) dengan penyemprotan insektisida thioda (2-3 cc/liter air) dan fungisida dithane (3 cc/liter air)

3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen
Tanaman jambu air sanggup berbuah setelah berumur 3-4 tahun, berbunga sebanyak 2 kali dalam setahun (Juli dan September) dan buahnya masak pada Agustus dan Nopember. Ciri-ciri buah yang sanggup dipanen dinilai dari tingkat kematangan menurut warna kulit buah, yaitu hijau muda, hijau tua, hijau sedikit merah hijau- merah dan merah hijau. Keadaan fisik buah juga menjadi kriteria dalam panen yaitu semakin terlihat matang buah yang nampak, maka semakin merah warna kulitnya dan makin besar pula ukuran fisiknya.

3.6.2. Cara Panen
Buah dipetik dari rangkaiaanya dengan hati hati jangan hingga rusak, apalagi jatuh.

3.6.3. Periode Panen
Masa berbuah jambu air sanggup lebih dari 1 kali dalam setahun, tergantung pada keadaan lingkungan.

3.6.4. Prakiraan Produksi
Buah jambu air jenis merah-hijau sanggup dipanen bila warna merah pada buah jambu lebih banyak dari pada warna hijaunya, Pada ketika tersebut nisbah TPT/asam dan Vitamin C-nya masing-masing ialah 80,8 dan 48 kg/100 gram

3.7. Pascapanen
3.7.1. Pengumpulan
Buah hasil panen dikumpulkan dimasukan kedalam keranjang plastik dan disimpan sementara di ruangan yang sejuk. Buah dari jenis yang berbeda tidak disatukan dengan jenis yang lain.

3.7.2. Penyortiran dan Penggolongan
Pisahkan buah yang cacat dari yang baik, kemudian klasifikasikan buah menurut ukurannya. Buah dicuci higienis dengan air mengalir atau dialiri air kemudian ditiriskan di rak pengeringan.

3.7.3. Penyimpanan
Buah yang telah dikemas disimpan di tempat yang teduh kering dan sejuk.

3.7.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Buah dikemas dalam keranjang plastik dan disusun rapi semoga tidak berpindah tempat selama dalam pengangkutan. Sebaiknya bauh disimpan dalam cold storage bila tidak pribadi diangkut ke pasar.

IV. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
4.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya jambu air seluas 1 hektar dengan jarak tanam 8 x 8 m, populasi 156 pohon di Jawa Barat pada tahun 1999.
  1. Biaya produksi tahun ke-1
    1. Sewa Lahan
    2. Bibit 160 batang @ Rp. 3.000,-
    3. Pupuk
      - Pupuk sangkar 6 ton @ Rp. 150.000,-/ton
      - Urea 25 kg @ Rp. 1.500,-
      - SP-36 25 kg @ Rp.1.900,-
      - KCl 25 kg @ Rp. 1.800,-
    4. Pestisida 4 liter
    5. Tenaga kerja
      - Lubang tanam, ajir 15 HKP @ Rp. 7.500,-
      - Beri pupuk 5HKP + 10 HKW @ Rp. 5.000,-
      - Tanam 5 HKP + 6 HKW
      - Pemeliharaan 40 HKP+20 HKW
  2. Biaya produksi tahun ke-2 s.d. ke-4
    1. Pupuk
      - Pupuk sangkar 10 ton @ Rp. 150.000,-
      - Urea 75 kg @ Rp. 1.500,-
      - SP-36 50 kg @ Rp.1.900,-
      - KCl 50 kg @ Rp.1.800,-
    2. Pestisida 5 liter
    3. Tenaga kerja
      - Tenaga pemeliharaan 50 HKP+50 HKW
    4. Alat
  3. Biaya produksi tahun ke-5 s.d. ke-15
    1. Pupuk
      - Pupuk sangkar 24 ton @ Rp. 150.000,-
      - Urea 125 kg @ Rp. 1.500,-
      - SP-36 300 kg @ Rp.1.900,-
      - KCl 150 kg @ Rp. 1.800,-
    2. Pestisida 7 liter
    3. Alat
    4. Tenaga kerja
      - Pemeliharaan 50 HKP + 60 HKW
      - Panen & pasca panen 40 HKP + 50 HKW
      Jumlah biaya produksi dalam 15 tahun
  4. Pendapatan dari hasil produksi (15 tahun) : 73,32 ton
  5. Keuntungan higienis 15 tahun
  6. Parameter kelayakan perjuangan
    1. B/C rasio

Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.


Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.


Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.

30.000.000,-
480.000,-

900.000,-
37.500,-
47.500,-
45.000,-
625.000,-

112.500,-
87.500,-
67.500,-
400.000,-


1.500.000,-
112.500,-
95.000,-
90.500,-
781.250,-

625.000,-
600.000,-


3.600.000,-
187.500,-
570.000,-
270.000,-
1.093.750,-
450.000,-

675.000,-
550.000,-
125.574.000,-
219.960.000,-
94.386.000,-

= 1,752
Panen dimulai pada tahun ke 5 dan laba mulai diraih pada tahun ke enam.
4.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Prospek komoditi jambu air cukup cerah, alasannya undangan terhadap komoditi ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Hanya dalam membudidayakan tumbuhan jambu air perlu menentukan jenis yang tepat, yakni yang banyak digemari masyarakat, ibarat cincalo.

V. STANDAR PRODUKSI
5.1. Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan teladan dan cara pengemasan.

5.2. Diskripsi



5.3. Klasifikasi dan Standar Mutu



5.4. Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan ibarat terlihat di bawah ini. Dari setiap kemasan diambil teladan sebanyak 20 buah dari potongan atas, tengah dan bawah. Contoh tersebut diacak bertingkat (startified random sampling) hingga diperoleh minimum 20 buah untuk dianalisis.
a. Jumlah kemasan dalam partai (lot) hingga dengan 100, teladan yang diambil 5.
b. Jumlah kemasan dalam partai (lot) 101 hingga dengan 300, teladan yang diambil 7.
c. Jumlah kemasan dalam partai (lot) 301-500, teladan yang diambil 9.
d. Jumlah kemasan dalam partai (lot) 501-1000, teladan yang diambil 10.
e. Jumlah kemasan dalam partai (lot) lebih dari 1000, teladan yang diambil 15 (minimum).

Petugas pengambil teladan harus memenuhi syarat yaitu orang yang berpengalaman atau dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan tubuh hukum.

5.5. Pengemasan
Jambu air dikemas dengan peti kayu/bahan lain yang sesuai dengan berat higienis maksimum 30 kg. Dibagian luar kemasan diberi label yang bertuliskan antara lain: nama barang, golongan ukuran, jenis mutu, nama/kode perusahaan, berat bersih, negara/tempat tujuan, hasil Indonesia, tempat asal.

VI. REFERENSI
6.1. Daftar Pustaka
Sarwono B. (1990). Jenis-jenis Jambu Air Top. Jakarta, Trubus.
Guntur, Henny. (1985). Jambu Baron. Jakarta, Asri.
Kanisius, Aksi agraris. (1980). Bertanam Pohon Buah-buahan I.
Yayasan Kanisius, Yogyakarta.(1987). Bertanam Jambu Air. Jakarta, Trubus.

6.2. Personil
Bibit tumbuhan jambu air sanggup diperoleh dari :
Karya Tani, Jl. Cilandak KKO, Jakarta Selatan
Dewi Jaya, Jl. Raya Hankan, Desa Pondok Melati, Kel. Jati Warna, Pondok Gede (Bekasi).
Pondok Palasari, Jl. Cempaka Putih Barat I/1, Jakarta
Suwarto, Jl Kedoya Raya No. 293, RT 004/03, Kebon Jeruk, Jakarta.
Bursa Bibit PT. Penebar Swadaya, Jl. Gunung Sahari III/7 Jakarta Pusat.


Sumber dari warintek


Demikianlah Artikel Budidaya Tanaman Buah Jambu Air

Sekianlah artikel Budidaya Tanaman Buah Jambu Air kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Budidaya Tanaman Buah Jambu Air dengan alamat link http://elpasodemisdias.blogspot.com/2000/07/budidaya-tanaman-buah-jambu-air.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel