Budidaya Tanaman Hias Gladiol

Budidaya Tanaman Hias Gladiol - Hallo sahabat elpasodemisdias, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Budidaya Tanaman Hias Gladiol, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Budidaya Tanaman Hias, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Budidaya Tanaman Hias Gladiol
link : Budidaya Tanaman Hias Gladiol

Baca juga


Budidaya Tanaman Hias Gladiol

Gladiol
(Gladiolus hybridus)

I. UMUM
1.1. Sejarah Singkat
Gladiol merupakan tumbuhan bunga hias berupa tumbuhan semusim berbentuk herba termasuk dalam famili Iridaceae. Gladiol berasal dari bahasa latin "Gladius" yang berarti pedang kecil, menyerupai bentuk daunnya. Berasal dari Afrika Selatan dan menyebar di Asia semenjak 2000 tahun. Tahun 1730 mulai memasuki daratan Eropa dan berkembang di Belanda.
Tanaman gladiol yang termasuk subklas Monocotyledoneae, berakar serabut, dan tumbuhan ini membentuk pula akar kontraktil yang tumbuh pada dikala pembentukan subang baru. Kelebihan dari bunga potong gladiol yaitu kesegarannya sanggup bertahan usang sekitar 5-10 hari dan sanggup berbunga sepanjang waktu.

1.2. Sentra Penanaman
Sentra produksi bunga gladiol di Indonesia untuk kawasan Jawa Barat terdapat di Parongpong (Bandung), Salabintana (Sukabumi) dan Cipanas (Cianjur). Di Jawa tengah terdapat di kawasan Bandungan (Semarang) sedangkan di Jawa Timur berada di kawasan Batu (Malang).

1.3. Jenis Tanaman
Klasifikasi tumbuhan gladiol yaitu sebagai berikut:
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Pteropsida
Klas : Angiospermae
Subklas : Monocotyledoneae
Ordo : Iridales
Famili : Iridaceae
Genus : Gladiolus
Spesies : Gladiolus hybridus
Hasil penelitian tahun 1988, Indonesia mengenal 20 varietas gladiol dari Belanda kemudian diuji multi lokasi di kebun percobaan Sub Balai Penelitian Hortikultura Cipanas. Tiga varietas diantaranya mempunyai penampilan yang paling indah, (warna dan bentuknya berbeda dengan gladiol lama), yaitu: White godness (putih), Tradehorn (merah jingga), dan Priscilla (putih). Ragam jenis bunga gladiol yaitu :
a) Gladiolus gandavensis, berukuran besar, susunan bunga terlihat bertumpang tindih, panjang 90-150 cm.
b) Gladiolus primulinus. berukuran kecil, sangat menarik. Bertangkai halus tetapi kuat dan panjangnya mencapai 90 cm.
c) Gladiolus ramosus. Panjang tangkai bunga 100-300 cm.
d) Gladiolus nanus. Tangkai bunga melengkung, dan panjang hanya 35 cm.
Beberapa kultivar bunga gladiol lainnya yang telah di uji di Indonesia adalah: Red Majesty, Priscilla, Oscar, Rose Supreme, Sanclere, Dr. Mansoer, Albino, Salem, Marah Api, Queen Occer, Ceker dan lain sebagainya

1.4. Manfaat Tanaman
Gladiol di produksi sebagai bunga potong yang mempunyai nilai ekonomi. Dan mempunyai nilai estetika. Bunga potong juga merupakan sarana peralatan tradisional, agama, upacara kenegaraan dan keperluan ritual lainnya.

II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
a. Gladiol membutuhkan curah hujan rata-rata 2.000-2500 mm/tahun. Di Indonesia gladiol sanggup ditanam sepanjang tahun, baik pada animo kemarau maupun animo hujan.
b. Tanaman gladiol membutuhkan sinar matahari penuh untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Keadaan kurang optimal akan mengakibatkan bunga mengering dan floret tidak terbentuk secara normal. Kekurangan cahaya terjadi pada waktu pembentukan daun ke 5, 6, dan 7, yang mengakibatkan kekeringan tampak pada kuncup bunga saja. Kultifat Eurovision, Peter, Friendship, Jessica, dan Mascagni kurang peka terhadap cahaya matahari.
c. Tanaman gladiol tumbuh baik pada suhu udara 10-25 derajat C. Suhu udara rata-rata kurang dari 10 derajat C akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terhambat, jikalau berlangsung usang pertumbuhan tumbuhan sanggup terhenti. Suhu udara maksimum pertumbuhan gladiol yaitu 27 derajat C, kadang kala sanggup mengikuti keadaan hingga suhu udara 40 derajat C, bila kelembaban tanah dan tumbuhan relatif tinggi.

2.2. Media Tanam
a) Jenis tanah yang cocok untuk tumbuhan gladiol yaitu andosol dan latosol yang subur, gembur dan banyak mengandung materi organik.
b) Tanaman bunga gladiol sanggup tumbuh subur diatas tanah yang mempunyai pH 5,5-5,9.
2.3. Ketinggian Tempat
Tanaman gladiol sanggup tumbuh dengan baik di kawasan ketinggian 500-1500 m dpl dan beriklim sejuk.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
Bibit sanggup berasal dari pembiakan generatif, vegetatif, dan kultur jaringan. Umumnya, pembibitan yang berasal dari vegetatif dan kultur jaringan lebih cepat sanggup dipetik hasilnya dari pada pembibitan dengan cara generatif.

3.1.1. Persyaratan Benih
Bibit dari subang bibit yang baik menghasilkan bunga berdiameter minimum 2,5 cm, kecuali untuk kultivar Golden Boy yang cukup berdiameter 1 cm. Bibit harus dipilih yang sehat, tidak cacat. Bibit vegetatif yang baik yang mempunyai daya kecambah lebih dari 90%. Bibit generatif harus berasal dari induk dengan pertumbuhan baik dan cukup umur.

3.1.2. Penyiapan Benih
Perbanyakan generatif gladiol dengan biji, dipakai untuk mendapat kultivar gres bukan untuk tujuan bibit produksi. Biji didapat dengan cara penyerbukan buatan dibantu manusia.
Perbanyakan vegetatif gladiol dilakukan dengan memakai umbi (anak subang), bibit belah (subang belah), kultur jaringan maupun suspensi sel. Umbi dan anakan umbi diambil dari tumbuhan yang sudah dipanen. Teknik kultur jaringan merupakan salah satu cara alternatif untuk menanggulangi kendala-kendala dalam perbanyakan secara konvensional. Bibit (subang) yang dibutuhkan untuk 1 hektar lahan yaitu sekitar 213.063 buah.
Subang dan anak subang yang akan dijadikan bibit tidak sanggup segera tumbuh bila ditanam meskipun pada lingkungan tumbuh yang cocok dan optimal, lantaran memerlukan masa dormansi. Selama masa dormansi subang dan anak subang yang telah kering disimpan ditempat yang beraliran udara baik dan terhindar dari cahaya matahari langsung. Subang yang telah dipisahkan dari batangnya disimpan selama ± 2 minggu.

3.1.3. Teknik Penyemaian Benih
Biji gladiol sanggup eksklusif disemai, tanpa mengalami masa dormansi, biji akan berkecambah setelah 7-12 hari. Daun yang tumbuh dari biji hanya berjumlah 1-2 helai. Tanaman tumbuh hingga kira-kira 5 bulan dan menghasilkan anak subang yang berdiameter kurang dari 1 cm. Anak subang ini kemudian memasuki masa dormansi.

3.1.4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Penanaman gladiol dengan bibit anak subang yang gres muncul dari stolon yang menghubungkan subang induk dengan subang baru. Perbanyakan dengan memakai anak subang yang berdiameter sekitar 1,0 cm memerlukan 2 kali penanaman untuk mencapai ukuran subang yang sanggup menghasilkan bunga. Penanaman pertama dari anak subang tersebut memerlukan waktu sekitar 4 bulan hingga panen subang kecil.
Subang kecil hasil panen pertama akan berdiameter sekitar 2 cm. Subang kecil setelah dipanen akan mengalami masa dormansi minimal 3,5 bulan. Setelah masa dormansi terlewati, subang kecil sanggup ditanam kembali. Waktu yang diharapkan untuk penanaman kedua kira-kira sama dengan waktu penanaman pertama. Subang dari panenan kedua akan berdiameter 3 cm dan merupakan bibit yang siap berbunga. Untuk rata-rata setiap kultivar gladiol, anak subang yang berdiameter sekitar 1 cm akan menjadi subang bibit yang siap berbunga dalam waktu 16 bulan.

3.1.5. Pemindahan Bibit
Bibit gladiol siap ditanam bila sudah melewati masa dormansinya dengan ciri munculnya akar berupa tonjolan kecil berwarna putih melingkar dibagian bawah subang. Pecahnya dormansi juga ditandai dengan munculnya mata tunas. Bila tunas mencapai tinggi 1 cm, maka subang siap ditanam. Penanaman yang terlambat mengakibatkan tunas semakin tinggi dan akar semakin panjang, sehingga akan terjadi kerusakan akar pada waktu penanaman,

3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Persiapan
Lahan yang akan di tanami gladiol perlu di ukur pH tanahnya. Bila sesuai dengan pH tanah yang disyaratkan, lakukan pengukuran luas lahan yang akan ditanami. Kemudian analisa jenis tanah, apa bila lahan tersebut sebelumnya pernah ditanami gladiol sebaiknya tanah didiamkan minimal selama satu tahun.

3.2.2. Pembukaan Lahan
Lahan yang telah dianalisa, diukur dan dibersihkan dari gulma, batu-batuan, serta tumbuhan liar lain, kemudian bajak dan dicangkul hingga gembur. Pengolahan lahan sebaiknya dilakukan 2 ahad sebelum tanam.

3.2.3. Pembentukan Bedengan
Bila pemanenan bunga dilakukan setiap saat, maka lahan yang dipakai sebaiknya dibentuk beberapa petak. Pemetakan lahan dimaksudkan biar sanggup diatur mana untuk lahan yang akan diolah, ditanami, dan dipanen. Pada setiap petakan dibentuk selokan (saluran air), biar drainase baik dan tumbuhan sanggup tumbuh dengan subur. Lahan selanjutnya diberi pupuk dasar biar tanah tidak kekurangan unsur haranya.
Luas arel petakan dibentuk sesuai dengan kebutuhan, Bila kebutuhan pasar sebanyak 1.000 tangkai setiap dua minggu, maka dibutuhkan lahan seluas 600 m2. Lahan dibentuk menjadi 7 petak dengan luas setiap petak 72 m2.

3.2.4. Pengapuran
Pengapuran dilakukan pada tanah yang mempunyai derajat kemasaman tanah (pH) kurang dari 5,5.

3.2.5. Pemupukan
Pemberian pupuk dasar dilakukan pada dikala tanam. Pupuk yang diberikan yaitu yang mengandung unsur N, K, Ca dan P, yang diberikan sesuai takaran yang dianjurkan.

3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Penentuan Pola Tanam
Tanaman gladiol sanggup ditanam dengan sistem guludan atau tanpa guludan. Jika pengairan memakai cara leb, maka penanaman sebaiknya dengan guludan biar air irigasi tidak merusak struktur tanah. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam cara penanaman yaitu tempat dan waktu penanaman serta jarak dan kedalaman tanaman. Tempat penanaman gladiol harus terkena cahaya matahari langsung. Atap plastik yang tembus cahaya dan higienis dipakai untuk menghindari kerusakan akhir hujan. Jadwal penanaman diubahsuaikan dengan kebutuhan berkisar antara 60-80 hari, lantaran umur tumbuhan tergantung pada kultivarnya.

3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibentuk dengan mencangkul lahan sedalam 10-15 cm, untuk subang berdiameter ³ 2,5 cm.

3.3.3. Cara Penanaman
Subang ditanam setelah masa dormansi sekitar 3,5 bulan. Cara penanaman dengan guludan, yang diubahsuaikan dengan kedalaman tanam subang gladiol. Bila kedalaman 10-15 cm, maka tinggi guludan dibentuk ³ 15 cm dengan anggapan bahwa lapisan tanah atas lambat laun akan menurun. Bila dilakukan tanpa guludan maka sering kali tumbuhan rebah atau tangkai bunga bengkok yang mengakibatkan turunnya kualitas bunga.
Kerapatan tumbuhan perlu diperhatikan lantaran menentukan kekekaran tumbuhan dan kualitas bunga. Jika jumlah tumbuhan per meter persegi terlalu banyak, maka tumbuhan akan menjadi lemah dan panjang. Semakin kecil diameter subang maka kerapatan tanam semakin besar. Untuk anak subang berdiameter kurang dari 1 cm, biasanya ditanam dalam barisan pada guludan. Jarak tanam untuk subang berdiameter ³ 4 cm yaitu 20 x 20 cm sedangkan untuk subang yang berdiameter lebih kecil ditanam lebih rapat.
Dalam menentukan kedalaman tanam yang perlu diperhatikan yaitu tekstur tanah dan waktu tanam. Pada tekstur tanah yang berat, (tanah liat dan berlempung) subang harus ditanam lebih dangkal dari pada tanah yang ringan dan berpasir. Pada animo kemarau subang ditanami lebih dalam dibanding animo penghujan. Suhu tanah akan lebih rendah pada tempat yang lebih dalam. Letak bibit yang dangkal, terutama pada tanah berpasir, akan menjadikan tumbuhan gampang rebah.

3.3.4. Pemberian Ajir
Pemberian ajir pada tumbuhan bunga gladiol dilakukan apabila tumbuhan rebah atau tangkai bunga bengkok yang mengakibatkan turunnya kualitas bunga. Hal ini sanggup terjadi bila penanaman bunga dilakukan tanpa memakai guludan.

3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyiangan
Penyiangan gulma pada pertanaman anak subang penting lantaran gulma sanggup menutupi pertumbuhan anak subang sehingga pertumbuhan terhambat dan menyulitkan dalam pemanenan. Penyiangan biasa dilakukan sebelum proteksi pupuk N (saat berumur sekitar 25 hari setelah tanam) dan dilakukan tiga kali dalam satu siklus tanaman.

3.4.2. Pembubunan
Pembubunan dilakukan bersamaan waktunya dengan penyiangan, untuk menjaga biar subang gres yang tumbuh tidak terlihat di atas tanah.

3.4.3. Pemupukan
Tanaman gladiol memerlukan pemupukan biar tumbuhan tumbuh cepat dan berproduksi dengan baik. Jumlah pupuk yang diberikan sangat bervariasi tergantung pada tekstur tanah, keadaan lingkungan, curah hujan, pengairan dan kandungan hara di dalam tanah. Pada tanah berpasir, diharapkan pemupukan lebih sering terutama pada animo penghujan. Pemupukan dilakukan dua kali (umur 20 hari dan 45 hari setelah penanaman).
Dosis pemupukan gladiol 90-135 kg N (diberikan sebagian dalam bentuk nitrat, sebagian lagi amonium), 90-180 kg P (sebagai P2O5) dan 110-180 kg K (sebagai K2O) per hektar pada tanah berpasir. Pupuk diberikan tidak sekaligus, pertama dikala tanam, ( pupuk K dan P), setelah tanam membentuk 2-3 helai daun diberikan pupuk N sepertiga dosis. Pemberian pupuk N kedua dan ketiga masing-masing dilakukan pada dikala mulai terbentuknya primordia bunga dan setelah panen bunga. Pemupukan terakhir sangat penting guna pembesaran subang dan pembentukan anak subang. Pupuk yang dipakai biasanya TSP dan Urea, masing-masing sebanyak satu sendok teh untuk setiap tanam.

3.4.4. Pengairan dan penyiraman
Pengairan harus diperhatikan lantaran drainase kuat terhadap tanaman. Penyiraman dilakukan hanya apabila tanah mulai kering (musim kemarau).

3.4.5. Waktu Penyemprotan Pestisida
Kerusakan tumbuhan gladiol sanggup disebabkan oleh hama atau penyakit, yang sanggup diatasi dengan pestisida yang tepat. Penanggulangan serangan hama dipakai pestisida padat (Aldikarb), dengan takaran 300 gram/100 m2 air. Digunakan pestisida cair (Permetrin dan deltametrin) takaran 5 cc per 100 m2. Pemberantasan penyakit dipakai pestisida Procymidon, takaran 5 gram/100 m2, atau Kaptofol, takaran 400 gram/100 liter air. Pemberian pestisida sebaiknya setelah tumbuhan berumur 50 hari.

3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
a. Thrips gladiol (Taeniothrips simplex / Mor)
Hama ini sering dijumpai disetiap area pertanaman gladiol di seluruh dunia, yang sanggup menimbulkan kerusakan berat (di lapangan). Gejala: bercak-bercak berwarna keperak-perakan pada permukaan daun, merusak jaringan daun/bunga dan mengisap cairan yang keluar dari cuilan tumbuhan dengan memakai alat mulutnya. Tanaman yang terjangkit hama ini akan timbul bercak-bercak putih dan kesudahannya menjadi coklat dan mati. Serangga muda (nimfa) berwarna kuning pucat dan lebih suka makan pada cuilan bunga dan kuncup. Panjang badan hama dewasa ± 2,5 mm, berbentuk ramping, pipih, berwarna coklat renta atau hitam. Pengendalian: sanggup dilakukan dengan penyiangan gulma atau dengan memakai insektisida yang mengandung dimetoat, endusolfan, formothion, karbaril, merkaptodimetur dan metomil.
b. Kutu putih (Pseudococcus sp.)
Gejala: menyerang umbi gladiol dikala penyimpanan, dan di lapangan, dengan menusukan alat mulutnya kedalam umbi untuk menghisap cairan tanaman, sehingga tunas/akar terhambat pertumbuhannya dan gagal panen. Pada serangan berat umbi jadi keriput, kering dan mati. Ukuran badan serangga dewasa betina 4 mm dan bisa bertelur hingga 200 butir (diletakan berkelompok). Pengendalian: merendam subang dalam larutan insektisida 30-60 menit, yang mengandung materi aktif asefat, nikotin, triazofos, kuinalfos dan lainnya.
c. Ulat pemakan daun (Larva Lepidoptera)
Gejala: hama ini menyerang dengan menciptakan lubang-lubang pada permukaan daun dan bunga. Bentuk, warna, ukuran larva-larva sebagai minor pest pada tumbuhan gladiol sangat bervariasi, tergantung pada spesiesnya. Panjang ulat famili Lymantriidae mencapai 3,5-4,0 cm. Penanggulangan: menyemprot insektisida berbahan aktif Bacillus thuringiensis.

3.5.2. Penyakit
a. Layu fusarium (Penyakit bacin kering fusarium)
Penyebab: cendawan F. oxysporum var. gladiol atau F. orthoceras var gladiol. Gejala: daun gladiol yang terjangkit menguning, agak memilin. Pada serangan yang lebih lanjut, pertumbuhan tumbuhan kerdil dan gampang patah. Pada subang yang terjangkit tampak bercak dan dalam keadaan lembab hifa patogen yang berwarna putih menyerupai kapas menutupi permukaan bercak tadi dan menjalar kebagian tumbuhan lainnya. Pengendalian: menyimpan subang ditempat tidak lembab serta merendam sebelum ditanam, kedalam larutan suspensi fungisida benlate selama 30 menit.
b. Busuk kering
Penyebab: cendawan Botrytis cinerea atau B. gladiolorum. Gejala: bunga berbintik-bintik, berkembang menjadi bercak-bercak, subang yang terjangkit bacin daun bintik-bintik agak kelabu, kemudian berkembang menjadi bercak-bercak berwarna hitam keabu-abuan. Pengendalian: menganginkan (mengeringkan) subang yang dipanen sebelum disimpan pada tempat yang kering atau dengan menyemprotkan fungisida captan, zineb atau nabam.
c. Busuk keras
Penyebab: Septoria gladioli, Gejala: sama dengan tanda-tanda bacin kering, tetapi berbeda pada badan buah patogennya. Bintik-bintik kecil coklat tampak pada permukaan cuilan bawah/bagian atas daun yang terjangkit patogen. Tanaman/bibit yang terjangkit patogen tersebut umumnya berasal dari anak subang, sedang yang berasal dari subang jarang terserang. Pengendalian: sama menyerupai untuk bacin kering.
d. Busuk kubang (Busuk kapang biru)
Penyebab: cendawan Penicillium gladioli yang termasuk patogen lemah. Patogen masuk dan menginfeksi subang gladiol bila di cuilan subang terdapat luka yang disebabkan oleh serangga, alat-alat pertanian dan sebagainya. Gejala: pada subang yang terjangkit patogen tersebut terdapat lesio berwarna merah kecoklatan yang dalam waktu singkat cuilan tersebut akan ditutupi koloni cendawan berwarna biru dan subang membusuk. Pengendalian: menyimpan subang dengan baik, setelah dikering udarakan dahulu, serta mencegah subang luka.
e. Hawar bakteri
Penyebab: Xanthomonas gummisudan. Yang berkembang dengan cepat pada keadaan lingkungan yang berair atau drainase kurang baik. Gejala: ada bercak-bercak horizontal cekung berair berwarna hijau renta yang bermetamorfosis coklat dan berkembang hingga menutupi hampir seluruh permukaan daun hingga daun kering. Patogen ditularkan melalui subang atau percikan air hujan. Pengendalian: menentukan subang yang sehat dan merendam subang tanpa kulit selama 2 jam dalam suspensi larutan bakterisida.

3.6. Panen
Budidaya bunga gladiol sanggup diatur sedemikian rupa sehingga panen sanggup dilakukan setiap minggu. Biasanya budidaya tumbuhan gladiol dilakukan menurut pesanan pasar, sehingga panen sanggup terus dilakukan pada waktu yang telah ditentukan.

3.6.1. Ciri dan Umur Panen
Tanaman gladiol berbunga pada umur 60-80 hari setelah tanam, tergantung pada kultivarnya. Bunga pertama akan mekar sekitar 10 hari setelah primordia bunga muncul.
Bunga sanggup dipetik setelah warna dari 1 atau 2 floret terbawah telah sanggup dilihat dengan terperinci tetapi belum mekar. Jika kuncup bunga dibiarkan hingga mekar penuh, kerusakan akan gampang terjadi terutama selama pengemasan dan pengangkutan. Bila bunga dipanen terlalu awal, (sebelum floret terbawah menampakan warna bunga), maka akan ada kemungkinan bunga tidak sanggup mekar dengan sempurna.

3.6.2. Cara Panen
Pemanenan dilakukan secara hati-hati dengan menyertakan 2-3 daun pada tangkai bunga dan menyisakan daun-daun pada tumbuhan sebanyak mungkin minimum 4 daun. Pemotongan tangkai bunga dengan pisau tajam dan higienis supaya terhindar dari kontaminasi jasad renik Jika memakai pisau tumpul, terjadi luka lebih lebar pada permukaan dasar tangkai bunga, memungkinkan terjadi infeksi.

3.6.3. Periode Panen
Bunga gladiol tergolong bunga yang gampang kehilangan air. Sebaiknya panen bunga dilakukan pagi hari, lantaran dikala tersebut bunga gladiol berturgor optimum. Kandungan karbohidrat yang rendah sanggup diperbaiki dengan larutan pengawet yang mengandung gula.
Panen bunga tidak dianjurkan pada dikala suhu udara tinggi (siang hari) atau pada turgor rendah, bunga berair oleh embun, hujan atau lantaran lain. Bunga yang berair akan gampang terjangkit oleh cendawan Botrytis gladiolorum (blight), walaupun pada kondisi suhu udara yang rendah.

3.6.4. Prakiraan Produksi
Untuk seluas 1 hektar akan menghasikan panen bunga ± sebanyak 200.000 potong. Budidaya bunga potong gladiol sanggup diatur sedemikian rupa sehingga panen bunga (pemanenan terbanyak) dilakukan setiap minggu. Secara teknis sanggup diatur dengan pemetakan lahan, sehingga dalam satu dikala terdapat lahan siap olah, siap tanam, dan siap panen.

3.7. Pascapanen
3.7.1. Pengumpulan
Bunga gladiol sangat peka terhadap kekuatan gaya berat dan akan selalu cenderung melengkung pada suhu udara tinggi, sehingga berakibat terjadinya perubahan bentuk dan penurunan kualitas. Oleh lantaran itu bunga potong gladiol yang dipanen dikumpulkan dan diletakan tegak lurus diruangan pada suhu udara rendah (selama penyimpanan/pengangkutan).

3.7.2. Penyortiran dan Penggolongan
Setelah dipanen, dilakukan penyortiran dan penggolongan sesuai dengan ukuran. Bunga dibersihkan dari kotoran yang menempel, dengan hati-hati,(bila perlu) cukup diperciki atau disemprot air saja. Hal ini menjaga biar mahkota bunga tidak rusak.
Bunga dipilih yang manis bentuknya, tidak terkena penyakit atau luka, dikelompokan sesuai dengan kebutuhan, (berdasarkan tingkat kesegaran/ukuran bunga). Penggolongan ini dimaksudkan untuk mempertahankan nilai jual sehingga bunga yang manis tidak turun harganya akhir tercampur dengan yang bunga gladiol yang berkualitas rendah.

3.7.3. Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga sebelum hingga kekonsumen, biasanya dilakukan pada dikala bunga:
a) Baru saja dipetik, menunggu pemanenan selesai.
b) Setelah dipanen tidak segera dijual/diangkut.
c) Diperjalanan sebelum hingga kekonsumen.
Dalam tahap ini, bunga dikondisikan biar tetap segar, lantaran bunga potong sangat sensitif terhadap kekurangan cairan tubuh maka air yang hilang harus diimbangi dengan larutan perendam yang mengandung air dan senyawa lain yang diperlukan. Penyimpanan berkaitan bersahabat dengan suhu udara. Makin rendah suhu udara, makin lambat terjadi penurunan mutu. Suhu udara penyimpanan bunga yang berasal dari kawasan tropika relatif lebih tinggi, umumnya berkisar antara 0-5 derajat C.

3.7.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Sistem pengemasan yang baik bertujuan melindungi bunga selama pengangkutan dan sebagai sarana promosi yang sanggup meningkatkan harga jual. Cara pengemasan yang paling sederhana yaitu dengan membungkus tangkai bunga dengan daun pisang, kemudian memasukan kedalam bejana berisi air sehingga tangkai bunga tercelup dan membungkus cuilan atas bunga dengan plastik yang sebelumnya sudah dilubangi. Pengemasan menyerupai ini umum dilakukan oleh pedagang pengecer yang eksklusif berafiliasi dengan konsumen. Pengemasan yang lebih baik biasa untuk bunga yang akan menempuh perjalanan atau untuk promosi, dipakai materi pengawet yaitu sukrosan dan 8-hydroxyquinoline citrate.
Mengingat sifat bunga yang selalu dikonsumsi dalam keadaan segar dan manis berpenampilan maka dituntut sistem pengangkutan yang bisa bergerak cepat. Faktor yang perlu diperhatikan yaitu suhu udara selama pengangkutan dan susunan kemasan biar tidak terlalu tinggi serta tahan goncangan. Sarana pengangkutan biasa memakai kendaraan beroda empat box yang dilengkapi alat pengatur suhu udara.

IV. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
4.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya gladiol luas lahan 1 ha dalam 1 animo tanam yang dilakukan pada tahun 1999 di kawasan Bogor.
  1. Biaya produksi:
    1. Bibit: umbi bibit (subang) 190.000 bh @ Rp. 50,-
    2. Pupuk
      - Pupuk buatan NPK: 100 kg @ Rp. 2000,-
      - (Urea, TSP, KCL): 834 kg @ Rp. 4.500,-
    3. Tenaga kerja
      - Tenaga kerja sewa 120 OH @ Rp. 10.000,-
      - Tenaga kerja keluarga 120 OH @ Rp. 15.000,-
    4. Pestisida: 15 kg @ Rp. 75.000,-
    5. Sewa lahan/ha

Jumlah biaya produksi
  1. Pendapatan: bunga potong (tangkai) 214.000 @ Rp. 100,-
  2. Keuntungan
  3. Parameter kelayakan usaha
    1. Rasio output/input

Rp.

Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.

Rp.
Rp.

=

9.500.000,-

200.000,-
3.753.000,-

1.200.000,-
1.800.000,-
1.125.000,-
1.500.000,-

19.078.000,-

21.400.000,-
2.322.000,-

1,122
4.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Usaha tani gladiol merupakan perjuangan komersial lantaran sebagian besar produksinya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar atau konsumen. Berdasarkan hal tersebut, pengkajian aspek Agro Ekonomi perjuangan tani gladiol meliputi kegiatan produksi, konsumsi dan pemasaran.
Kebanyakan perjuangan tani gladiol dilakukan di kawasan dataran tinggi setelah tumbuhan sayuran, tumbuhan padi dan tumbuhan hias lainnya (Warsito dan Sutater, 1889). Produksi per hektar bunga potong gladiol di tingkat petani gres mencapai 169.189 tangkai dan produksi bibit (subang) mencapai 136.406 umbi (Ameriana, dkk., 1991).
Volume undangan dalam negeri 127.200 tangkai per ahad (BCI dan Nehem, 1987), terdapat kecenderungan bahwa undangan terus meningkat. Untuk mengimbangi undangan konsumen, rumpang hasil produksi bunga harus ditingkatkan demikian juga mutu bunga potongnya. Sampai dikala ini DKI Jakarta masih merupakan pasar bunga potong terbesar dengan volume penjualan perminggu mencapai 54.700 tangkai dibandingkan dengan kota lainnya. Hal ini sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat, pembangunan, komplek perumahan, perkotaan, dan perkembangan pariwisata (Sutater dan Asandhi, 1991).

Pasar bunga potong asal Indonesia akhir-akhir ini cukup menggembirakan. Tim Direktorat Bina Produksi Hortikultura (1988) mencatat bahwa peringkat ekspor bunga ke Eropa yaitu bunga potong (43,38%), tumbuhan hias (38,65%), dan umbi bunga (12,26%). Dalam artikel "Indonesia Belum Tanggapi Dunia akan Permintaan Bunga Potong Tropis" (1992) dicatat bahwa konsumsi bunga potong untuk kota-kota besar hingga sekarang masih didominasi oleh Jakarta, menyerap 60% dari total produksi bunga nasional. Bisnis bunga mencapai Rp. 2,15 milyar per bulan atau 25,8 milyar per tahun di Jakarta terdapat 327 florist dan 227 kios penjual bunga. Dalam artikel "Dari Bisnis Asalan Menuju Industri Bunga " (1993) dilaporkan bahwa konsumsi bunga potong 1992 di kota-kota besar menyerupai Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Denpasar, Semarang, dan Ujung Pandang 1.928.000 tangkai, 1.283.250 tangkai untuk Jakarta, lantaran hotel-hotel di Jakarta sebulan menghabiskan biaya sebesar Rp. 75.000 - Rp. 85 juta untuk pembelian bunga.

V. STANDAR PRODUKSI
5.1. Ruang Lingkup
Standar produksi meliputi: pembagian terstruktur mengenai dan standar mutu, cara pengambilan pola dan pengemasan.

5.2. Diskripsi
Standar mutu bunga gladiol potong di Indonesia tercantum dalam standar Nasional Indonesia SNI 01-4479-1998

5.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Berdasarkan panjang tangkainya, bunga gladiol dikelompokan dalam lima kelas yaitu Super, Panjang, Medium, Pendek dan Mini.
a) Kelas super: panjang tangkai > 95 cm
b) Kelas panjang: panjang tangkai 76-94 cm
c) Kelas medium: panjang tangkai 61-75 cm
d) Kelas pendek: panjang tangkai 51-60 cm
e) Kelas mini: panjang tangkai 30-50 cm
Selain menurut panjang tangkai, bunga gladiol dikelompokan menurut penampilan dan kondisi fisik lainnya sehingga terdapat bunga gladiol potong dengan mutu kelas AA, A, B dan C.
a. Panjang tangkai (cm): kelas AA>95; kelas A=76-94; kelas B=61-75; kelas C=51-60.
b. Jumlah minimum floret pertangkai: kelas AA=16; kelas A=14; kelas B=12; kelas C=10.
c. Keseragaman (%): kelas AA=100; kelas A=95: kelas B=95; kelas C<95. d. Warna spesifik (%): kelas AA=100; kelas A=95; kelas B=95; kelas C<95. e. Bebas hama/penyakit (proses): kelas AA=100; kelas A=95; kelas B=95; kelas C<95. f. Kelurusan tangkai: kelas AA lurus; kelas A lurus; kelas B sedang; kelas C kurang. g. Jumlah floret mulai mekar: kelas AA=1-2; kelas A=1-2; kelas B=2-3; kelas C=2-3. h. Kerusakan mekanis (%): kelas AA=0; kelas A=5; kelas B=10; kelas C>10.
i. Benda asing/kotoran (%): kelas AA=0; kelas A=1; kelas B=2; kelas C=3.
Untuk mendapat jenis dan mutu yang sesuai dengan standar maka harus dilakukan pengujian yang meliputi:
a. Penetapan panjang tangkai bunga
Hitung jumlah seluruh bunga contoh, ukur satu persatu bunga contoh, kemudian pisahkan bunga yang panjangnya tidak memenuhi syarat kelas yang disebutkan dalam kemasan. Hitung jumlah seluruh bunga pola yang panjangnya memenuhi syarat. Hitung presentase bunga yang panjangnya memenuhi syarat terhadap seluruh bunga contoh.
b. Penetapan jumlah floret per tangkai, jumlah floret mulai mekar, kerusakan mekanik
Hitung jumlah seluruh bunga contoh, hitung satu persatu jumlah floret per tangkai dari seluruh bunga pola kemudian pisahkan tangkai bunga yang jumlah floretnya tidak memenuhi syarat kelas yang disebutkan dalam kemasan. Hitung jumlah seluruh bunga pola yang jumlah floret per tangkainya memenuhi syarat. Hitung prosentase bunga yang memenuhi syarat terhadap jumlah seluruh bunga contoh.
c. Penetapan keseragaman, warna spesifik dan bebas hama
Hitung jumlah seluruh bunga contoh, amati satu per satu bunga contoh, kemudian pisahkan bunga yang tampak tidak seragam. Hitung jumlah bunga seragam dan hitung prosentase bunga yang seragam terhadap jumlah seluruh bunga contoh.
d. Penetapan kelurusan tangkai
Letakan bunga gladiol yang diuji diatas meja kerja yang telah diberi garis lurus sepanjang 1 meter atau lebih. Bagian pangkal tangkai yang lurus diletakan pada garis lurus tersebut, sementara itu cuilan ujung tangkai yang melengkung akan menjauhi garis lurus tadi. Ukur jarak ujung tangkai bunga terhadap garis lurus diatas meja memakai mistar yang tersedia. Deviasi atau kurvaktur maksimal 7,5 cm tergantung kelas.
e. Penetapan benda asing
Pisahkan dan kumpulkan benda aneh yang dijumpai pada bunga atau dalam kemasan bunga contoh. Selanjurtya timbang benda aneh tersebut dan juga seluruh bunga contoh. Hitung presentase berat benda aneh terhadap berat seluruh bunga contoh.

5.4. Pengambilan Contoh
Dari satu partai atau lot bunga gladiol yang terdiri atas maksimum 1.000 kemasan, pola diambil secara acak sejumlah menyerupai tersebut berikut ini:
a) Contoh yang diambil semua, jumlah kemasan bunga dalam partai 1-5.
b) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 5, jumlah kemasan bunga dalam partai 6-100.
c) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 7, jumlah kemasan bunga dalam partai 101-300.
d) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 9, jumlah kemasan bunga dalam partai 301-500.
e) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 10, jumlah kemasan bunga dalam partai 501-1001.
Dari setiap kemasan pola yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnya tiga tangkai bunga. Untuk kemasan pola dengan isi kurang dari tiga tangkai, diambil satu tangkai. Dari sejumlah tangkai yang terkumpul kemudian diambil secara acak pola yang berjumlah sekurang-kurang lima tangkai diuji. Petugas pengambil pola harus memenuhi syarat, yaitu orang yang telah dilatih terlebih dahulu dan diberi wewenang untuk melaksanakan hal tersebut.

5.5. Pengemasan
Untuk pasar lokal, bunga gladiol boleh tidak dikemas, bunga diletakkan berdiri dalam bejana plastik yang diberi air perendam tangkai. Kedalam air perendam seyogyanya ditambahkan materi pengawet bunga. Untuk pasar jarak jauh, bunga gladiol sebaiknya dikemas dengan keranjang bambu yang diberi lapisan daun pisang, lembaran plastik atau kertas. Untuk eksport bunga gladiol harus dikemas dengan kotak karton yang sesuai dengan diberi lapisan plastik tipis atau kertas dibagian dalamnya. Ujung tangkai bunga diberi kapas yang dibasahi dengan larutan pengawet kemudian ditutup plastik. Jumlah bunga dalam tiap kemasan diubahsuaikan dengan undangan pasar.
Label atau gantungan (tag) yang menyertai setiap kemasan harus gampang dilihat/diambil dan berisi informasi.
a) Produksi Indonesia.
b) Nama perusahaan/eksportir.
c) Nama kultivar.
d) Kelas mutu.
e) Jumlah bunga dalam kemasan.
f) Berat kotor.
g) Berat bersih.
h) Identitas pembelian ditempat tujuan.
i) Tanggal panen dan asumsi daya tanah.
j) Petunjuk penanganan (suhu udara, kelembaban) yang dianjurkan.

VI. REFERENSI
6.1. Daftar Pustaka
a) Rosa Widyawan, Bunga Potong (Tinjauan Literatur), Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (LIPI), Jakarta, 1994.
b) Rahardi, F., dan Sriwahyuni, Agribisnis Tanaman Hias, Penebar Swadaya, 1993
c) Agus Muharan dkk., Gladiol, Balai Penelitian Tanaman Hias (Badan Penelitian dan Pengembangan), Jakarta, 1995


Demikianlah Artikel Budidaya Tanaman Hias Gladiol

Sekianlah artikel Budidaya Tanaman Hias Gladiol kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Budidaya Tanaman Hias Gladiol dengan alamat link https://elpasodemisdias.blogspot.com/2000/06/budidaya-tanaman-hias-gladiol.html

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel