Budidaya Flora Hias Gerbera / Hebras

Budidaya Flora Hias Gerbera / Hebras - Hallo sahabat elpasodemisdias, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Budidaya Flora Hias Gerbera / Hebras, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Budidaya Tanaman Hias, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Budidaya Flora Hias Gerbera / Hebras
link : Budidaya Flora Hias Gerbera / Hebras

Baca juga


Budidaya Flora Hias Gerbera / Hebras

Gerbera / Hebras
( Gerbera jamensonii )

I. UMUM
1.1. Sejarah Singkat
Gerbera merupakan tumbuhan bunga hias berupa herba tidak berbatang. Masyarakat Indonesia menyebut gerbera sebagai gebras atau hebras. Tanaman ini merupakan salah satu tumbuhan hias pendatang dari luar negri (introduksi) dan diduga berasal dari Afrika Selatan, Afrika Utara dan Rusia. Penemu tumbuhan gerbera ialah Traug Gerber, seorang naturalis berkebangsaan Jerman yang melaksanakan ekspedisi ke Afrika Selatan. Selanjutnya diketemukan gerbera bibit unggul oleh Jamenson. Berawal dari kedua penemu tersebut, tumbuhan gerbera dikukuhkan dengan nama Gerbera jamessonii Bolus. Tanaman hias ini masuk ke Indonesia sekitar kurun XIX bersamaan dengan lintas perdagangan komoditi pertanian.

1.2. Sentra Penanaman
Sentra penanaman bunga potong tumbuhan gerbera di Indonesia yaitu di kawasan Kaban Jahe, Barus Jahe, dan Simpang Empat (Sumatra Utara, Brastagi), Cipanas, Lembang dan Sukabumi (Jabar), Bandungan (Jateng), Batu dan Pujon (Malang Jatim). Sentra produksi tumbuhan gerbera di dunia ialah negara Belanda dan Thailand.

1.3. Jenis Tanaman
Klasifikasi botani tumbuhan hias gerbera ialah sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Famili : Compositae/Asteraceae
Genus : Gerbera
Spesies : Gerbera jamensonii
Dari keragaman bentuk bunga, terutama struktur helai mahkota bunganya dikenal empat jenis gerbera yang telah dibudidayakan di Indonesia yaitu:
a. Gerbara berbunga selapis: helai mahkota bunga tersusun selapis dan umumnya berwarna merah, kuning dan merah jambu.
b. Gerbera berbunga dua: helai mahkota tersusun bervariasi lebih dari satu. Lapis helai mahkota pecahan luar nampak sekali perbedaan susunannya. Contoh berbunga lapis dua yaitu Gerbera jamensonii Fantasi Double Purple yang berwarna merah.
c. Gerbera berbunga tiga lapis: pola dari bunga jenis ini ialah Gerbera jamensonii Fantasi Triple Red yang berbunga mayoritas merah, kemudian bervariasi kuning atau hijau kekuningan.
d. Jenis gerbera yang dihasilkan oleh Holand Asia Flori Net di Belanda, dengan ukuran yang lebih besar dari ke tiga jenis di atas. Varitas yang ditanam ialah Gerbara yustika (pink merah), Orange Jaffa (oranye cerah), Ventury (oranye tua).

1.4. Manfaat Tanaman
Selain sebagai bunga potong yang sanggup tahan hingga 3 minggu, Tanaman hias gerbera merupakan salah satu penghasil minyak atsiri untuk materi baku industri minyak wangi, sabun dan kosmetik.

II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
a. Curah hujan yang diharapkan untuk pertumbuhan tumbuhan ini berkisar antara 1.900-2.800 mm/tahun.
b. Daerah yang paling baik ialah kawasan yang beriklim sejuk dengan suhu udara minimum 13,7-18 derajat C dan maksimum 19,5-30 derajat C. Suhu udara ideal di awal pertumbuhan 22 derajat C. Jika melebihi 35 derajat C, perkecambahan benih akan terganggu.

2.2. Media Tanam
a) Tanah yang baik untuk tumbuhan hias gerbera yaitu tanah lempung yang berpasir, subur dan banyak mengandung materi organik atau humus.
b) Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya hebras berkisar 5,5-6,0.

2.3. Ketinggian Tempat
Di Indonesia di tanam mulai dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian tempat antara 560-1.400 m dpl.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Persyaratan Benih
Tanaman diperbanyak dengan cara generatif dan vegetatif. Benih diseleksi dari biji yang mempunyai daya kecambah atau daya tumbuh yang tinggi dan berpenampilan bernas. Jika bibit dibeli dari toko, perhatikan tanggal kadaluarsanya.
Perbanyakan vegetatif memakai cara kultur jaringan/anakan. Bahan kultur jaringan memakai mata tunas lateral dari pohon atau batang tumbuhan gerbera yang sehat dan dari jenis yang unggul.
Bibit anakan didapatkan dari rumpun tumbuhan gerbera yang anakannya banyak, induknya produktif berbunga, tumbuhnya normal, sehat dan berasal dari tumbuhan jenis unggul. Keperluan bibit anakan untuk ditanam di lahan terbuka 1 ha sekitar 80.000-90.000 jika jarak tanam 25 x 40 cm.

3.1.2. Penyiapan Benih
Benih yang berasal dari biji disemaikan dahulu sebelum dipindahtanamkan ke lapangan. Penyemaian sanggup dilakukan pada bak-bak penyemaian atau pot-pot kecil maupun pot yang berdiameter cukup besar. Sebaiknya media semai diberi sungkup plastik supaya kelembaban dan suhu udara tetap stabil serta terlindung dari matahari langsung.
Bibit yang didapat dari kultur jaringan yaitu mata tunas yang diambil dari jenis unggul segera dimasukan ke dalam wadah yang mengandung materi sterilisasi yaitu Clorax 30%. Lakukan sterilisasi selama 20 menit. Seusai sterilisasi dengan Clorax segera disterilisasi ulang dengan HgCL2 20% selama 5 menit, kemudian bilas dengan air aquades steril 5 X.
Bibit yang dari anakan dipisahkan dari rumpun gerbera yang sudah dibersihkan dari tanah, sebagian akar tangkai dan daun renta dibuang. Tiap pecahan minimal satu anakan.

3.1.3. Teknik Penyemaian Benih
a. Penyemaian di kolam persemaian
Pilihlah lokasi tempat semai yang mendapat sinar matahari pagi atau di dalam suatu ruangan yang mendapat cahaya buatan 40 watt/m2. Siapkan media semai berupa adonan tanah yang subur halus, pasir dan pupuk sangkar yang telah matang dengan perbandingan 1:1:1. Beri sungkup plastik putih tipis supaya kelembaban mencapai 98%. Sebelum dimasukkan media semai masukkan selapis pecahan kerikil bata atau genting kira-kira 1/3 kolam pesemaian. Lalu isikan media semai 90%.
Semaikan benih gerbera secara merata. Setelah 5-7 hari, sungkup dibuka selama 1 jam pada pagi hari. Dari 7-10 hari sesudah semai sungkup dibuka selama 3 jam/hari, kemudain pecahan atas sungkup dibuka hingga 20 cm dari puncak untuk mendapat kelembaban 90 %. Pada ketika umur bibit mencapai 21 hari, di sore hari sungkup diangkat.
b. Penyemaian secara kultur jaringan
Siapkan media dasar yaitu medium Murashige Skoog ditambah gula 30 gram/liter, Vitamin B dan zat pengatur tumbuh kinetin 5 mg ditambah IAA 0,5 mg/liter. PH sebelum dipanaskan diatur sekitar pH 5,7 dengan penambahan NaOH atau HCl 0,1 N. Medium dibentuk padat dengan Difco Bacto Agar (DBA) sebanyak 7,5 gram/liter. Tanamkan mata tunas lateral, pada umur 45 hari mata tunas beragam mulai terbentuk. Bibit hasil kultur jaringan dipindahkan ke persemaian steril dan dipelihara hingga cukup besar. Selanjutnya bibit dipindahtanamkan ke persemaian biasa dengan komposisi media yang sama dengan persemaian benih.
c. Penyemaian dengan anakan
Tanaman atau bibit anakan yang sudah dibersihkan dari tanah, akar-akar juga daun renta ditanamkan di lahan pembibitan dengan jarak 5 X 10 Cm.

3.1.4. Pemeliharaan Pembibitan/Pesemaian
Siram setiap hari 1 atau 2 kali tergantung cuaca. Pemupukan dilakukan 3 ahad sesudah semai. Larutan pupuk terdiri dari 5-10 gram NPK dalam larutan air 10 liter, sedangkan pupuk daun konsentrasinya diubahsuaikan dengan anjuran. Penjarangan sesudah umur 5-6 minggu.

3.1.5. Pemindahan Bibit
Bibit yang berasal biji siap dipindahtanamkan sesudah tumbuhan berdaun 3-5 helai. Bibit yang berasal dari kultur jaringan siap tanam apabila ukurannya cukup besar, sedangkan bibit yang dari anakan siap dipindahtanamkan sesudah bibit cukup besar lengan berkuasa .

3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1 Persiapan
Tentukan lahan yang strategis dan serasi, bersihkan dari gulma, kemudian olah tanah cukup dalam 30 cm hingga struktur tanah gembur. Biarkan tanah selama 10-15 hari.

3.2.2. Pembukaan Lahan
Tanah diolah dengan teknik yang sama dengan persiapan di atas. Pasang tiang setinggi 100-150 cm di sisi timur dan 80-100 cm di sisi barat. Naungi dengan plastik bening.

3.2.3. Pembentukan Bedengan
Bentuk bedengan selebar 60-80 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara bedengan 40-60 cm. Buat parit keliling untuk terusan pembuangan kelebihan air dan sekaligus sebagai terusan irigasi waktu mengairi tanaman.
Naungan juga sanggup dibentuk sekaligus untuk 2 bedengan dengan tinggi sisi timur dan barat yang sama dengan naungan 1 bedengan. Di antara bedengan dipasang tiang setinggi 150-200 m sehingga atap berbentuk segi tiga.

3.2.4. Pengapuran
Pada tanah yang kemasaman tanahnya rendah (di bawah 5) perlu ditambahkan kapur pertanian ibarat dolomit, kalsit, atau Zeagro. Dosis kapur pertanian berkisar 1-4 ton/ha tergantung pH dan jenis tanahnya.

3.2.5 Pemupukan
Pada ketika pembuatan bedengan tambahkan pupuk sangkar sebanyak 20-30 ton/ha yang disebar merata, kemudian dicampur dengan tanah sambil dibalikkan. Pemberian pupuk sangkar sanggup pula dengan cara per lubang tanam rata-rata 200 gram per lubang atau 2-3 kg/m2 luas lahan.
Media pertumbuhan ialah adonan tanah subur, pasir dan pupuk sangkar atau sekam padi (1:1:1). Siapkan polybag berdiameter 15, 20, 25 dan 30 cm untuk menanam bibit sesuai dengan ukuran dan umurnya. Isi dasar polybag dengan selapis pecahan bata merah/sekam, kemudian diisi dengan media hingga 90%. Pupuk dasar berupa NPK yang diberikan sebanyak 2-4 gram/tanaman pada ketika tanam.

3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Penentuan Pola Tanam
Lubang tanam selebar dan sedalam daun cangkul pada jarak tanam 20-25 Cm dalam barisan dan 35-40 cm antar barisan. Waktu yang terbaik di pagi hari antara jam 06.00-09.00 atau sore antara 15.00-17.00.

3.3.2. Cara Penanaman
Basahi lubang tanam hingga lembab, tanamkan bibit secara tegak ditengah-tengah lubang tanam, sambil memadatkan tanah di sekitar pangkal tanaman. Siramlah bedengan hingga cukup basah.

3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penjarangan dan Penyulaman
Jika ada tumbuhan yang mati/rusak seawal mungkin segera disulam atau diganti dengan tumbuhan yang baik pada lubang yang sama. Periode penyulaman sebaiknya tidak melebihi umur 30 hari sesudah tanam. Waktu penyulaman yang baik pagi/sore hari .

3.4.2. Penyiangan
Ditujukan untuk membersihkan sekitar tumbuhan dari gulma dan sambil menggemburkan tanah. Penyiangan dilakukan pada 7-10 hari sesudah tanam dan 30-35 hari sesudah tanam.

3.4.3. Perempalan
Perempalan dilakukan untuk membuang tunas/cabang yang sudah tua, mengering maupun yang terjangkit penyakit.

3.4.4. Pemupukan
Dilakukan secara rutin sebulan sekali. Jenis pupuk yang dianjurkan NPK serta unsur mikro lainnya. Jumlah pupuk NPK diberikan 2-4 gram/tanaman dengan periode 1 kali dalam sebulan, sehingga untuk setiap hektarnya antara 200-400 kg. Cara pemberiannya dengan cara dibenamkan dalam larikan atau lubang diantara tanaman. Pupuk NPK sanggup diberikan dalam bentuk larutan dengan konsentrasi 10 gram/10 liter air dan diberikan sebanyak 200-250 cc/tanaman dengan periode pertolongan 10 hari sekali. Pupuk daun sanggup diberikan sesuai anjuran.

3.4.5. Pengairan dan Penyiraman.
Pada fase awal pertumbuhan tumbuhan gerbera penyiraman dilakukan 1-2 kali. Pemberian air selanjutnya berangsur-angsur berkurang.

3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
a) Ulat daun dan belalang
Pengendalian: sanggup disemprot dengan insektisida ibarat Decis 2,5 EC atau Agrimec 18 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.

3.5.2. Penyakit
a. Bercak daun
Penyebab: jamur Cercospora gerberae Chuup et Viegas). Gejala: timbul bercak-bercak berwarna coklat, terbentuk bulat/tidak beraturan. Pengendalian: memotong/memangkas bagian-bagian yang terkena penyakit, memelihara sanitasi kebun dan penyemprotan dengan fungisida ibarat Dithane M-45, Antracol 70 WP dan Daconil 75 WP.
b. Kapang kelabu/grey Mould
Penyebab: jamur Botrytis cinere Pers ex Fr.). Gejala: timbul kedaluwarsa bunga, hingga kusut dan diliputi kapang yang berwarna kelabu. Pengendalian: sama dengan penyakit bercak daun.
c. Penyakit tepung
Penyebab: jamur Erysiphe cichoracearum DC). Gejala: daun gerbera diliputi oleh lapisan tepung, daun mengering dan gugur. Pengendalian: sama dengan penyakit bercak daun.

3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen
Bunga gerbera yang siap dipanen ialah kuntum bunganya telah mekar penuh atau ketika bunga setengah hingga ¾ mekar. Pemanenan sekitar umur 6-8 bulan sesudah tanam bibit asal dari biji, atau 3-5 bulan jika bibitnya berasal dari anakan.

3.6.2. Perkiraan Produksi
Pada pertanaman gerbera yang baik dan jenisnya unggul, tiap rumpun gerbera sanggup menghasilkan 5-15 kuntum atau sekitar 140 kuntum bunga per meter luas lahan per tahun.

3.7. Pascapanen
3.7.1. Pengumpulan
Setelah bunga gerbera dipanen, dimasukkan ke dalam baskom berisi air. Kemudian disimpan di tempat yang teduh untuk melaksanakan sortasi.

3.7.2. Penyortiran dan Penggolongan
Sortasi dilakukan pada tangkai bunga yang ukurannya asing dipisahkan secara sendiri. Ikat tangkai bunga dengan karet/tali lentur. Tiap ikatan 10-15 tangkai bunga atau berdasarkan undangan pasar maupun mempertimbangkan segi praktisnya dalam pengangkutan serta penyimpanan.

3.7.3. Pengemasan dan Pengangkutan
Kemas ikatan bunga dalam wadah kotak karton ataupun keranjang plastik dan tutup luka bekas potongan dengan kapas untuk mempertahankan kesegaran. Simpan dikontainer dan siap untuk diangkut.

IV. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
4.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan budidaya bunga gerbera seluas 1.000 m2 yang dilakukan pada tahun 1999 di kawasan Bandung.
  1. Biaya produksi
    1. Sewa lahan 1.000 m2 selama 1 tahun
    2. Bangunan dengan naungan
    3. Bibit
      - Bibit anakan 10.000 tumbuhan
    4. Pupuk
      - Pupuk sangkar 2.000 kg @ Rp. 100,-
      - NPK 400 kg @ Rp. 2.000,-
      - Pupuk daun dan bunga
    5. Tenaga kerja
      - Pengolahan tanah dan pemupukan sangkar 20 HKP
      - Pembuatan bangunan naungan 20 HKP
      - Penanaman 5 HKW
      - Pemeliharan tumbuhan 1 tahun 50 HKW + 5 HKP
      - Panen dan pasca panen 20 HKW + 5 HKP
    6. Biaya cadangan

Jumlah biaya produksi
  1. Pendapatan 8.000 tangkai, 10 bunga/th.x Rp.200,-
  2. Keuntungan per bulan
  3. Parameter kelayakan usaha
    1. Rasio output/input

Rp.
Rp.

Rp.

Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.

Rp.
Rp.

=

150.000,-
3.000.000,-

2.500.000,-

200.000,-
800.000,-
400.000,-

200.000,-
200.000,-
37.500,-
425.000,-
200.000,-
1.000.000,-

9.112.500,-

16.000.000,-
573.950,-

1,756
Keterangan: HKP Hari kerja pria, HKW Hari kerja wanita.


4.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Di Indonesia tumbuhan hias gerbera belum berkembang pesat sebagai komoditas komersial. Dalam agenda penelitian dan pengembangan hortikultura di Indonesia mengklasifikasikan tumbuhan hias gerbera ialah tumbuhan introduksi dari luar negri. Namun apabila tumbuhan hias gerbera berkembang baik di Indonesia niscaya akan sanggup menjadi komoditas potensial/komoditas utama.
Prospek pengembangan budidaya tumbuhan gerbera sanggup dipercaya alasannya peminatnya di dalam negeri semakin banyak. Hal ini sanggup dilihat dengan dominannya bunga ini di dalam rangkaian bunga. Harga satu kuntum bunga gerbera termasuk mahal. 12 tangkai Gerbera berbunga dua lapis (introduksi luar negeri) yang sudah banyak dibudidayakan berharga Rp. 10.000,- di tingkat petani, sedangkan 10 tangkai gerbera ex Holland berharga Rp. 15.000,- di tingkat petani.
Tanaman ini juga sanggup menjadi komoditas ekspor, selain sebagai bunga potong, materi baku industri minyak wangi, sabun dan kosmetik.

V. STANDAR PRODUKSI
5.1. Ruang Lingkup
Standar mencakup penjabaran , syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan pengemasan.

5.2. Diskripsi

5.3. Klasifikasi dan Mutu Standar
Mutu dan pengepakan bunga untuk ekspor ke pasaran Internasional sangat ditentukan oleh negara pengimpor.

5.4. Pengambilan Contoh
Dari satu partai atau lot bunga gerbera yang terdiri atas maksimum 1.000 kemasan, pola diambil secara acak sejumlah ibarat tersebut dalam data di atas:
a) Contoh yang diambil semua, jumlah kemasan bunga dalam partai 1-5.
b) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 5, jumlah kemasan bunga dalam partai 6-100.
c) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 7, jumlah kemasan bunga dalam partai 101-300.
d) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 9, jumlah kemasan bunga dalam partai 301-500.
e) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 10, jumlah kemasan bunga dalam partai 501-1001.
Dari setiap kemasan pola yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnya tiga tangkai bunga. Untuk kemasan pola dengan isi kurang dari tiga tangkai, diambil satu tangkai. Dari sejumlah tangkai yang terkumpul kemudian diambil secara acak pola yang berjumlah sekurang-kurang lima tangkai diuji. Petugas pengambil pola harus memenuhi syarat, yaitu orang yang telah dilatih terlebih dahulu dan diberi wewenang untuk melaksanakan hal tersebut.

5.5. Pengemasan
Ikatan bunga diselubungi dengan kertas khusus sleeves yang menutupi seluruh pecahan bunga kecuali kuntum bunga pecahan atas. Pangkal tangkai bunga diremdam dalam larutan pengawet contohnya larutan gula 6%. Tempat perendaman bersuhu udara masbodoh yaitu sekitar 14-25 derajat C selama 4 jam.
Bunga yang telah diselubungi dikemas di dalam kardus karton/keranjang plastik dengan posisi tegak. Pengangkutan dilakukan dengan kendaraan berpendingin pada suhu udara 7-8 derajat C dengan kelembaban udara 60-65%.

VI. REFERENSI
6.1. Daftar Pustaka
a) Rahmat Rukmana, Ir,. 1995. Gerbera. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
b) Bonus Trubus No. 327. 1997. Bunga-bunga Pot Populer.
c) Trubus No. 293. 1994.


Demikianlah Artikel Budidaya Flora Hias Gerbera / Hebras

Sekianlah artikel Budidaya Flora Hias Gerbera / Hebras kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Budidaya Flora Hias Gerbera / Hebras dengan alamat link https://elpasodemisdias.blogspot.com/2000/06/budidaya-flora-hias-gerbera-hebras.html

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel